Wijang Iswara Mukti
Universitas Negeri Yogyakarta

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

PENGAJARAN BIPA DAN TES UKBI DALAM UPAYA MENJAGA EKSISTENSI BAHASA INDONESIA DI ERA MASYARAKAT EKONOMI ASEAN Wijang Iswara Mukti; Andayani Andayani; Nugraheni Eko Wardani
Proceedings Education and Language International Conference Vol 1, No 1 (2017): Proceedings of Education and Language International Conference
Publisher : Proceedings Education and Language International Conference

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Interaksi antar anggota Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) dalam sebuah pasar tunggal dikhawatirkan dapat membawa dampak negatif pada berbagai bidang termasuk pengakuan terhadap eksistensi bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional. Bahasa Indonesia sebagai identitas dan pemersatu bangsa harus terus dijaga eksistensinya. Saat ini pemerintah tampak belum mantab melaksanakan strategi yang sudah ditetapkan dalam upaya menjaga eksisensi bahasa Indonesia di era MEA. Di sisi lain, kehadiran MEA mambawa daya tarik tersendiri bagi warga negara asing untuk menjalankan bisnis dan investasi di Indonesia. Hal ini membuka peluang bagi bahasa Indonesia untuk bisa diajarkan kepada masyarakat internasional sekaligus membuka peluang bagi bahasa Indonesia untuk bisa dijadikan sebagai bahasa pengantar dalam integrasi MEA. Pemerintah melalui Badan Pembinaan dan Pengembangan Bahasa perlu memantabkan lagi kebijakan-kebijakan yang sudah ditetapkan. Peningkatan kualitas program Pengajaran Bahasa Indonesia Bagi Penutur Asing (BIPA) menjadi upaya strategis yang dapat dilakukan pemerintah. Sebagai pendukungnya, sertifikasi Uji Kemahiran Bahasa Indonesia (UKBI) bagi warga negara asing yang berkepentingan di Indonesia wajib diberlakukan. Kata Kunci: Pengajaran BIPA, UKBI, MEA, eksistensi bahasa Indonesia
Portrait of Pesantren Education In Novel Ayat-Ayat Cinta 2 (Potret Pendidikan Pesantren Dalam Novel Ayat-Ayat Cinta 2) Wijang Iswara Mukti; Andayani Andayani; Nugraheni Eko Wardani
Indonesian Language Education and Literature Vol 3, No 2 (2018)
Publisher : Jurusan Tadris Bahasa Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (411.459 KB) | DOI: 10.24235/ileal.v3i2.2452

Abstract

This study aims to (1) describe the role of pesantren education in Indonesia, and (2) to describe the elements of pesantren education result implemented by the main character in the novel Ayat-Ayat Cinta 2 by Habiburrahman El Shirazy. This research is in the form of descriptive qualitative with the approach of the sociology of literature. Data analysis in this research using content analysis. Data validity using triangulation theory. The results of this study show: First, pesantren education has played a great role in the development of the Indonesian nation, especially in terms of generating a religious and trustworthy generation, and acts as a social controller in society when there are deviations that are not in accordance with Islamic values. Second, the story in the novel Ayat-Ayat Cinta 2 by Habiburrahman El Shirazy shows elements of pesantren education outcomes with the achievement of the goals of faith and piety, noble character, develop science, and build Islamic life through the character of the main character. Novel Ayat-Ayat Cinta 2 by Habiburrahman El Shirazy provides education to the people through its beautiful, refined and full of Islamic values. Penelitian ini bertujuan untuk (1) mendeskripsikan peran pendidikan pesantren di Indonesia, dan (2) mendeskripsikan unsur-unsur hasil pendidikan pesantren yang diimplementasikan oleh tokoh utama dalam cerita novel Ayat-Ayat Cinta 2 karya Habiburrahman El Shirazy. Penelitian ini berbentuk deskriptif kualitatif dengan pendekatan sosiologi sastra. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis isi. Validitas data menggunakan triangulasi teori. Hasil penelitian ini menunjukkan: Pertama, pendidikan pesantren telah berperan banyak dalam pembangunan bangsa Indonesia terutama dalam hal melahirkan generasi yang religius dan amanah, serta berperan sebagai pengendali sosial di masyarakat saat terjadi penyimpangan-penyimpangan yang tidak sesuai dengan nilai-nilai Islam. Kedua, cerita di dalam novel Ayat-Ayat Cinta 2 karya Habiburrahman El Shirazy menunjukkan unsur-unsur hasil pendidikan pesantren dengan tercapainya tujuan iman dan takwa, akhlak mulia, mengembangkan ilmu pengetahuan, dan membangun kehidupan islami melalui karakter tokoh utamanya. Novel Ayat-Ayat Cinta 2 karya Habiburrahman El Shirazy memberikan edukasi kepada masyarakat melalui ceritanya yang indah, halus, dan penuh dengan nilai-nilai keislaman.
SOCIAL ISSUES OF AYAT-AYAT CINTA 2 NOVEL BY HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY Wijang Iswara Mukti; Andayani Andayani; Nugraheni Eko Wardani
Komposisi: Jurnal Pendidikan Bahasa, Sastra, dan Seni Vol 18, No 2 (2017)
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni UNP

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (274.65 KB) | DOI: 10.24036/komposisi.v18i2.8431

