Aswandikari Aswandikari
Unknown Affiliation

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Gaya Bahasa Pertentangan dalam Novel Mawar Hitam Karya Fajar Dwi Putra nurhasnah nurhasnah; Aswandikari Aswandikari; khairussibyan khairussibyan
Kopula: Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pendidikan Vol. 3 No. 1 (2021): Maret
Publisher : Program Studi Magister Pendidikan Bahasa Indonesia FKIP Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/kopula.v3i1.2685

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan gaya bahasa pertentangan dalam novel Mawar Hitam karya Fajar Dwi Putra. Metode dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Sumber data penelitian ini adalah novel Mawar Hitam karya Fajar Dwi Putra. Teknik pengumpulan data penelitian ini adalah teknik baca, dan teknik catat. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat 47, terdiri dari : hiperbola terdapat 11, litotes 10, ironi 2, oksimoron 10, paronomasia 1, paralepsis 2, zeugma 1, satire 1, inuendo 1, antifrasis 1, paradoks 1, klimaks 1, antiklimaks 2, apostrof 1, anastrof 1, apofasis 1, histeron, hipalase 1, sinisme 1, sarkasme 1.
Gaya Bahasa Personifikasi Dalam Lirik Lagu Karya Grup Band Seringai Baiq Niki Destari Andini; Johan Mahyudi; Aswandikari Aswandikari
Jurnalistrendi : Jurnal Linguistik, Sastra dan Pendidikan Vol 8 No 2 (2023): Edisi November 2023
Publisher : Universitas Nahdlatul Wathan Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51673/jurnalistrendi.v8i2.1572

Abstract

Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk gaya bahasa personifikasi yang terdapat dalam lirik-lirik lagu grup band Seringai. Masalah yang diteliti dalam penelitian ini ialah mengenai bentuk, fungsi, makna, serta kesan imajinatif gaya bahasa personifikasi yang digunakan pada lirik-lirik lagu grup band Seringai. Jenis penelitian yang digunakan dalam ini merupakan jenis penelitian deskriptif kualitatif. Data dalam penelitian ini adalah tuturan yang mengandung gaya bahasa personifikasi pada lirik-lirik lagu grup band Seringai. Sumber data dalam penelitian ini adalah media elektronik (Internet) yang memuat lirik-lirik lagu grup band Seringai dan berupa lagu (Mp3). Metode yang digunakan adalah metode dokumentasi. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Penyajian hasil dalam penelitian ini menggunakan metode informal. Hasil dari penelitian ini ditemukan sebanyak 29 wujud data personifikasi, data fungsi sebanyak 15 data fungsi memahami suatu hal, mengekspresikan suatu hal 12 data, dan fungsi mengontrol keinginan sebanyak dua data. Makna personifikasi yang dominan digunakan yaitu makna konvensional. Kemudian, wujud data kesan imajinatif yang ditemukan sebanyak 27 data.
The Function of Old Manuscript Reading and Its Preservation in the Sasak Community of West Sakra District Lalu Kusnendar Atmanegara; Aswandikari Aswandikari; Saharudin Saharudin
RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa Vol. 9 No. 2 (2023)
Publisher : Program Studi Magister Ilmu Linguistik Universitas Warmadewa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55637/jr.9.2.7299.232-241

Abstract

This research aims to determine the functions and methods of preserving old manuscripts in the Sasak community in the west Sakra district. This research is motivated by the existence of manuscripts that have a function in the culture of the Sasak community in the West Sakra sub-district and proves whether the use of certain manuscripts is limited to community suggestions or whether there are other purposes. Data collection was carried out by observation and interviews with an emic approach and analyzed using functional theory. From the results of the study, it can be concluded that the Jatiswara script serves as a ‘circumcision’ diving ritual for boys because diving is an Islamic process as described in the Jatiswara text, namely the mulene game slam ‘a person’s Islam is not perfect if it has not been circumcised. The Indarjaya script serves as a remedy for people who are ‘unable to speak’. It is depicted in the story of the daughter who could not speak, namely the princess nengke kayun ngandike ‘the princess wants to talk’. While the Selandir script serves as a ritual remedy for kepaq people ‘cannot walk’. It was described in Selandir’s text that reads still lemper bise lumaris ‘still unable to walk. Meanwhile, the manuscript preservation process is carried out in two ways, namely internal and external. Internally, preservation is carried out by direct inheritance and copying of manuscripts. Meanwhile, external preservation is carried out by establishing customary institutions, puppetry, digitization, translation, and transformation of manuscripts.