Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

KONSEPSI LANGGAR SEBAGAI RUANG SAKRAL PADA TANEAN LANJANG Heng, Jeckhi; Kusuma, Aji Bayu
Jurnal Arsitektur Komposisi Vol 10, No 4 (2013): Jurnal Arsitektur KOMPOSISI
Publisher : Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (446.178 KB) | DOI: 10.24002/jars.v10i4.1167

Abstract

Abstract: Research on Langgar as a sacred place in Tanean Lanjang has done as its role in the settlement in Madura. This research aims to explore the role of Langgar in Tanean Lanjang. Methods used in data collecting are a field survey and studies of literature on the architecture of religious islamic buildings. The analysis focused on architectural form and traditional elements in Madura traditional settlement to get the conclusion on the comprehension of the role of Langgar in Tanean Lanjang. Langgar has an important meaning to people who are living in Madura as a center of activities for men in transferring religious values. It is also a place for living at noon and sleeping at night, a place for receiving guests, a place for daily praying, as well as a place to store the agricultural products. Langgar is a main sacred place in every settlement in Madura.Keywords: langgar, sacred place, Tanean LanjangAbstrak: Penelitian langgar sebagai ruang sakral pada Tanean Lanjang berawal dari fenomena keberadaannya di setiap rumah yang berada di Madura. Penelitian ini bertujuan agar peran Langgar terhadap Tanean Lanjang lebih dikenal. Metode yang digunakan  pada  penelitian ini adalah metode pengumpulan data melalui studi literatur mengenai arsitektur langgar atau masjid dan survei , metode analisis dengan fokus kajian pada bentuk arsitektur dan elemen tradisional permukiman Madura, dan metode menarik kesimpulan untuk memahami pentingnya pemaknaan langgar pada permukiman Tanean Lanjang. Langgar memiliki arti yang penting bagi masyarakat Madura. Langgar berfungsi sebagai pusat aktivitas laki-laki, yaitu transfer nilai religi, sebagai tempat bekerja pada siang hari, tempat menerima tamu, tempat istirahat dan tidur laki-laki, serta dipakai untuk melakukan ritual keseharian dan juga sebagai gudang hasil pertanian. Langgar menjadi ruang vital yang harus ada di setiap rumah, dalam sistem permukiman masyarakat Madura dan menjadi ruang sakral.Kata kunci: langgar, ruang sakral, Tanean Lanjang
KAJIAN PROSES RANTAI PASOK PENYEDIAAN RUMAH SUSUN YANG TERJANGKAU OLEH PENGEMBANG BUMN DAN SWASTA DI DKI JAKARTA (STUDI KASUS: SAMESTA SENTRALAND CENGKARENG DAN GREEN PRAMUKA CITY) Heng, Jeckhi; Tresani, Nurahma; Mahmud, Nasiruddin
Jurnal Muara Sains, Teknologi, Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Vol 5, No 1 (2021): Jurnal Muara Sains, Teknologi, Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Publisher : Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmstkik.v5i1.9905

Abstract

The provision of affordable housing is still a big issue in every major city in Indonesia. The increasing number of urbanizations hasn’t made the provision of housing in the city of Jakarta also increase. Residents who take part in the urbanization program were from the Middle Class and Low-Income Communities Class. The provision of land for Affordable Flats was still a bit. Based on the presentation of the Director of Housing Financing Planning at the Directorate General of Housing Financing, classic problems have happened since 1992 by the PUPR Settlement Area Development were still related to the housing supply chain process. This research will re-examine the supply chain process that has been carried out by developers and stakeholders in DKI Jakarta as well as solutions to the efforts that will be made to overcome obstacles in the provision of Affordable Flats. The research locations are in Samesta Sentraland Cengkareng and Green Pramuka City. The approach used in this research is a qualitative approach. The analytical method for researching is chronological analysis and comparison of each Affordable Flats where developed by the developer. The results of the study show that the provision of affordable flats is still very influential on the regulations that have been carried out by the government on the land, and the selection of materials for the establishment of Affordable Flats is still very influential. In the case of Samesta Sentraland Cengkareng, the existing regulations at the project site must provide 20% of their development for MBR, and the selection of materials is based on discussions with the construction manager. Even though the license in the Green Pramuka City case was rusunami, there was only anami due to the request of the prospective buyer to use good material specifications. Keywords: flats, affordability; supply chain; low-income communities; developers; stakeholders; government AbstrakPenyediaan hunian yang terjangkau masih menjadi isu besar pada setiap kota-kota besar di Indonesia. Angka urbanisasi yang semakin bertambah tidak membuat penyediaan hunian di kota Jakarta juga ikut bertambah. Penduduk yang ikut program urbanisasi dari Masyarakat Kelas Menengah dan Kelas Masyarakat Berpenghasilan Rendah atau MBR. Penyediaan tanah untuk Rumah Susun yang Terjangkau masih sedikit. Berdasarkan presentasi Direktur Perencanaan Pembiayaan Perumahan Direktorat Jenderal Pembiayaan Perumahan, permasalahan klasik sejak tahun 1992 oleh Pengembangan Kawasan Permukiman PUPR masih berkaitan dengan proses rantai pasok hunian. Pada penelitian ini akan meneliti kembali proses rantai pasok yang sudah dijalankan oleh pengembang-pengembang dan stakeholders yang ada di DKI Jakarta maupun solusi upaya yang akan dilakukan untuk mengatasi hambatan pada penyediaan Rumah Susun yang Terjangkau. Lokasi penelitian berada di Samesta Sentraland Cengkareng dan Green Pramuka City. Pendekatan yang digunakan pada penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Metode analisis yang dilakukan adalah analisis kronologi dan perbandingan pada masing-masing rumah susun yang dikembangkan oleh pengembang. Hasil penelitian menunjukan bahwa penyediaan rumah susun yang terjangkau masih sangat berpengaruh terhadap peraturan yang telah dilakukan oleh pemerintah pada lahan tersebut, serta pemilihan material pada berdirinya rumah susun yang terjangkau masih sangat berpengaruh. Pada kasus Samesta Sentraland Cengkareng, peraturan yang ada pada lokasi proyek mesti menyediakan 20% dari pengembangan mereka untuk MBR, dan pemilihan material berdasarkan hasil diskusi dengan manager konstruksi. Walaupun perizinan pada kasus Green Pramuka City merupakan rusunami, yang ada hanya anami akibat permintaan  calon pembeli untuk menggunakan spesifikasi bahan yang baik.