Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

Hermeneutika Hukum: Prinsip dan Kaidah Interpretasi Hukum Weruin, Urbanus Ura; Andayani B, Dwi; Atalim, St.
Jurnal Konstitusi Vol 13, No 1 (2016)
Publisher : Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (395.068 KB) | DOI: 10.31078/jk1315

Abstract

This legal hermeneutic article efforts to explore and formulates norms, rules, principles, standards, and criterions that must be referenced in order to understand, analyze, interpret, and explicate the intention and complexities meaning of legal texts, not only according to literary meaning but also to reveal the whole meaning  of pratices and outcome of the legal adjudication. These norms, rules, and principles link to primary or general priciples, attitudes and goodwill of intepreter, aim of interpretation, interest of people, structure of legal system, character and role of interpreter, and how to undestand and treate legal noms as text. This bibliographical study and empiris research article find out the meaning, history, and aplication of legal hermeneutic in practices of adjudication. One case from legal adjudication (court dicision) will be analysed here according to principles of legal hermeneutic.
Logika, Penalaran, dan Argumentasi Hukum Weruin, Urbanus Ura
Jurnal Konstitusi Vol 14, No 2 (2017)
Publisher : Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (399.745 KB) | DOI: 10.31078/jk1427

Abstract

Dewasa ini pemahaman dan pengetahuan tentang logika, penalaran, dan argumentasi hukum semakin dibutuhkan tidak hanya bagi kalangan akademisi dalam bidang filsafat dan hukum melainkan terutama bagi para praktisi hukum seperti polisi, hakim, jaksa, pengacara, bahkan seluruh anggota masyarakat yang setiap hari berhadapan dengan persoalan-persoalan hukum. Sebagai bagian dari penalaran pada umumnya, penalaran hukum, meskipun memiliki sejumlah karakteristik yang berbeda, terikat pada kaidah-kaidah penalaran yang tepat seperti hukum-hukum berpikir, hukum-hukum silogisme, ketentuan tentang probabilitas induksi, dan kesesatan informal penalaran. Maka penalaran hukum bukahlah jenis penalaran yang berbeda dan terpisah dari logika sebagai ilmu tentang bagaimana berpikir secara tepat (sebagai salah satu cabang filsafat) melainkan bagaimana menerapkan kaidah-kaidah berpikir menurut ketentuan logika dalam bidang hukum. Artikel ini membahas kaidah-kaidah berpikir silogisme dan induksi. Aplikasi penalaran deduktif dan induksif dalam hukum dengan model IRAC (Issue, Rule, Argument, dan Conclusion) akan mengakhiri artikel ini.
POSTMODERNISME DAN HUKUM KRITIK POSTMODERNISME HUKUM TERHADAP MODERNISME HUKUM Weruin, Urbanus Ura
Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni Vol 2, No 1 (2018): Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmishumsen.v2i1.1559

Abstract

Artikel hasil studi literer ini membahas kritik postmodernisme hukum terhadap modernisme hukum dan praktik hukum modern. Cita-cita modernisme hukum adalah mewujudkan kebenaran dan keadilan sebagai tujuan tertinggi hukum. Menurut jurisprudensi modern dan modernisme hukum, kebenaran dan keadilan hukum bercirikan rasional, pasti, objektif, imparsial, tunggal, dan universal. Tetapi sebaliknya pembalikan postmodernisme justru menekankan irrasionalitas, ketidakpastian, subjektivitas, parsialitas, pluralitas, lokalitas, dan dekontruski hukum. Sebagaimana ditegaskan oleh kaum postmodernis hukum, hukum harus didekonstruksi guna menyingkapkan kepalsuan, kekeliruan, serta manipulasinya. Dengan demikian kita dapat mengkonstruksikan pertimbangan, proses, keadilan, serta etika hukum yang lebih manusiawi. Tidak semua kritik postmodernisme hokum terhadap pandangan modernisme hukum tepat sasaran sehingga dapat diterima. Maka saya akan mengakhiri artikel ini dengan mengajukan beberapa kritik terhadap kritik-kritik postmodernisme terhadap hukum.
TEORI-TEORI ETIKA DAN SUMBANGAN PEMIKIRAN PARA FILSUF BAGI ETIKA BISNIS Weruin, Urbanus Ura
Jurnal Muara Ilmu Ekonomi dan Bisnis Vol 3, No 2 (2019): Jurnal Muara Ilmu Ekonomi dan Bisnis
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmieb.v3i2.3384

