Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

SERVICE LEARNING DALAM EDUKASI KESEHATAN KULIT SANTRI, UPAYA PENGENDALIAN PENYAKIT SCABIES DI PESANTREN : Service Learning Dalam Edukasi Kesehatan Kulit Santri, Upaya Pengendalian Penyakit Scabies Di Pesantren Risnah, Risnah; Musdalifah, Musdalifah; Hafid, Anwar; Arbianingsih, Arbianingsih; Hidayah, Nur; Huriati, Huriati; Muthahharah, Muthahharah; Ashar, Maria Ulfah
Jurnal Pengabdian Kesehatan Komunitas Vol. 4 No. 1 (2024): JPKK Edisi April 2024
Publisher : STIKes Hang Tuah Pekanbaru

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25311/jpkk.Vol4.Iss1.1786

Abstract

Scabies merupakan salah satu penyakit infeksi kulit menular. Penyakit kulit ini hingga menduduki peringkat ketiga dari 12 penyakit kulit tersering di Indonesia. Umumnya ditemukan di lingkungan padat penghuni dan kontak manusia yang tinggi seperti di penjara, panti asuhan dan pondok pesantren. Pengetahuan dan sikap individu memiliki peran penting dalam melakukan praktik kebersihan diri yang baik untuk pencegahan scabies, selain itu juga dapat mengetahui tentang factor-faktor yang dapat menyebabkan scabies. Upaya peningkatan pengetahuan dan sikap tersebut pada santri dapat dilaksanakan dengan pemberian pengabdian masyarakat. Kegiatan ini bernama penyuluhan kesehatan “Kenal dan cegah Scabies” diberikan kepada para santri di pondok pesantren Darul Aman Putra Gombara Makassar yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan sikap santri dalam perilaku pencehagan scabies. Pelaksanaan kegiatan selama 3 jam secara langsung kepada 150 santri yang hadir di masjid pondok pesantren yang menggunakan media Flyer dan PPT presentasi serta dibagi atas dua sesi yakni Sesi 1 Edukasi tentang Penyakit Scabies serta  Sesi 2: Tanya jawab seputar penyakit kulit.  Kesimpulannya setelah dilakukan post tes melalui wawancara langsung bahwa seluruh santri dan pengelola nampak aktif mendengarkan saat penyajian materi dan peserta mampu menjawab pertanyaan kuis secara lisan dengan tepat. Setelah dilakukan edukasi dan tanya jawab diharapkan agar santri dapat lebih meningkatkan sikap dan perilaku hidup bersih dan sehat guna mencegah scabies. Pada pengurus pondok diharapkan untuk meningkatkan edukasi hidup bersih dengan pemanfaatan sarana pelayanan kesehatan secara maksimal pada santri.   Abstrak Scabies merupakan salah satu penyakit infeksi kulit menular. Penyakit kulit ini hingga menduduki peringkat ketiga dari 12 penyakit kulit tersering di Indonesia. Umumnya ditemukan di lingkungan padat penghuni dan kontak manusia yang tinggi seperti di penjara, panti asuhan dan pondok pesantren. Pengetahuan dan sikap individu memiliki peran penting dalam melakukan praktik kebersihan diri yang baik untuk pencegahan scabies, selain itu juga dapat mengetahui tentang factor-faktor yang dapat menyebabkan scabies. Upaya peningkatan pengetahuan dan sikap tersebut pada santri dapat dilaksanakan dengan pemberian pengabdian masyarakat. Kegiatan ini bernama penyuluhan kesehatan “Kenal dan cegah Scabies” diberikan kepada para santri di pondok pesantren Darul Aman Putra Gombara Makassar yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan sikap santri dalam perilaku pencehagan scabies. Pelaksanaan kegiatan selama 3 jam secara langsung kepada150 santri yang hadir di masjid pondok pesantren yang menggunakan media Flyer dan PPT presentasi serta dibagi atas dua sesi yakni Sesi 1 Edukasi tentang Penyakit Scabies serta Sesi 2: Tanya jawab seputar penyakit kulit.  Kesimpulannya setelah dilakukan post tes melalui wawancara langsung bahwa seluruh santri dan pengelola nampak aktif mendengarkan saat penyajian materi dan peserta mampu menjawab pertanyaan kuis secara lisan dengan tepat. Setelah dilakukan edukasi dan tanya jawab diharapkan agar santri dapat lebih meningkatkan sikap dan perilaku hidup bersih dan sehat guna mencegah scabies. Pada pengurus pondok diharapkan untuk meningkatkan edukasi hidup bersih dengan pemanfaatan sarana pelayanan kesehatan secara maksimal pada santri.
Analisis Faktor Predisposisi terhadap Aktivitas Fisik pada Pasien Hipertensi Hafid, Anwar; Dina Al-fisya
Nursing Care and Health Technology Journal (NCHAT) Vol. 5 No. 2 (2025): Nursing and Health Care Technology-July to December Period
Publisher : Progres Ilmiah Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56742/nchat.v5i2.162

