Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

Pengaruh Desain Pada Kesakralan Masjid Hasbi, Rahil Muhammad; Musdinar, Inggit
Arsir Vol 4, No 2 (2020): Arsir
Publisher : Universitas muhammadiyah palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32502/arsir.v4i2.2482

Abstract

The Mosque is considered as the House of Almighty, Allah SWT, and also a place of worship for Muslims; doing salat, pray, reciting Quran, etc. When doing salat or praying, Muslims need to focus and concentrate, therefore they need a serene atmosphere that can support to focus and concentrate when they are doing the salat or praying and other activities. This condition can happen if the mosque produces a sacred atmosphere.Understanding the meaning of the sacred can vary in each individual. Each individual has her/his way to understand the meaning of sacredness. These differences emerge because of many factors which can influence the meaning of sacredness in a mosque. Therefore this study wants to find out what factors can influence the sacredness of a mosque and whether mosque design is one of the factors which have greatly influenced the sacredness of a mosqueThe research method is a qualitative method using grounded theory. The results of the study stated that the design was the most chosen factor by respondents as a factor influencing the sacredness of the mosque
PREFERENSI GAYA ARSITEKTUR HUNIAN BERDASARKAN TIPE KEPRIBADIAN Rahil Muhammad Hasbi; Rizki Dawanti
Vitruvian : Jurnal Arsitektur, Bangunan dan Lingkungan Vol 10, No 3 (2021)
Publisher : Universitas Mercu Buana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22441/vitruvian.2021.v10i3.007

Abstract

Guna dan citra merupakan 2 unsur dari arsitektur yang tidak bisa dipisahkan. Guna merupakan fungsi dan struktur, citra menggambarkan estetika dari suatu karya arsitektur. Citra tidak hanya sekedar tentang estetika tetapi memiliki makna yang lain yang disebabkan oleh pentingnya budaya bagi masyarakat Nusantara.  Selain dimensi guna, dimensi Citra juga perlu diperhatikan. Sebagai manusia yang berbudaya, maka dibutuhkan dimensi citra yang berkualitas karena tampilan arsitektur tidak hanya tampilan fungsi dan struktur saja. Manusia dapat memberikan makna dan jiwa pada bangunan/karya arsitektur dengan kegiatan dan kepribadian yang dimiliki oleh pemiliknya . Setelah diberikan ”jiwa” oleh penghuninya maka bangunan ini akan memiliki karakter yang dapat mencirikan penghuninya. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana preferensi setiap individu terhadap desain huniannya berdasarkan tipe kepribadiannya.Metode yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah metode campuran kuantitatif dan kualitatif . Hasil dari penelitian ini adalah beberapa tipe kepribadian memiliki preferensi yang sama terhadap gaya arsitektur tetapi dengan tingkat preferensi yang berbeda, terdapat pola-pola preferensi terhadap desain hunian yang dipengaruhi oleh tipe kepribadian dan preferensi terhadap gaya arsitektur hunian berdasarkan tipe kepribadian dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut;  karakter desain, elemen arsitektur ,budaya, familiaritas, iklim dan lingkungan. Guna and Citra are inseparable in architectural design. Guna means function and structure of a building or built environment, citra means the art or the aesthetic of an architectural design. Citra is not just about art or aesthetics.  It has other meanings due to the importance of culture for the people of Nusantara. Citra also needs to be considered because as human beings with culture, we need to enhance the aesthetic quality of a building or built environment through the Citra. Citra can convey what kind of personality the user has. Humans can give meaning and a 'soul' to a building / built environment through the activities carried out in it and through the personality of its users. So that, each building can show the characters of the user. Therefore, this study aims to see how each individual's preference for residential architectural style based on their personality type.The method of this research is a mixture of quantitative and qualitative methods. The results of this research are; several personality types have the same preference for residential architectural style but with different levels of preference, there are patterns of residential architectural style preference based on each personality of the user, and  the preference for residential architectural style based on personality is influenced by the following factors; design characters, architectural elements, culture, familiarity, climate and environment.
PERAN RUANG PUBLIK DAN PRIVAT DALAM MEMPRODUKSI DAN MENGKONSUMSI RUANG SOSIAL Studi Kasus Pulau Burgazada, Istanbul,Turki Rahil Muhammad Hasbi
Vitruvian : Jurnal Arsitektur, Bangunan dan Lingkungan Vol 5, No 1 (2015)
Publisher : Universitas Mercu Buana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (762.941 KB)