Abstract

Sebagai ilmu preskriptif, etika adalah cabang filsafat yang mempertimbangakan secara kritis tindakan mana yang baik atau tindakan mana yang buruk berdasarkan ajaran moral tertentu. Sementara ajaran moral adalah ajaran tentang kebaikan manusia berdasarkan martabat setiap orang sebagai manusia. Studi literer dengan menggunakan metode content analysis yang dilakukan terhadap berbagai sumber kepustakaan yang ada memperlihatkan bahwa  terdapat dua teori utama etika yang relevan bagi etika bisnis. Pertama teori etika konsekuensialis atau teleologis. Kedua, teori etika nonkonsekuensilis Termasuk dalam teori etika konsekuensilis adalah etika utilitarianisme, etika egoism, dan etika hedonisme. Sementara teori etika non-konsekuensialis mencakup etika deontologi, etika keutamaan, dan etika kesetaraan dan keadilan sebagai kewajaran. Etika konsekuensialis menilai moralitas tindakan atau keputusan berdasarakan tujuan, kegunaan, atau dampak positif yang diperoleh dari tindakan atau keputusan tersebut. Sementara etika nonkonsekuensialis memfokuskan moralitas tidakan atau putusan pada kewajiban untuk melakukan apa yang merupakan kewajiban, pada motivasi dan karakter moral si pelaku tindakan, serta pada prinsip keadilan. Semua teori etika ini, berkontribusi bagi pemahaman terhadap etika bisnis.  As a prescriptive science, ethics is a branch of philosophy that considers critically which actions are good or which actions are bad based on certain moral teachings. While moral teachings are teachings about human kindness based on the dignity of each person as a human being. Literary studies using content analysis methods conducted on various sources of existing literature show that there are two main theories of ethics that are relevant for business ethics. First the consequentialist or teleological ethical theory. Second, the theory of non-consensual ethics Included in the theory of consequent ethical ethics is the ethics of utilitarianism, ethics of egoism, and ethics of hedonism. While non-consequentialist ethical theories include deontological ethics, virtue ethics, and equality and fairness ethics as fairness. Consequentialist ethics assesses the morality of an action or decision based on the purpose, usefulness, or positive impact obtained from the action or decision. While non-consequentialist ethics focuses on the morality of actions or decisions on the obligation to do what is mandatory, on the motivation and moral character of the perpetrators of actions, as well as on the principle of justice. All of these ethical theories, contribute to understanding business ethics.
Hermeneutika Hukum: Prinsip dan Kaidah Interpretasi Hukum Weruin, Urbanus Ura; Andayani B, Dwi; Atalim, St.
Jurnal Konstitusi Vol 13, No 1 (2016)
Publisher : Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (395.068 KB) | DOI: 10.31078/jk1315

Abstract

This legal hermeneutic article efforts to explore and formulates norms, rules, principles, standards, and criterions that must be referenced in order to understand, analyze, interpret, and explicate the intention and complexities meaning of legal texts, not only according to literary meaning but also to reveal the whole meaning  of pratices and outcome of the legal adjudication. These norms, rules, and principles link to primary or general priciples, attitudes and goodwill of intepreter, aim of interpretation, interest of people, structure of legal system, character and role of interpreter, and how to undestand and treate legal noms as text. This bibliographical study and empiris research article find out the meaning, history, and aplication of legal hermeneutic in practices of adjudication. One case from legal adjudication (court dicision) will be analysed here according to principles of legal hermeneutic.
DIRKUSRSUS FILSAFAT EKONOMI KONTEMPORER TENTANG BATAS MORAL PASAR Weruin, Urbanus Ura; Sudirgo, Tony
Jurnal Serina Ekonomi dan Bisnis Vol 2 No 1 (2024): Februari 2024
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jseb.v2i1.30997

