Septin Widiretnani, Septin
Unknown Affiliation

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Cortisol levels associated with mortality in children with critical illness: a systematic review Tolibin, Restu Triwulandani; Widiretnani, Septin; Moelyo, Annang Giri
Paediatrica Indonesiana Vol. 63 No. 6 (2023): November 2023
Publisher : Indonesian Pediatric Society

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14238/pi63.6.2023.472-82

Abstract

Background Critically ill patients, including those with sepsis, have increased cortisol levels due to activation of the hypothalamic-pituitary-adrenal (HPA) axis or critical illness-related corticosteroid insufficiency (CIRCI). Objective To evaluate for a possible association between cortisol levels and mortality from sepsis in pediatric patients by systematic review of the literature. Methods A systematic review was conducted on studies involving critically ill children, including those with sepsis. We included studies published between 2011-2020 analyzing data on cortisol levels (total serum cortisol, serum-free cortisol, salivary cortisol, real-time free cortisol, basal serum cortisol and post-adrenocorticotropin hormone (ACTH) stimulation test, or basal salivary cortisol and post-ACTH stimulation test), the predictive score for mortality (Pediatric Logistic Organ Dysfunction/PELOD), Pediatric Risk of Mortality (PRISM), Pediatric Index of Mortality (PIM), Vasotropic Inotropic Score (VIS), or Pediatric Critical Illness Score (PCIS)], mortality (non-survivor percentage), and CIRCI percentage as an outcome in patients with critical illness, sepsis, and septic shock. Results Twenty-one observational studies were included in our systematic review, with a total of 2,212 subjects, 916 of whom had sepsis. Nineteen studies indicated a positive association between elevated cortisol levels and mortality in critically ill children, but 2 studies stated that there was no association with the CIRCI percentage of 32.3 and 84.3% respectively. The mortality percentage of critically ill patients with elevated cortisol levels and sepsis were 25.81 (2.7-60)% and 35.31 (6-60)%, respectively. The percentages of CIRCI in critically ill and sepsis patients were 21.91 (0-84.3)% and 21.35 (0-84.3)%, respectively. Conclusion Cortisol levels may increase or decrease in critically ill children. Elevated cortisol levels are associated with mortality in septic children. The effect of CIRCI on mortality in critically ill children cannot be concluded.
Hubungan Penggunaan Prednison dan Deksametason dengan Indeks Massa Tubuh Anak Penderita Leukemia Limfoblastik Akut Kemoterapi Fase Induksi di RSUD Dr. Moewardi Salsabila Fajaria, Dinda; Widiretnani, Septin; Andarini, Ismiranti
Plexus Medical Journal Vol. 3 No. 6 (2024): Desember
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/55m7sh55

Abstract

Pendahuluan: Leukemia Limfoblastik Akut (LLA) merupakan salah satu penyakit keganasan pada anak yang paling banyak terjadi dan ditandai dengan adanya sel darah putih abnormal yang berproliferasi secara tidak terkendali di dalam darah. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) mencatat bahwa kanker dengan insidensi tertinggi pada anak di Indonesia adalah LLA. Hingga saat ini, kemoterapi dengan kortikosteroid masih menjadi tatalaksana kuratif utama pada pasien leukemia, meskipun penggunaan kortikosteroid khususnya prednison dan deksametason, yang intensif diberikan saat fase induksi, dapat memengaruhi Indeks Massa Tubuh (IMT) melalui peningkatan nafsu makan berlebih dan menghambat mineralisasi tulang. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk mengetahui lebih lanjut hubungan penggunaan prednison dan deksametason dengan IMT anak LLA kemoterapi fase induksi di RSUD dr. Moewardi. Metode: Penelitian ini bersifat observasional analitik dengan desain kohort retrospektif berdasarkan data rekam medis dan hasil pengisian kuesioner demografi oleh pasien anak leukemia limfoblastik akut yang telah menjalani kemoterapi fase induksi di poli anak RSUD dr. Moewardi yang dianalisis secara bivariat menggunakan SPSS. Hasil: Hasil analisis uji T-berpasangan yang dilakukan pada kedua variabel didapatkan nilai signifikansi sebesar 0,000 (p<0,05) untuk kedua kortikosteroid dengan rasio r=0,666 pada uji prednison dan r=0,820 pada uji deksametason yang menunjukkan hubungan yang signifikan dengan kategori kuat dan sangat kuat antara penggunaan prednison dan deksametason terhadap IMT fase induksi. Kesimpulan: Terdapat hubungan yang signifikan antara penggunaan prednison dan deksametason dengan indeks massa tubuh anak leukemia limfoblastik akut kemoterapi fase induksi di RSUD dr. Moewardi.
Dampak Status Gizi Awal terhadap Keberhasilan Kemoterapi Fase Induksi pada Anak dengan Leukemia Limfoblastik Akut di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Moewardi Surakarta Okfiani, Rachma Dinar; Widiretnani, Septin; Andarini, Ismiranti
Sari Pediatri Vol 26, No 5 (2025)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14238/sp26.5.2025.284-90

Abstract

Latar belakang. Malnutrisi telah diusulkan menjadi salah satu faktor prognostik.pada pasien anak dengan leukemia limfoblastik akut (LLA). Kekurangan gizi diyakini dapat berkorelasi dengan peningkatan risiko komplikasi dan kekambuhan serta penurunan tingkat pemulihan.Tujuan. Mengetahui hubungan status gizi awal dengan keberhasilan kemoterapi fase induksi pada pasien anak leukemia limfoblastik akut di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Moewardi Surakarta.Metode. Sebuah studi cross sectional dengan mengukur status gizi anak saat awal diagnosis yang menjalani kemoterapi fase induksi LLA di rumah sakit Dr. Moewardi. Data diambil dari rekam medis pada Januari 2020 hingga Desember 2022. Analisis bivariat dilakukan dengan uji Chi-square, kemudian dilanjutkan dengan analisis multivariat menggunakan uji regresi logistic.Hasil. Sebanyak 47 pasien anak dengan LLA yang menjalani kemoterapi fase induksi didapatkan status gizi anak sebagian besar masih dalam kategori normal (51,1%) dan sisanya dengan status gizi abnormal (48,9). Pada luaran kemoterapi fase induksi didapatkan jumlah anak yang mengalami remisi (57,4%), lebih banyak dibandingkan yang tidak remisi (42,6%). Status gizi dari subjek tersebut berhubungan dengan keberhasilan kemoterapi fase induksi (OR 3,97; p=0,025). Analisis lanjutan berupa analisis multivariat menunjukkan hasil yang serupa (OR 6,56; p=0,023).Kesimpulan. Terdapat hubungan antara status gizi awal dengan keberhasilan kemoterapi fase induksi pada pasien anak LLA di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Moewardi Surakarta.