Abstract

ABSTRAKRuang publik dan ruang privat sangat memegang peran penting dalam mendefinisikan ruang sosial. Makna-makna yang dihasilkan oleh kedua ruang ini, baik yang dihasilkan oleh masing-masing ruang melalui elemen-elemen ruangnya ataupun makna yang dihasilkan melalui hubungan antara keduanya (ruang public dan privat), mampu mempengaruhi persepsi dari pengguna terhadap “produksi” ruang sosial.Selain dari mempengaruhi pembentukan ruang sosial, ruang publik dan ruang privat juga menentukan bagaimana pengguna mengkonsumsi ruang sosial tersebut.Peran dari ruang publik dan ruang privat berbeda disetiap wilayah sehingga nantinya juga akan mempengaruhi proses produksi dan konsumsi ruang. Peran ini tergantung pada faktor-faktor sosial budaya, politik, keadaan alam dan ekonomi. Disetiap wilayah memiliki faktor yang dominan yang nantinya akan mempengaruhi bagaimana pengguna memproduksi dan mengkonsumsi ruang.Kata Kunci: produksi dan konsumsi, ruang social, ruang public, ruang privat.
Pengaruh Arsitektur Modern Pada Desain Masjid Istiqlal Rahil Muhammad Hasbi; Wibisono Bagus Nimpuno
Vitruvian : Jurnal Arsitektur, Bangunan dan Lingkungan Vol 8, No 2 (2019)
Publisher : Universitas Mercu Buana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (543.326 KB) | DOI: 10.22441/vitruvian.2018.v8i2.005

Abstract

Modern architecture in its golden age has given a lot of influences to many architectures around the world. The spread of modern architecture at that time could not be stopped and became a style that is widely used throughout the world including IndonesiaThe influence of modern architecture emerged in Indonesia during the Dutch colonial occupation. European architects at that time introduced classical European architecture and modern architecture to Indonesian society. During the Colonial occupation and at the beginning of Indonesian independence, European architects designed public buildings such as government buildings, places of worship( like mosques and churches) and commercial buildings as well as several residences using classical European architectural and modern architecture.As the example that we can still see now is the Istiqlal Mosque in Jakarta, Indonesia, which was designed by architect Friedrich Silaban who self-taught modern architecture. The design of the Istiqlal mosque at a glance looks very much influenced by modern architecture, although domes and tower as a characteristic of Middle East architecture is still been used.The mosque as a whole is designed to look monumental which emphasized the used of a mixture of modern architecture styles. 
HUBUNGAN ANTARA KEPRIBADIAN OPENNESS TO EXPERIENCE TERHADAP ADAPTASI RUANG BEKERJA DI RUMAH Wibisono Bagus Nimpuno; Rahil Muhammad Hasbi
Vitruvian : Jurnal Arsitektur, Bangunan dan Lingkungan Vol 11, No 2 (2022)
Publisher : Universitas Mercu Buana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22441/vitruvian.2022.v11i2.009

