Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Gambaran Perkembangan Anak Usia 2-4 Tahun dengan Ketergantungan Gadget di RW 04 Desa Licin Kecamatan Cimalaka Kabupaten Sumedang Hani Nuraeny; Ahmad Purnama Hoedaya; Dedah Ningrum; Popon Haryeti
Jurnal Penelitian Perawat Profesional Vol 5 No 3 (2023): Agustus 2023, Jurnal Penelitian Perawat Profesional
Publisher : Global Health Science Group

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37287/jppp.v5i3.1811

Abstract

Teknologi dan informasi berkembang sangat pesat saat ini diantaranya penggunaan gadget dikalangan anak – anak. Jika anak terlalu sering menggunakan gadget, anak akan ketergantungan dan tidak dapat melakukan banyak hal sehingga menjadi permasalahan yang mengganggu kemampuan untuk belajar dan berkembang. Perlu diketahui anak usia.2-4 tahun berada pada masa perkembangan yang sangat sensitif dan apabila seorang anak diberi gadget, dapat berdampak signifikan pada pertumbuhan dan perkembangannya sehingga mempengaruhi perkembangan selanjutnya hingga dewasa. Selain itu, jika pada usia tersebut sudah kertergantungan gadget ditakutkan terjadi keterlambatan perkembangan. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan gambaran perkembangan anak usia 2-4 tahun dengan ketergantungan gadget. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan metode pengumpulan data menggunakan kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP) yang sudah teruji validitas dan reliabilitas. Populasi dalam penelitian ini adalah anak usia 2-4 tahun di RW 04 Desa Licin yaitu sebanyak 48 responden. Sampel ditetapkan dengan metode total sampling sehingga jumlah sampel menjadi 36 responden yang sesuai kriteria inklusi yaitu menggunakan gadget lebih dari 2 jam dalam sehari. Analisa data yang digunakan yaitu analisis univariat. Hasil penelitian menunjukan bahwa sebagian besar responden memiliki perkembangan pada kategori sesuai sebanyak 23 responden (63,9%), meragukan 10 responden (27,8%), dan penyimpangan sebanyak 3 responden (8,3%). Maka dapat disimpulkan bahwa sebagian besar perkembangan anak usia 2-4 tahun dengan ketergantungan gadget mengalami perkembangan yang sesuai dengan usia nya yaitu sebanyak 23 responden dengan persentase 63,9%. Saran : Perlu edukasi kepada ibu balita untuk tidak mengenalkan gadget terlalu dini kepada anak, supaya anak tidak ketergantungan gadget.
Pengaruh Terapi Relaksasi Terhadap Manifestasi Klinis Hipertensi Di Desa Licin Risma Aulia Rahman; Ahmad Purnama Hoedaya; Dedah Ningrum; Popon Haryeti
Jurnal Ners Vol. 7 No. 2 (2023): OKTOBER 2023
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jn.v7i2.15633

Abstract

Hipertensi menjadi salah satu penyakit kronis yang berisiko mengalami Penyakit Jantung Koroner (PJK), gagal ginjal, gangguan fungsi saraf, menyebabkan stroke bahkan menyebabkan kematian. Hipertensi yaitu dimana kondisi tekanan darah seseorang menunjukkan nilai sistolik ? 140 mmHg dan besar nilai diastolik ? 90 mmHg. Manajemen dari pengendalian hipertensi dapat dilakukan secara non farmakologi yaitu terapi relaksasi otot progresif dan napas dalam. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui bagaimana pengaruh terapi relaksasi terhadap manifestasi klinis hipertensi. Dengan menggunakan metode kuasi eksperimen dan desain one group pre-posttest yaitu satu kelompok intervensi tanpa kelompok kontrol, dengan jumlah responden sebanyak 30 orang menggunakan teknik kriteria purposive sampling. Berdasarkan hasil data diperoleh rata-rata tekanan darah sebelum dilakukan tindakan terapi yaitu 149,46/92,58 mmHg, rata-rata nadi yaitu 83,88x/menit dan rata-rata pusing bernilai 0,76 dan setelah diberikan terapi diperoleh rata-rata tekanan darah sesudah dilakukan tindakan terapi yaitu 141,50/90,17 mmHg, rata-rata nadi yaitu 79,82x/menit dan rata-rata pusing bernilai 0,60. Penggunaan terapi relaksasi terhadap manifestasi klinis hipertensi berupa perubahan nilai tekanan darah, nadi dan pusing memiliki pengaruh yang baik dibuktikan dengan perolehan nilai signifikan dengan nilai p-value sebesar 0,000 < 0,05 maka hipotesis H1 diterima dengan adanya pengaruh terapi relaksasi terhadap manifestasi klinis hipertensi.
Hubungan Pengetahuan dengan Kepatuhan Pencegahan Komplikasi pada Penderita Hipertensi Nurul Assyfa; Ahmad Purnama Hoedaya; Ria Inriyana
Jurnal Keperawatan Florence Nightingale Vol 7 No 1 (2024)
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Stella Maris Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52774/jkfn.v7i1.129

