Muhammad Teguh
Program Studi Peternakan, Fakultas Peternakan Dan Perikanan, Universitas Tadulako, Jl. Soekrano Hatta No. KM 9, Tondo, Kec. Mantikulore, Kota Palu, Indonesia, 94148

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Pengenalan Hijuan Pakan Ternak Rumput Odot (Pennisetum purpureum cv. Mott) di Desa Ambalkumolo Kecamatan Buluspesantren Adi Fathul Qohar; Efrilia Tri Wahyu Utami; Vian Dwi Chalisty; Nunur Nuraeni; Mugiarto Mugiarto; Muhammad Teguh; Saipul Sitohang
Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Nusantara Vol. 4 No. 3 (2023): Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Nusantara (JPkMN)
Publisher : Cv. Utility Project Solution

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55338/jpkmn.v4i3.1404

Abstract

Forage is the main food source needed by ruminants to survive, breed and produce. One type of superior grass that is often given to ruminants is dwarf elephant grass, because it has a high nutritional content and is palatable. The availability of quality and sustainable feed is one of the determining factors for the success of the livestock business. To increase the production of fodder forage, it is necessary to manage the cultivation of fodder forage, and the agricultural land used. The purpose of the Community Service activities (PKM) is to provide introduction, training and assistance to farmers or breeders, as well as education regarding quality feed processing management in terms of nutrition and quantity that can meet the basic livelihood needs, and livestock production and can be used for a long period of time. The results of community service activities need to be evaluated in fostering farmers to be more productive. The suggestions that can be given in the implementation of this community service program are that there needs to be a follow-up to the community service with improved facilities that are more supportive and a greater variety of feed plants, but must be accompanied by the provision of land for increasingly widespread feed quality in terms of nutrition and quantity.
Biokonversi Kulit Buah Kakao yang Disuplelemtasi dengan Tepung Daun Kelor pada Kambing Kacang Syahrir Syahrir; Muhammad Teguh; Mustafa Mustafa; Moh. Basri
Jurnal Ilmiah AgriSains Vol. 24 No. 2 (2023): Jurnal Ilmiah AgriSains
Publisher : Fakultas Peternakan dan Perikanan, Universitas Tadulako, Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22487/jiagrisains.v24i2.2023.85-91

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan pertambahan bobot kambing kacang yang diberi kulit buah kakao biokonversi (KBKK) yang disuplementasi dengan tepung daun kelor dalam konsentrat. Penelitian ini didesain menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK), terdiri dari 5 perlakuan dan 4 ulangan dengan menggunakan 20 ekor Kambing Kacang jantan. Perlakuan yang digunakan yaitu: P1= Hijauan 70% + Konsentrat 30%+KBKK 0%; P2= Hijauan 70% + Konsentrat 22,5% + KBKK 7,5%; P3= Hijauan 70% + Konsentrat 15% + KBKK 15%; P4= Hijauan 70% + Konsentrat 7,5% + KBKK 22,5%; P5= Hijauan 70% + Konsentrat 0% + KBKK 30%. Peubah yang diamati adalah konsumsi pakan, pertambahan bobot badan (PBB) dan konversi pakan). Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa kulit buah kakao biokonversi yang disuplementasi tepung daun kelor memberikan pengaruh tidak nyata (p>0,05) terhadap konsumsi BK, BO, PK dan SK, namun memberikan pengaruh nyata (p<0,05) terhadap PBBH dan konversi pakan. Konsumsi BK, BO, dan PK tertinggi diperoleh pada P1, masing-masing 432,03±55,10 g/ekor/hari, 357,36±53,82 g/ekor/hari dan 50,60±7,76 g/ekor/hari. Sedangkan yang terendah pada P5, masing-masing 432,03±55,10 g/ekor/hari, 329,05±44,61 g/ekor/hari dan 46,72±5,96 g/ekor/hari. Sebaliknya, SK tertinggi pada  P5 (119,45±13,7 g/ekor/hari) dan terendah pada P1 (101,59±6,89 g/ekor/hari). Adapun PBBH dan konveri pakan masing-masing berkisar 53,68±3,96 g/ekor/hari-70,13±2,36 g/ekor/hari dan 6,61±0,87-8,08±1,06. Semakin tinggi level pemberian kulit buah kakao biokonversi yang disuplementasi dengan tepung daun kelor, maka semakin menurunkan konsumsi BK, BO dan PK. Hasil terbaik diperoleh pada P3 (konsentrat 15% dan KBKK 15%).
Provision of Lactic Acid as Acidifier in Probiotics-Containing Ration on Protein Performance of Sentul Chicken Muhammad Teguh; Bambang Hartoyo; Elly Tugiyanti
Jurnal Agripet Vol 23, No 1 (2023): Volume 23, No. 1, April 2023
Publisher : Agricultural Faculty

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17969/agripet.v23i1.20511

Abstract

ABSTRACT. The aim of this research was to study the addition of an acidifier in feed containing probiotics on protein performance in Sentul chickens. The material used was 60 female Sentul chickens aged 6 months, kept for 2 months in 20 units of battery cages, and used a completely randomized design (CRD) with 4 treatments of 5 replications, therefore there were 20 experimental units with 3 head / replications. The variables measured included protein performance (protein consumption, liver protein percentage, and meat protein percentage and meat protein mass). Treatment: R0: basal feed; R1: basal feed + probiotic with lactic acid acidifier 0.5%; R2: basal feed + probiotic with lactic acid acidifier 1.0%; R3: basal feed + probiotic with lactic acid acidifier 1.5%. Data analysis with analysis of variance (ANOVA) using IBM SPSS. The results of the analysis of variance showed that lactic acid as an acidifier in feed containing probiotics had a significant effect (P 0.05) on protein consumption, liver protein percentage, meat protein percentage but had no significant effect (P 0.05) on meat protein mass. Based on the results of the study, it can be concluded that the addition of a 0.5% acidifier in probiotics containing ration can be used as additional feed for Sentul chickens because it is efficient in optimizing protein performance.(Pemberian Asam Laktat sebagai Acidifier pada Pakan Probiotik terhadap Kinerja Protein Ayam Sentul)ABSTRAK. Tujuan penelitian adalah untuk mengkaji penambahan acidifier dalam pakan yang mengandung probiotik terhadap kinerja protein pada ayam Sentul. Materi yang digunakan adalah ayam Sentul betina umur 6 bulan sebanyak 60 ekor yang dipelihara selama 2 bulan pada 20 unit kandang baterai, dan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan 5 ulangan oleh sebab itu terdapat 20 unit percobaan dengan 3 ekor / ulangan. Variabel yang diukur meliputi kinerja protein (konsumsi protein, persentase protein hati, persentase protein daging dan massa protein daging). Perlakuan: R0: pakan basal; R1: pakan basal + probiotik dengan acidifier asam laktat 0,5%; R2: pakan basal + probiotik dengan acidifier asam laktat 1,0%; R3: pakan basal + probiotik dengan acidifier asam laktat 1,5%. Analisis data dengan analisis variansi (ANOVA) menggunakan IBM SPSS. Hasil analisis variansi menunjukkan bahwa penggunaan asam laktat sebagai acidifier pada pakan yang mengandung probiotik berpengaruh nyata (P0,05) terhadap konsumsi protein, persentase protein hati dan persentase protein daging tetapi berpengaruh tidak nyata (P0,05) terhadap massa protein daging. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penambahan acidifier dengan taraf 0.5% dalam pakan yang mengandung probiotik dapat mengoptimalkan kinerja protein ayam Sentul.