Abstract

Ruang dapat melakukan intervensi dan membentuk perilaku seseorang, sehingga aspek psikologi dalam membentuk sebuah ruang perlu diperhatikan berdasarkan kondisi sosial maupun kepribadian dari pengguna supaya memberikan kenyamanan serta memenuhi kebutuhan pengguna secara psikis. Rumah seyogyanya merupakan tempat untuk bernaung, namun pada konteks yang lebih luas rumah dapat dijadikan tempat untuk bekerja dan belajar (terlebih pada kondisi pandemi, dimana banyak aktifitas bekerja maupun belajar dilakukan didalam rumah). Penelitian ini bertujuan untuk menggali keterkaitan kepribadian openness to experience dengan kecenderungan dalam memilih ruang bekerja dirumah sebagai bagian dari proses adaptasi untuk menciptakan sebuah ruang inklusif di rumah. Metode yang digunakan adalah analisis isi dengan data yang diperoleh dari kuesioner. Hasil akhir yang diharapkan adalah sebuah pola model hipotesa adaptasi responden terhadap ruang belajar atau bekerja di rumah berdasarkan tipe kepribadian big five inventory (khususnya seseorang dengan kepribadian openness to experience).
KAJIAN KEARIFAN LOKAL PADA ARSITEKTUR TRADISIONAL RUMOH ACEH Rahil Muhammad Hasbi
Vitruvian : Jurnal Arsitektur, Bangunan dan Lingkungan Vol 7, No 1 (2017)
Publisher : Universitas Mercu Buana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (674.223 KB)

Abstract

Arsitektur tradisional sebagai sebuah tradisi harus dijaga keberadaannya dengan mengembangkannya. Menjaga  atau meeruskan tradisi dalam arsitektur tradisional tidak berarti dengan mengulang bentuk yang sama, karena didalam arsitektur perkembangan desain dan struktur berlanjut seiiring dengan perkembangan/ perubahan budaya dan teknologi. Hal ini perlu dijaga agar kreativitas tidak mati. Hal ini bisa terwujud dengan meneruskan tradisi kebijakan lokal sebagai konsep dalam membangun.Kebijakan lokal yang diteruskan memberikan banyak memberi mamfaat bagi kehidupan manusia. Karena kebijakan lokal sendiri adalah bagian dari budaya yang dihasilkan dari pengalaman-pengalaman dan tindakan manusia secara trial dan eror demi mendapatkan kualitas hidup yang lebih baik. Kebijakan lokal tidak hanya merupakan suatu tradisi yang harus di teruskan tetapi membentuk identitas dak karakter kewilayahan manusia sendiri, terutama didalam budaya dan arsitektur. Kebijakan lokal ini juga menjaga keseimbangan hidup antara manusia dan lingkungannya. Nenek moyang kita belajar dari pengalaman mereka hidup bersama dengan alam dan belajar bagaimana memberi kepada dan menerima dari alam sehingga alam tetap terjaga kelestariannya. Hal-hal ini lah yang dijadikan kebijakan lokal dan tradisi ini perlu diteruskan karena dengan menjaga tradisi ini maka kita akan tetap hidup seimbang bersama lingkungan kita.Kata Kunci :       Kebijakan Lokal, Arsitektur Tradisional, AlamABSTRACT       Tradition in traditional architecture need to be developed and continued. Continuing this tradition is not only by repeating it in the same way as our ancestors so that we lost our creativity, but it can be continued  by  developing it into something new and continuing  the local wisdom as a concept in building . The local wisdom remain continued but the way we built change  in shape as we can use the new methods and material which suitable with our culture and technology.The important of continuing the local wisdom brought many advantages to our lives. It’s not only the matters of continuing the tradition but it also emphasizes our  identity and characters,- especially in culture and architecture,- and to keep balancing the life between human and their environment . Our ancestors had learnt from their experiences  to live  with the nature, they had learnt to take and give  with the nature  so that they did not damaged their environment. This acts called local wisdom and it is need to be continued to keep our environtment save.Keyword : Local wisdom, traditional architecture, Nature
TRANSFORMASI FASAD PADA BANGUNAN KOLONIAL GEREJA GPIB IMMANUEL KOTA DEPOK LAMA Ivana Yesika Leatimia; Rahil Muhammad Hasbi
Vitruvian : Jurnal Arsitektur, Bangunan dan Lingkungan Vol 9, No 1 (2019)
Publisher : Universitas Mercu Buana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (707.703 KB) | DOI: 10.22441/vitruvian.2019.v9i1.006

