Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

MOISTURE ANALYZER SARTORIUS TYPE MA 45 SEBAGAI ALAT UJI KADAR AIR GELATIN DARI TULANG KELINCI Dewi Nurhidayati; Warmiati
Berkala Penelitian Teknologi Kulit, Sepatu, dan Produk Kulit Vol 20 No 2 (2021): Berkala Penelitian Teknologi Kulit, Sepatu, dan Produk Kulit
Publisher : Politeknik ATK Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (183.374 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk memahami prinsip kerja dan pengoperasian dari Moisture Analyzer Sartorius Type MA 45 sebagai alat uji kadar air pada gelatin dengan metode termogravimetri yang mengacu pada SNI 06-3735-1995 tentang mutu dan pengujian gelatin. Prinsip kerja dari pengujian dengan metode termogravimetri menggunakan Moisture Analyzer adalah dengan menimbang sampel uji gelatin dari tulang kelinci dengan berat tertentu kedalam cawan alumunium kemudian dipanaskan pada suhu tertentu. Kemudian hasil kadar air dari bahan sampel dapat diketahui secara langsung yang tertera pada alat uji. Pada penelitian ini ada 3 sampel uji gelatin yaitu sampe A1, A2 dan A3 dengan waktu pembuatan yang berbeda. Untuk suhu pengujian menggunakan suhu sebesar 105 ˚C. Hasil pengujian didapatkan nilai kadar air untuk sampel A1=2,00%-2,85%, sampel A2=4,11%–5,27% dan sampel A3=3,37%-4,34%. Kemudian dari hasil analisis anova dengan probabilitas 0,01 menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan signifikan pada sampel uji gelatin. Sedangkan menurut SNI 06-3735-1995 tentang mutu dan pengujian gelatin nilai kadar air maksimum adalah 16% sehingga dari ketiga sampel uji tersebut masih memenuhi standar kadar air. Selain itu pengujian menggunakan moisture analyzer relatif cepat, mudah dan murah.
MOISTURE ANALYZER SARTORIUS TYPE MA 45 SEBAGAI ALAT UJI KADAR AIR GELATIN DARI TULANG KELINCI Dewi Nurhidayati; Warmiati
Berkala Penelitian Teknologi Kulit, Sepatu, dan Produk Kulit Vol 20 No 2 (2021): Berkala Penelitian Teknologi Kulit, Sepatu, dan Produk Kulit
Publisher : Politeknik ATK Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (131.897 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk memahami prinsip kerja dan pengoperasian dari Moisture Analyzer Sartorius Type MA 45 sebagai alat uji kadar air pada gelatin dengan metode thermogravimetri yang mengacu pada SNI 06-3735-1995 tentang mutu dan pengujian gelatin. Prinsip kerja dari pengujian dengan metode thermogravimetri menggunakan Moisture Analyzer adalah dengan menimbang sampel uji gelatin dari tulang kelinci dengan berat tertentu kedalam cawan alumunium kemudian dipanaskan pada suhu tertentu. Kemudian hasil kadar air dari bahan sampel dapat diketahui secara langsung yang tertera pada alat uji. Pada penelitian ini ada 3 sampel uji gelatin yaitu sampe A1, A2 dan A3 dengan waktu pembuatan yang berbeda. Untuk suhu pengujian menggunakan suhu sebesar 105˚C. Hasil pengujian didapatkan nilai kadar air untuk sampel A1 = 2,00% - 2,85%, sampel A2 = 4,11% – 5,27% dan sampel A3 = 3,37% - 4,34%. Kemudian dari hasil analisis anova dengan probabilitas 0,01 menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan signifikan pada sampel uji gelatin. Sedangkan menurut SNI 06-3735-1995 tentang mutu dan pengujian gelatin nilai kadar air maksimum adalah 16% sehingga dari ketiga sampel uji tersebut masih memenuhi standar kadar air.
Perbandingan Alat Ukur dalam Penentuan Ketebalan Kulit Imitasi Wijayanti; Dewi Nurhidayati
Berkala Penelitian Teknologi Kulit, Sepatu, dan Produk Kulit Vol 21 No 1 (2022): Berkala Penelitian Teknologi Kulit, Sepatu, dan Produk Kulit
Publisher : Politeknik ATK Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (645.24 KB)

