Lansia merupakan tahap akhir dalam daur kehidupan pada manusia. Seiring dengan bertambahnya usia terjadi banyak perubahan sebagai akibat dari proses menua yang berpotensi menimbulkan masalah fisik dan kesehatan serta gangguan kognitif. Salah satu gangguan kognitif yang banyak muncul pada lansia adalah dementia. Lansia dengan dementia akan mengalami penurunan daya ingat dan daya pikir. Masalah tersebut jika tidak ditangani akan berkembang menjadi masalah yang kompleks yaitu akan mengganggu kehidupan aktivitas sehari-hari lansia. Pada masa pandemi penyakit coronavirus-2019 (COVID-19) yang telah menyebar luas ke seluruh dunia termasuk Indonesia menyebabkan kita harus tetap mematuhi protokol kesehatan dengan membatasi kerumunan, serta menjaga jarak minimal 2 meter. Mengingat lansia merupakan individu yang rentan dan mudah terpapar virus ini sehingga banyak lansia yang mengalami dementia tidak di bawa ke Rumah Sakit dan hal ini di anggap wajar serta normal karena proses menua sehingga lansia tidak mendapatkan pemeriksaan dan pengobatan. Tujuan pengabdian kepada masyarakat ini adalah untuk mengedukasi para lansia untuk tetap aktif melakukan aktivitas fisik agar terhindar dari dementia. Metode yang digunakan adalah TelePhysio, dimana Fisioterapis menghubungi para lansia melalui media telepon atau video call hal ini dilakukan agar fisioterapis tetap dapat memberikan pelayanan yang baik, praktis, dan cepat meski dalam masa pandemik seperti sekarang ini. Peserta berjumlah 53 terdiri dari 10 laki-laki dan 43 peserta perempuan. Hasil pengumpulan data dilakukan dengan pemeriksaan Mini Mental Status Examination (MMSE) sebelum dan setelah program pengabdian kepada masyarakat ini dilakukan. Diketahui nilai rata-rata skor MMSE peserta sebelum kegiatan PkM ini adalah (18.91) menjadi (22.83) setelah kegitan PkM dengan nilai signifikan sebesar 0.000 yang artinya terdapat perbedaan pengaruh sebelum dan setelah kegiatan PkM terhadap aktivitas fisik lansia terhadap hasil MMSE skor.