Abstract

ABSTRAKArsitektur akan selalu mengalami perubahan. Hal ini merupakan sifat alami dari arsitektur. Perubahan ini seringkali terjadi sesuai dengan masa dan teknologi yang sedang berkembang. Salah satu arsitektur yang banyak mengalami perubahan adalah arsitektur kolonial Indonesia. Arsitektur kolonial Indonesia muncul di masa penjajahan Belanda terhadap Indonesia. Arsitektur ini muncul akibat percampuran antara arsitektur Eropa dengan budaya dan cara membangun di Indonesia serta penyesuaian diri terhadap iklim setempat. Bangunan dengan arsitektur kolonial di beberapa tempat sudah dijadikan sebagai bangunan konservasi oleh pemerintah sebagai pengingat sejarah perkembangan Indonesia. Meskipun begitu, di beberapa wilayah terdapat bangunan-bangunan dengan arsitektur kolonial yang luput perhatian dari pemerintah sehingga tidak di konservasi. Hal ini menyebabkan bangunan-bangunan tersebut dihancurkan dan diganti dengan yang baru ataupun berubah bentuk fisiknya karena menyesuaikan diri dengan zaman dan perkembangan teknologi. Sebagai contoh adalah bangunan Gereja Gereja GPIB Immanuel di Kota Depok Lama yang telah banyak mengalami perubahan. tetapi walaupun begitu karakteristik dari arsitektur kolonial masih bisa terlihat walaupun di dibeberapa bagian fasad sudah menunjukkan banyak perubahan. Oleh karena itu penelitian ini ingin melihat bagaimana perubahan yang terjadi pada fasad gereja GPIB Immanuel di kota Depok Lama. Hal ini dilakukan untuk melihat bagaimana bangunan dengan arsitektur kolonial yang tidak dikonservasi beradaptasi dengan perkembangan zaman serta untuk melihat factor-faktor apa saja yang dapat menyebabkan perubahan tersebut. Penelitian akan dilakukan dengan metode kualitatif deskriptif dengan melihat perubahan fasad dari periode penjajahan (sekitar tahun 1920) dan dimasa sekarang. Hasil penelitian adalah terdapat beberapa perubahan pada elemen-elemen arsitektur fasad yang dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti faktor Agama, kebutuhan, faktor Iklim, Estetika, dan perubahan di sekitar lokasi studi.Kata Kunci:   Fasad, arsitektur kolonial, Gereja ABSTRACTIndonesian kolonial architecture emerged during the Dutch occupation of Indonesia. This architecture arises because of the conglomeration of European architecture with Indonesian culture, building technique, and adaptation to the local climate. Kolonial architecture’s building in some places has been made as conservation buildings by the government. The aim is to make this building as a reminder of Indonesia's historical development. Nevertheless, in some areas, there are buildings with kolonial architecture that have been missed by the government so they are not preserved. This causes the building has is demolished and replaced with new ones or change it's physical form because the building has to adapt to the new era and technology. An example is the GPIB Immanuel Church in Depok Lama which has undergone many changes. Notwithstanding, the characteristics of kolonial architecture can still be seen in some parts of the façade. Therefore this study wants to see to what extent the Immanuel GPIB church facade has been changed. The purposes are to see how buildings with kolonial architecture that were not preserved, adapted to the new era and also to see what factors could cause this changing. This research is conducted using qualitative descriptive methods by observing at the façade changing. The observation is done by comparing to eras to see the changing process which is the kolonial period (around 1920) and in the present (2019). The results of this study are; there are some changes in the facade even though the kolonial characteristic still can be seen in some architectural elements. The changes are influenced by many factors such as religion, needs, climate, aesthetics, and changes in site boundaries.Keywords: Facade, Kolonial Architecture, Church
PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP KESAKRALAN MASJID ISTIQLAL PASCA RENOVASI Saefudin, Slamet; Handayani, Hikmah Nurcika; Wijaya, Adi; Ilyas, Muhamad; Hasbi, Rahil Muhammad
Vitruvian : Jurnal Arsitektur, Bangunan dan Lingkungan Vol 14, No 1 (2024)
Publisher : Universitas Mercu Buana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22441/vitruvian.2024.v14i1.007

