Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

PEMANFAATAN MATERIAL RUMPUT MALELA UNTUK PENGEMBANGAN PRODUK PENYEKAT RUANG Andani, Dhientia; Wiyancoko, Dudy
Product Design Vol 3, No 1 (2014)
Publisher : Product Design

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (0.174 KB)

Abstract

Rumput malela memiliki karakteristik yang potensial untuk dimanfaatkan sebagai produk fungsional.Diantaranya memiliki karakteristik batang yang kaku dan lurus, panjang, serta memiliki ciri khasvisual. Akan tetapi, upaya pemanfaatannya sebagai masih sanagt minim bila dibandingkan denganpotensi ketersediaannya. Pemanfaatannya hingga saat ini masih sebatas pada pakan ternak. Disampingitu, gaya hidup masa kini yang mulai peduli terhadap lingkungan mendukung pengembangan produkberbahan dasar material alam.pada penelitian ini, dilakukan Eksperimen dan ekplorasi material untuk mendapatkan alternatif teknikpengolahan yang sesuai dengan karakter rumput malela serta pengembangan desain dari hasil analisiseksperimen yang didapatkan untuk meningkatkna nilai material ini. Produk akhir yang dihasilkan padadari penelitian ini berupa partisi atau penyekat ruang dalam bentuk panel geser dan tirai yangditawarkan dalam fungsi umum dengan alternatif tingkat transparansi. Dari penelitian ini diharapkanmampu meningkatkan nilai fungsi, estetis dan ekonomi dari rumput malela.
Penguatan Standardisasi dan Pengembangan Desain Produk UKM Bengok Craft di Kesongo, Kabupaten Semarang Muhammad Setiawan Kusmulyono; Dhientia Andani; Astaria Eka Santi
I-Com: Indonesian Community Journal Vol 3 No 2 (2023): I-Com: Indonesian Community Journal (Juni 2023)
Publisher : Fakultas Sains Dan Teknologi, Universitas Raden Rahmat Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (292.924 KB) | DOI: 10.33379/icom.v3i2.2581

Abstract

Eceng gondok merupakan tumbuhan air yang menjadi gulma karena pertumbuhannya tidak dapat dikendalikan akibat limbah nutrient yang masuk ke wilayah perairan. Danau Rawa Pening di Kabupaten Semarang merupakan salah satu wilayah perairan yang terdampak masifnya pertumbuhan eceng gondok. Salah satu upaya nyata untuk mengatasi masalah eceng gondok adalah berdirinya usaha Bengok Craft yang mencoba untuk mengelola eceng gondok menjadi produk kreatif di bidang fesyen dan aksesoris. Bengok Craft telah berdiri sejak tahun 2019 dan menggunakan sistem kemitraan dengan warga sekitar Danau Rawa Pening yang menjadi perajin eceng gondok bagi Bengok Craft. Berdasarkan diskusi awal dengan manajemen Bengok Craft ditemukan bahwa standardisasi produk dan pengembangan desain produk belum optimal dilaksanakan di Bengok Craft. Oleh karena itu, kegiatan pengabdian di Bengok Craft ini bertujuan untuk menguatkan standardisasi dan desain produk yang dimiliki oleh Bengok Craft. Pendekatan pengabdian dilakukan dengan metode penelitian tindakan yang dikolaborasikan antara tim pengabdian dan manajemen Bengok Craft. Kegiatan ini menghasilkan usulan untuk pembuatan kategorisasi produk dan standar prosedur operasi yang jelas serta audit dan replikasi atas produk populer yang dimiliki oleh Bengok Craft saat ini. Usulan pembuatan kategorisasi produk dan SOP audit atas produk populer akan membantu Bengok Craft memiliki standar desain yang baku dan menarik dimata konsumen. Untuk ke depannya, Bengok Craft direkomendasikan untuk membangun sistem kontrol kualitas yang lebih detil namun tetap mempertimbangkan nilai kekhasan dari produk buatan tangan.
Desain dan Pelatihan Produk Bambu Untuk Pemberdayaan Kampung Kreatif Sekebuluh Aulia Ardista Wiradarmo; Dhientia Andani; I Ketut Danta; Carles Parlindungan Lumban Gaol; Brenda Sherenina Denisse Putra; Anthony Johan Gunawan
Dedikasi : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 1 No. 2 (2022): DEDIKASI : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi Wilayah III DKI Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53276/dedikasi.v1i2.29

Abstract

Kampung Sekebuluh, Bandung mengalami kesenjangan sosial-ekonomi dengan daerah pariwisata elit di sekitarnya yang belum mampu memberikan dampak positif langsung bagi warga lokal. Isu ini diperkuat dengan meningkatnya pengangguran akibat pemutusan hubungan kerja saat pandemi. Meskipun begitu, Kampung Sekebuluh memiliki sumber daya alam, budaya, dan manusia yang belum dimanfaatkan secara maksimal. Program ini dilaksanakan dalam tiga metode; (1) diskusi kelompok terarah dengan aktor-aktor terkait, (2) pengembangan desain produk yang melibatkan mahasiswa UPM, dan (3) pelatihan keterampilan bambu untuk kelompok PKK. DKT dan pilot project menghasilkan 24 desain produk baru, 6 purwarupa, 3 pelatihan, serta model bisnis dan roadmap untuk rencana program jangka panjang pengembangan Kampung Sekebuluh sebagai kampung kreatif. Program ini berhasil meningkatkan keterampilan dasar pada kelompok PKK sehingga usaha bambu mendapatkan SDM tambahan dan mengedukasi perajin akan pentingnya nilai tambah pada pengembangan produk. Seluruh luaran dari pilot project ini diharapkan dapat menjadi modal awal pertumbuhan ekonomi kampung Sekebuluh serta katalis untuk pengembangan kampung kreatif sebagai bagian dari pariwisata berkelanjutan di Indonesia.