Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Diskursus Pemikiran Manusia sebagai Objek Referensi Keamanan Militer dan Non-Militer dalam Peacekeeping Operations di Konflik Sudan hidayat, rizal adhitya; Angela, Denny; Zafira, Ghina Hana
Prosiding Seminar Nasional Pemberdayaan Masyarakat (SENDAMAS) Vol 4, No 1 (2024): Desember 2024
Publisher : UniversitasAl Azhar Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36722/psn.v4i1.3141

Abstract

Penelitian ini memberikan eksplorasi kritis terhadap wacana pemikiran manusia sebagai objek acuan keamanan dalam kasus Konflik Sudan dalam memberikan tinjauan terhadap pertemuan dimensi ancaman keamanan militer dan non-militer. Permasalahan mendasar dari penelitian ini bermuara pada bagaimana wacana pemikiran keamanan manusia dalam Konflik Sudan dipahami melalui dua dimensi ancaman keamanan di atas, berdasarkan pendekatan sekuritisasi kosmopolitanisme dan pendekatan dualisme hubungan kritis antara keamanan manusia dan keamanan negara. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dari deskripsi analitis melalui tinjauan studi pustaka. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa wacana pemikiran manusia sebagai objek referensi keamanan militer dan non-militer dalam Konflik Sudan sebagai bagian dari perang baru menemukan momentum pada dua pendekatan di atas, terkait tugas pokok dan fungsi operasi pemeliharaan perdamaian sesuai mandat Resolusi DK PBB 2086. Kedua pendekatan di atas mensintesiskan realisasi keamanan manusia kritis sebagai bagian dari masyarakat kosmopolitan terkait melepaskan ancaman keamanan manusia yang ideal dari keamanan negara dalam Konflik Sudan. Tidak hanya melihat manusia sebagai objek ancaman keamanan berdimensi militer, namun resiproktivitasnya terkait dengan tanggung jawab negara membebaskan manusia dari dimensi ancaman keamanan non-militer.Kata kunci- Keamanan Manusia, Keamanan Militer, Keamanan Non-militer, Peacekeeping Operations, Konflik Sudan
Implikasi Revolution in Military Affairs pada Perang Rusia-Ukraina 2022 terkait Kepentingan Geopolitik Keamanan Regional Amerika Serikat Hidayat, Rizal Adhitya; Bustomi, Adonis Ghazi
Mondial: Jurnal Hubungan Internasional Vol 1, No 1 (2024): Maret 2024
Publisher : Universitas Al-azhar Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36722/mondial.v1i1.2817

Abstract

The development of technology in the military domain, such as data, artificial intelligence (AI), autonomy, space capabilities, hypersonic weapons, quantum, biotechnology, and New Material and Manufacture (NMM), has brought crucial changes to the dynamics of warfare. Major countries, including the United States (US), have adopted much of this technology, such as the advanced Ghost drone system with AI algorithms and the use of robotics at Tyndall Air Force Base and the US/Mexico border. In 2022, the US intervened in the Russia-Ukraine war as a decisive response to threats to national security. This intervention involved financial and military assistance, as well as the supply of weaponry like HIMARS and Phoenix UAS. The US also leveraged its defense alliances, particularly NATO, to bolster Ukraine and maintain national security interests, especially by strengthening positions in the Black Sea. Concerning the American Revolution in Military Affairs (RMA), which includes precision weapons, stealth technology, and C4ISR/information, Ukraine, in facing the war, adopted military technology supplied by the US. Thus, with these technological advancements, the shift in US military doctrine, particularly Multi-Domain Operations, became a guiding principle in supporting Ukraine. Additionally, the US underwent organizational changes in response to adapting to advanced technology. All of these aspects reflect the importance of adapting to technological changes in military strategy and organization.Keywords: Russia-Ukraine 2022, Geopolitics, Black Sea, RMA, Technology