Abstract

The increasing number of deaths and the rising risk of complications underscore the importance of managing and controlling hypertension. Knowledge and adherence to hypertension management are crucial factors in controlling blood pressure and its complications. Patient compliance in managing hypertension is vital to prevent potentially fatal complications. However, insufficient knowledge about prevention can impact adherence levels. This study aims to explore the relationship between hypertension knowledge and adherence to complication prevention among hypertensive patients in Cimanggung Village. This was quantitative observational analytic research with a cross-sectional approach involving 95 respondents in Cimanggung Village. The sampling technique used proportional random sampling method. The research instruments used are the hypertension knowledge level scale questionnaire and the hypertension complication prevention adherence questionnaire. The Spearman-Rank statistical test resulted in a p-value of 0.023 (p<0.05), indicating that there is a relationship between knowledge and compliance with hypertension complication prevention. Better knowledge about hypertension correlates with improved adherence to complication prevention measures. The majority of respondents have good knowledge and are mostly adherent to complication prevention measures. Increasing knowledge is expected to enhance patients' compliance in adhering to treatment and preventing complications. The suggestion of this research is to conduct a directed and sustainable education program to the people of Cimanggung Village about the importance of managing hypertension and preventing its complications
Efektifitas Pemberian Terapi Relaksasi Genggam Jari Terhadap Tekanan Darah Pada Pra Lansia Penderita Hipertensi Tiara Nurannisa Firdaus; Ahmad Purnama Hoedaya; Ria Inriyana
Jurnal Keperawatan Florence Nightingale Vol 7 No 1 (2024)
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Stella Maris Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52774/jkfn.v7i1.193

Abstract

Hypertension remains a major challenge worldwide, both in developed and developing countries, and is the leading contributor to non-communicable disease-related deaths. The aim of this study is to determine the effectiveness of finger grip relaxation therapy on blood pressure in pre-elderly individuals with hypertension in Licin Village. The research employs a quantitative method with a Pre-Experimental One Group Pre-post test design. It was conducted by first observing the variables before the intervention, and then measuring them again after the intervention using a sphygmomanometer. The sample was selected using purposive sampling, resulting in 10 respondents who met the study's inclusion and exclusion criteria. The results showed that the average systolic blood pressure decreased by 10.00 mmHg and diastolic blood pressure decreased by 5.00 mmHg after the intervention. Based on the t-Test, a significant value of 0.000 was obtained for systolic blood pressure and 0.008 for diastolic blood pressure, leading to the conclusion that finger grip relaxation therapy effectively lowers blood pressure in pre-elderly individuals with hypertension in Licin Village. It is hoped that respondents will continue to practice finger grip relaxation therapy in accordance with the guidelines provided during the research, namely in a relaxed state while taking deep breaths twice a day in the morning and evening for five consecutive days.
Pengetahuan Keluarga terhadap Pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga (TOGA) untuk Meningkatkan Kesehatan Fisik Lansia di Desa Cipancar Kecamatan Sumedang Selatan: Family Knowledge on the Utilization of Family Medicinal Plant (TOGA) for Improving the Physical Health of Elderly in Cipancar Village, Sumedang Selatan District Ira Apriani Nurbaeti; Dewi Dolifah; Ahmad Purnama Hoedaya
Jurnal Surya Medika (JSM) Vol. 10 No. 2 (2024): Jurnal Surya Medika (JSM)
Publisher : Institute for Research and Community Services Universitas Muhammadiyah Palangkaraya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33084/jsm.v10i2.4852

Abstract

Pemeliharaan kesehatan dapat dilakukan melalui pemanfaatan tanaman obat yang memiliki banyak khasiat. Kesehatan lansia yang rentan mengalami masalah kesehatan memerlukan perhatian penting dari keluarga. Penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran pengetahuan keluarga terhadap pemanfaatan tanaman obat keluarga (TOGA) untuk meningkatkan kesehatan fisik lansia. Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Jumlah sampel sebanyak 37 responden dengan teknik total sampel. Kriteria inklusi dalam studi ini adalah keluarga dengan lansia diatas 60 tahun, tanaman obat keluarga (TOGA) yang diteliti adalah jenis rimpang dan daun serta keluarga dengan lansia yang berada di luar daerah sebagai kriteria eksklusi. Analisis univariat data kategorik menggunakan presentase dan distribusi frekuensi. Penelitian menunjukkan hasil, pengetahuan keluarga terhadap pemanfaatan TOGA untuk meningkatkan kesehatan fisik lansia adalah keluarga yang memiliki pengetahuan kurang sebanyak 54,05%, berpengetahuan cukup sebanyak 35,14% dan keluarga yang memiliki pengetahuan baik sebanyak 10,81%. Pengetahuan keluarga tentang pemanfaatan TOGA sebagian besar mengetahui sebagai upaya penyembuhan (kuratif) sebanyak 78,38% dan sebagai upaya pencegahan pencegahan (preventif) sebanyak 21,62. Sebagian besar masyarakat telah menanam tanaman obat keluarga (TOGA) namun pengetahuan pemanfaatan TOGA untuk meningkatkan kesehatan fisik lansia masih kurang.