Abstract

Literature works cannot be completely understood if they are separated from the society that produces them. The understanding of social issues on literature works in the form of novel can be used as a polite means of education for people in posturing a phenomenon. This study is a qualitative descriptive one with literature sociological approach. Data collection applied observing and note-taking techniques. Data was analized by using content analysis. The result shows that AAC2 novel consists of six social issues, they are: (a) Poverty, much experienced by Muslim immigrants in European big cities; (b) Criminal, much committed by extrimist Jews toward the Palestinians and Muslims in general; (c) Disorganized family, much experienced by Europian society due to irresponsible husband and less dutiful children to their parents; (d) War, between Palestina and Israel; (e) Breach of norms, in the form of selling virginity, theft, vandalism, and liquor; (f) Population issues, in the form of discrimination toward the rights of Muslims minority in Europe and Islamophobia; and (g) Bureaucratic problems, in the form of lobbying done by the extremist Jews toward the University of Edinburgh campus. The social issues expressed by Habiburrahman El Shirazy contains educational values for the readers about social problems developed in community so they can learn how to solve them as offered by the story.Keyword: ayat-ayat cinta 2,novel, social issuesMASALAH SOSIAL DALAM NOVEL AYAT-AYAT CINTA 2 KARYA HABIBURRAHMAN EL SHIRAZYAbstrakKarya sastra tidak dapat dipahami secara utuh apabila dipisahkan dari masyarakat yang telah melahirkannya. Pemahaman terhadap masalah-masalah sosial yang ada di dalam karya sastra bentuk novel dapat dijadikan sebagai sarana edukasi yang halus bagi masyarakat dalam menyikapi suatu peristiwa. Penelitian ini berbentuk deskriptif kualitatif dengan pendekatan sosiologi sastra. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik simak dan catat. Analisis data menggunakan content analysis. Hasil penelitian ini menunjukkan novel AAC2 mengandung enam masalah sosial, yaitu: (a) Kemiskinan, yang banyak dialami oleh para imigran Muslim di kota-kota besar di Eropa; (b) Kejahatan, yang banyak dilakukan oleh kelompok Yahudi ekstrem terhadap orang-orang Palestina dan orang-orang Islam pada umumunya; (c) Disorganiasi keluarga, banyak dialami oleh masyarakat Eropa akibat suami yang tidak bertanggung jawab dan anak-anak yang kurang berbakti kepada orang tuanya; (d) Peperangan, antara Palestina dan Israel. (d) Pelanggaran terhadap Norma-Norma, berupa menjual keperawanan, pencurian, vandalisme, dan minuman keras. (e) Masalah Kependudukan, berupa diskriminasi terhadap hak-hak muslim minoritas di Eropa dan Islamophobia; (f) Masalah Birokrasi, berupa lobi-lobi yang dilakukan oleh kelompok Yahudi ekstrem terhadap kampus University of Edinburgh. Masalah-masalah sosial yang diungkapkan oleh Habiburrahman El Shirazy dalam novel AAC2 mengandung nilai-nilai edukasi bagi pembaca terhadap masalah-masalah sosial yang berkembang di masyarakat untuk kemudian diketahui bagaimana solusi yang ditawarkan dalam cerita.Kata kunci : ayat-ayat cinta 2, masalah sosial, novel
Intersectional identities of Nyai and their resistance to oppressiveness in Indonesian short stories Mukti, Wijang Iswara; Budiyanto, Dwi; Hartono, Hartono; Suroso, Suroso
Diksi Vol. 31 No. 1: DIKSI (MARCH 2023)
Publisher : Fakultas Bahasa, Seni, dan Budaya, Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/diksi.v31i1.61903

Abstract

The dominant values of colonialism influenced indigenous society in defining the status of women and worsening their treatment. This influence can be seen in the concubinage system experienced by the nyai. The figure of nyai not only received systemic oppression, but was also portrayed badly through colonial-era literature. In contrast to colonial-era literature, Indonesian literature in the postcolonial era tries to represent the figure of nyai with her intersectional identity, as well as reveal their resistance to the patterns of systemic oppression experienced in the concubinage system. This research uses a descriptive-qualitative research design. This research design aims to describe the intersectional identity of nyai and their resistance to forms of oppressiveness in Indonesian short stories. The data and information found from the selected short stories will be interpreted qualitatively using Kimberle Crenshaw's intersectionality perspective. The data sources are selected porpusively, namely Indonesian short stories that represent nyai and concubinage in the Dutch East Indies, including (1) Stambul dua Pedang (2013), (2) Racun untuk Tuan (2011), and (3) Keringat dan Susu (2010), all three by Iksaka Banu, and (4) Kutukan Dapur (2003) by Eka Kurniawan. The data are in the form of story facts that include story sequences, characters, settings, themes, and other literary means from data sources that contain information related to the research problem. The data was obtained using reading and note-taking techniques. Furthermore, it was analyzed qualitatively by using Crenshaw's intersectionality perspective. The results of this study show that the intersectionality identity of the nyai in the four short stories above is a woman with charming physique and skills, colonized indigenous race, poverty and low social class, patriarchal system, and colonial system. The oppressions found are intimidation, expulsion, denial of rights as a woman, and murder. The resistance found is utilizing one's own skills, help from other parties, enjoying the role and surrendering to the situation.Keywords: Intersectional identity, resistance, oppression, subaltern, Crenshaw