Abstract

Masjid sebagai rumah ibadah umat Islam merupakan salah satu bangunan yang memiliki makna sakral terutama bagi masyarakat Muslim. Kesakralan ini tidak terlepas dari fungsi masjid sebagai rumah ibadah atau sering disebut juga sebagai Rumah Allah. Selain dari fungsi, elemen-elemen arsitektural dari masjid, baik elemen interior ataupun eksterior memberi pengaruh yang sangat besar pada terciptanya suasana sakral ini. Salah satu masjid yang memiliki makna sakral ialah masjid Isqtiqlal. Masjid Istiqlal memiliki elemen-elemen arsitektural yang mempengaruhi terbentuknya suasana sakral terutama elemen interiornya. Masjid Istiqlal baru saja mengalami proses renovasi pada bagian interior dan eksterior masjid. Penelitian ini ingin mengkaji bagaimana hasil dari renovasi mempengaruhi kesakralan masjid terutama pada interior masjid.  Renovasi pada interior Masjid Istiqlal dilakukan pada sistem pencahayaan dan ornament kaligrafi. Lampu sorot pada kubah bagian dalam, yang semula hanya memiliki satu warna yaitu kuning keemasan, saat ini dibekali dengan sistem pencahayaan yang dapat diubah dengan berbagai macam warna. Selain itu perubahan dekorasi pada mighrab juga terlihat kontras , serta beberapa perubahan pada penggunaan warna. Penelitian ini mempergunakan metode kualitatif, mengutamakan pemahaman mendalam dan interpretatif terhadap fenomena yang diteliti. Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis isi dengan menerapkan open coding dan axial coding pada data. Hasil dari penelitian ini ialah renovasi pada Masjid Istiqlal telah berhasil meningkatkan persepsi masyarakat terhadap kesakralan dengan menciptakan pengalaman lebih mendalam dan bermakna. Dampak positif melibatkan peningkatan keagungan, ketenangan batin, dan penghormatan terhadap ruang ibadah. Elemen-elemen seperti kubah, ceiling, mihrab, dan pilar-pilar, bersama dengan ornamen, pencahayaan, material bangunan, dan skala ruang, berperan penting dalam menciptakan atmosfer kesakralan yang terasa lebih kuat setelah renovasi.
PENYULUHAN DAN PENDAMPINGAN MASYARAKAT DALAM PROGRAM OPTIMALISASI FASILITAS MCK DI DESA BUANA JAYA Hasbi, Rahil Muhammad
Jurnal Abdi Masyarakat (JAM) Vol 2, No 2 (2017): JAM (Jurnal Abdi Masyarakat) - Maret
Publisher : Universitas Mercu Buana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (244.653 KB) | DOI: 10.22441/jam.2017.v2.i2.009

Abstract

Kebutuhan MCK (Mandi Cuci Kakus) merupakan kebutuhan primer bagi tiap individu manusia. Hal ini berkaitan dengan kualitas hidup manusia tersebut sendiri terutama kualitas kesehatan individu dan kualitas kesehatan dankebersihan lingkungan. Diwilayah terpencil masih banyak masyarakat yang tidak memiliki fasilitas MCK ataupun memiliki MCK tetapi tidak sesuai dengan standar MCK yang layak. Masyarakat masih membuang kotoran ke sungai ataupun kebun. Hal ini tentu saja menyebabkan lingkungan yang tidak sehat dan bersih serta menimbulkan penyakit dimasyarakat terutama penyakit seperti diare dan penyakit kulit. Keadaan ini tentu saja harus diperbaiki dengan memberikan penyuluhan-penyuluhan tentang pentingnya keberadaan MCK dan merubah cara hidup masyarakat agar hidup lebih sehat dan memiliki lingkungan yang lebih bersih. Program pengabdian masyarakat kali ini adalah untuk memberikan penyuluhan tentang pentingnya kebutuhan MCK dalam hidup sehari-hari dan juga mendampingi masyarakat dalam proses pembangunan MCK oleh mahasiswa Teknik Sipil Universitas Mercubuana dengan dana swadaya.