Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

KESADARAN EKSPLORASI BUNYI PADA SINEMA INDONESIA DALAM KURUN WAKTU 2001-2005 Aditya Tama Isdiarto
IKONIK : Jurnal Seni dan Desain Vol 4, No 1 (2022): JANUARI 2022
Publisher : LPPM Universitas Maarif Hasyim Latif

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51804/ijsd.v4i1.1599

Abstract

Indonesia merupakan negara yang sebenarnya memiliki potensi sangat baik jika dihadapkan dengan sistem pendukung yang tepat. Hal tersebut dapat terlihat dari perkembangan sinema pada masa transisi di era tahun 2000-an, dimana sinema Petualangan Sherina adalah penanda gairah tumbuhnya karya-karya sinema setelahnya serta memberikan stimulus bangkitnya industri sinema saat itu dan seterusnya. Namun yang menjadi titik kajian kali ini adalah bagaimana dengan kesadaran eksplorasi bunyi selama 5 tahun tersebut. Metode yang digunakan dalam pembahasan ini menggunakan rujukan dari Gabriele Jutz yang membahas tentang estetika audiovisual dalam cinema experimental kontemporer. Tujuannya adalah menginformasikan sisi lain dari perkembangan sinema Indonesia pada unsur bunyi.
Augmented Reality : Interaksi Seni Media Alternatif pada Pameran Nandur Srawung ke-9 Aditya Tama Isdiarto; Ajeng Tita Negoro
GESTALT : JURNAL DESAIN KOMUNIKASI VISUAL Vol. 5 No. 1 (2023): Gestalt : Jurnal Desain Komunikasi Visual
Publisher : Program Studi Desain Komunikasi Visual. Fakultas Arsitektur dan Desain Jalan Raya Rungkut Madya, Gn.Anyar, Surabaya, Jawa Timur 60294

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33005/gestalt.v5i1.139

Abstract

Nandur Srawung merupakan pemeran internasional tahunan yang diselenggarakan oleh Dinas Kebudayaan Yogyakarta. Augmented Reality adalah salah satu media alternatif yang dapat dielaborasikan dengan seni dan juga dibalut dengan budaya tradisional. Melalui metode pendekatan deskriptif, kami akan membahas bagaimana proses kolaborasi antara tim dari studio kolektif grafis Krack! dengan Aditya Tama Isdiarto yang juga sebagai artis komisi membangun karya monumental di Yogyakarta pada tanggal 16 hingga 23 Oktober 2022 dengan memanfaatkan augmented reality sebagai media interaksi kepada pengunjung. Tujuannya adalah memberikan pemahaman kepada pembaca bahwa seni akan selalu mengikuti perkembangan teknologi hari ini dan mendatang.
Motion Graphic “Mutualism” Sebagai Media Publikasi Ekosistem Hardcore Punk Di Purwokerto Kalacakra, Galang; Linda, Gusnita; Tama Isdiarto, Aditya
eProceedings of Art & Design Vol. 12 No. 3 (2025): Juni 2025
Publisher : Telkom University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perkembangan musik hardcore punk di Purwokerto merupakan bagian darisubkultur yang menekankan kebersamaan, perjuangan, dan semangat an}-kemapanan.Meskipun komunitasnya besar dan ak}f, ekosistem ini masih kurang dikenal olehmasyarakat luas. Oleh karena itu, peneli}an ini merancang mo琀椀on graphic "Mutualism"sebagai media publikasi untuk memperkenalkan ekosistem hardcore punk. Mo琀椀on graphicini menggambarkan hubungan }mbal balik antar elemen dalam komunitas serta nilai-nilaiyang mendasarinya melalui elemen visual yang dinamis dan simbolis. Peneli}an inimenggunakan metode desain komunikasi visual yang mencakup analisis, perancangan,produksi, dan evaluasi. Desain mo琀椀on graphic melibatkan penggunaan warna, }pogra昀椀,dan animasi yang sesuai dengan karakter hardcore punk agar pesannya dapat diterimasecara luas, terutama oleh kalangan muda. Hasil peneli}an menunjukkan bahwa mo琀椀ongraphic "Mutualism" dapat menyampaikan informasi dengan menarik dan mudahdipahami. Media ini diharapkan menjadi jembatan komunikasi yang efek}f antarakomunitas hardcore punk dan masyarakat umum serta meningkatkan apresiasi terhadapsubkultur ini di Purwokerto.Kata Kunci: Mo琀椀on graphic, desain komunikasi visual, hardcore punk, publikasi,ekosistem, subkultur, Purwokerto.
A Novel Principles+ Framework for Improving User Experience of Augmented Reality Wahyuningrum, Tenia; Isdiarto, Aditya Tama; Yudianto, Robert Hendra; Thinakaran, Rajermani
Journal of Innovation Information Technology and Application (JINITA) Vol 7 No 1 (2025): JINITA, June 2025
Publisher : Politeknik Negeri Cilacap

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35970/jinita.v7i1.2728

Abstract

This study introduces a framework that aligns analysis and synthesis approaches, PRInCiPleS+, to enhance the user experience (UX) for Mooi Indie paintings through Augmented Reality (AR). By integrating cultural depth, emotional engagement, and technical usability, this study aims to revive this traditional art form and engage younger audiences. The customized PRInCiPleS+ design method combines empathy mapping and sustainability considerations to develop an AR application for Instagram filters. This study highlights the role of AR in preserving traditional arts while aligning it with the Sustainable Development Goals. The results of the Mooi Indie AR test using the independent sample T Test method showed no significant difference between users who had never used AR and those who had used AR in terms of user experience. In other words, users who are using AR for the first time and those who have used AR before feel almost the same user experience. The user experience score measured using the UMUX-Lite questionnaire showed that the group of users who had never used AR had a user experience score of 78.15, while the group who had ever used AR was 71.10, which means good. Analytically, Mooi Indie AR still needs some improvement, especially in terms of filter loading time, time required to explore filters, the number of users who use filters, and then save and share them with other users to increase engagement.