Abstract

Kulit imitasi merupakan kulit tiruan yang terbuat dari kompon poly urethane (PU) ataupun poly vynil chloride (PVC) sebagai bahan dasar serta penambahan kain pada lapisan bawah sebagai penguat. Salah satu komponen persyaratan mutu pada kulit sintetis menurut SNI 1294 : 2009 adalah ketebalan. Ketebalan minimal pada kulit imitasi menurut SNI tersebut adalah 0,7 mm – 0,8 mm. Selain itu data ketebalan kulit sintetis juga diperlukan sebagai acuan untuk pengujian kuat tarik ( tensile streght ) dan kuat sobek (elongation). Adapun alat ukur untuk uji ketebalan kulit imitasi dapat menggunakan mikrometer skrup, jangka sorong maupun thickness gauge. Pada penelitian ini digunakan dua alat ukur yakni jangka sorong merk Jason Ser No.367-002 dan Thickness Gauge merk Mitutoyo No.20645. Tujuan penelitian ini adalah untuk membandingkan unjuk kinerja alat dan memberikan informasi terkait dua alat uji tersebut sebagai alternatif dalam pengukuran ketebalan pada kulit imitasi . Hasil pengujian kedua alat ukur tersebut dibandingkan menggunakan ANOVA dengan probabilitas 5 % dan 1 %. Pada penelitian ini didapatkan hasil masing-masing pengukuran dengan menggunakan jangka sorong adalah : 3,3 mm, 3,1 mm, 3,1 mm , 3,1 mm, dan 3,05 mm dengan jumlah rata-rata 3,15 mm untuk thickness gauge adalah 3,1 mm, 3,05 mm, 3,08 mm, 3,14 mm dan 3,11 mm dengan jumlah rata-rata 3,10 mm. Hasil analisis ANOVA dengan probabilitas 5 % ataupun 1 % menunjukkan Fhit < F( α;k-1,n-k), sehingga dapat disimpulkann bahwa H0 diterima yang mengindikasikan bahwa tidak ada perbedaan nilai rata-rata yang signifikan. Hasil tersebut menggambarkan bahwa jangka sorong dan thickness gauge dapat digunakan pada pengujian ketebalan kulit imitasi. Kedua alat ini juga tidak memerlukan preparasi khusus sehingga mudah digunakan dan menambah keefektifan praktikum mahasiswa.
PENGARUH PENGGUNAAN HAND MIXER DAN OVERHEAD MIXER PADA UNJUK KERJA PENCAMPURAN DALAM PEMBUATAN KULIT SINTETIS Dewi Nurhidayati
Berkala Penelitian Teknologi Kulit, Sepatu, dan Produk Kulit Vol 22 No 1 (2023): Berkala Penelitian Teknologi Kulit, Sepatu, dan Produk Kulit
Publisher : Politeknik ATK Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (853.639 KB) | DOI: 10.58533/bptkspk.v22i1.196

Abstract

Proses pencampuran merupakan proses yang penting dalam pembuatan suatu produk, salah satunya adalah pada proses pembuatan kulit sintetis. Proses pencampuran pada pembuatan kulit sintetis bertujuan untuk mencampurkan bahan baku yang berupa resin dengan baha n aditifnya seperti filler, stabilizer ,plasticizer dan lain lain. Proses pencampuran dilakukan menggunakan mixer. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan mixer yang memiliki spesifikasi berbeda. Adapun mixer yang digunakan adalah Hand Mixer Miyako SM-625 dengan Overhead Mixer IK RW 20.Kedua mixer ini memiliki perbedaan dari kecepatan dan tipe agitatornya. Dari hasil penelitian secara organoleptis kulit sintetis yang dihasilkan dari proses pencampuran menggunakan kedua mixer ini tidak ada perbedaan. Tetapi hasil uji fisis menunjukkan nilai kuat tarik, kemuluran dan kuat sobek lebih tinggi pada penggunaan Overhead sintetis tetapi untuk memperoleh hasil pengujian yang terukur penggunaan Overhead Mixer IK RW 20 lebih disarankan dilihat dari selisih masing -masing parameter uji fisisnya.Mixer IK RW 20. Hal ini menunjukkan bahwa kedua mixer dapat digunakan pada pembuatan kulit