Abstract

Aktivitas fisik yang memadai sangat penting dalam manajemen hipertensi. Namun faktor-faktor predisposisi seperti usia. jenis kelamin. tingkat pendidikan. status pekerjaan. dan pengetahuan kesehatan seringkali memengaruhi tingkat partisipasi dalam aktivitas fisik pada pasien hipertensi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara faktor-faktor predisposisi tersebut dengan tingkat aktivitas fisik pada pasien hipertensi. Metode yang digunakan adalah analisis regresi logistik dengan desain cross-sectional. melibatkan 136 responden di wilayah Puskesmas Jumpandang Baru. Kota Makassar. Hasil uji bivariat menunjukkan bahwa usia (r = -0.244. p = 0.004) dan jenis kelamin (r = -0.247. p = 0.004) memiliki hubungan negatif yang sangat lemah. pendidikan (r = 0.803. p < 0.001) dan pekerjaan (r = 0.770. p < 0.001) menunjukkan hubungan positif yang kuat. sementara pengetahuan (r = 0.222. p = 0.009) menunjukkan hubungan positif yang sangat lemah. Model regresi memiliki signifikansi global (p < 0.05). dengan setidaknya satu variabel independen berkontribusi signifikan terhadap variasi tingkat aktivitas fisik. Kesimpulan penelitian menunjukkan bahwa pendidikan dan pekerjaan merupakan faktor yang paling berpengaruh terhadap aktivitas fisik, sementara usia dan jenis kelamin memiliki kontribusi yang lemah.  
Edukasi Pijat Kaki untuk Mengurangi Nyeri pada Pasien NSTEMI Ashar, Maria Ulfah; Khotimah, Nurul Khusnul; Mukhtar, Musdalifah; Hafid, Anwar
Bhakti Patrika Vol. 1 No. 2 (2025): Juli
Publisher : Pubfine Media Group

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.64408/bp.2025.1230

Abstract

Pendahuluan: Pada pasien dengan Sindrom Koroner Akut NSTEMI, keluhan umum yang sering dirasakan yaitu rasa nyeri terutama di area dada kiri sebagai akibat dari tidak optimalnya pompa jantung yang disebabkan adanya sumbatan. Terapi komplementer/alternatif yang bisa dilakukan sudah sangat banyak, salah satunya pijat refleksi kaki. Pijat refleksi atau reflexology massage merupakan terapi komplementer yang sering dijadikan bahan penelitian dalam penerapan pengurangan nyeri, biasanya yaitu Foot Massage reflexology atau pijat refleksi kaki. Metode: Pemberian edukasi dan simulasi langsung teknik pijat kaki untuk mengurangi nyeri pada pasien dengan diagnosis NSTEMI. Pendekatan yang digunakan adalah metode direct communication. Hasil: Pasien dan keluarga mampu mempraktikkan teknik tersebut sesuai instruksi dan SOP yang diberikan. Kesimpulan: Setelah dilakukan edukasi kesehatan foot massage, pasien dan keluarga mengetahui cara dan manfaat foot massage, mau melakukan foot massage, dan mampu melakukan foot massage.