Abstract

Artikel hasil penelitian kepustakaan ini ingin memahami secara analitis, kritis, koheren, dan sistematis khas filsafati tentang batas moral pasar. Diskursus filsafat ekonomi kontemporer menunjukkan bahwa praktik ekonomi pada umumnya dan ekspansi pasar pada khususnya tak bisa dipisahkan dari nilai-nilai moral. Tidak hanya bahwa keutamaan-keutamaan moral seperti keadilan, kesejahteraan, dan kebaikan bersama dipenuhi berkat kerja pasar yang kompetitif, efisien, dan inovatif melainkan juga bahwa moralitas merupakan dasar bagi ekonomi dan pasar. Adam Smith menyebutkan bahwa dasar ontologis ekonomi dan ekspansi pasar ada pada moral sense yakni simpati. Jaime Palomera dan Vetta menegaskan bahwa praktik ekonomi terikat dengan nilai. Dengan menggunakan metode content analysis, artikel hasil penelitian kepustakaan ini menunjukkan bahwa praktik ekonomi dan pasar tertanam dalam relasi sosial (Sandel). Pasar tidak dapat sepenuhnya disalahkan karena ketidakadilan, kemiskinan, kemelaratan, eksploitasi, dan sebagainya karena regulasi dan praktik sosial lain di luar ekonomi dan pasar ikut menentukan kondisi sosial tersebut. Pasar tetanam dalam relasi sosial. Maka perlu memetakan argumen pro dan kontra tentang pasar (Sahin). Pemetaan tersebut memperlihatkan bahwa anggapan kaum moralis pasar bahwa pasar secara moral perlu dibatasi karena dampak buruk yang ditimbulkannya tidak sepenuhnya dapat diterima. Sebaliknya kaum liberal yang menekankan kebebasan individual, otonomi, dan pilihan personal sebagai nilai utama pasar juga perlu diperhitungkan. Maka pandangan Anderson dan Radin bahwa bahwa ada “barang-barang” yang dapat dipasarkan dan ada yang tidak dapat dipasarkan, dapat diterima. Kritik Satz tentang ciri pasar yang deterministik, malinformasi, ketidaksetaraan dan subordinatif tetap menjadi catatan tersendiri. Cara terbaik untuk menentukan batas moral pasar adalah memahami bahwa ada nilai-nilai tertentu yang dihidupi oleh bidang kehidupan tertentu dan ada nilai-nilai tertentu yang dihidupi secara kuat oleh bidang kehidupan lain. Pasar menghidupi nilai efisiensi, kebebasan, dan status. Sementara distribusi dan alokasi sumber daya mengutamakan nilai seperti kesetaraan dan kebutuhan.
Membangun Budaya Komunikasi yang Efektif pada PT CP untuk Mendukung Kemajuan Perusahaan Weruin, Urbanus Ura
Jurnal Pengabdian Masyarakat (ABDIRA) Vol 5, No 3 (2025): Abdira, Juli
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/abdira.v5i3.788

Abstract

One important aspect in supporting the progress of the company is building an effective communication culture both between company leaders and between company leaders and employees. In the midst of an increasingly competitive business climate, effective communication between companies and consumers and stakeholders is needed. A good communication culture between companies and consumers is not only aimed at providing fast, accurate, and transparent information about the company's products and activities but also to maintain, care for, maintain, and develop consumer loyalty to the company. Realizing the importance of developing an effective communication culture in the company, we held training on building an effective communication culture to support the company's progress with PT Crown Pratama (CP) as a Community Service (PKM) partner. PT CP is a company engaged in the packaging of various types of sachet sugar to be distributed to customers such as hotels, cafes, restaurants, and airlines. Company activities and company relations with consumers require that company communication with all parties run according to the principles of effective communication such as being accurate, honest, open, transparent, mutually respectful, and dialogical. Through lecture, discussion, QA, and experience sharing methods, this PKM activity is able to improve the culture of effective communication within the company and with other parties who are directly or indirectly related to the company, products, and services of the company.
Berkenalan Dengan Siklus Akuntansi Bersama Siswa Yayasan Prima Unggul Nugroho, Vidyarto; Weruin, Urbanus Ura
Journal Of Human And Education (JAHE) Vol. 5 No. 2 (2025): Journal of Human And Education (JAHE)
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jh.v5i2.2497

Abstract

In an increasingly competitive local and global economic climate, trading companies play an important role in supporting economic growth, creating jobs, and bringing prosperity to the community. The main objective of a trading company is to collect goods and services from producers to be distributed to consumers in order to make a profit. In carrying out this activity, the role of accounting is very crucial. Accounting is needed by management and stakeholders in order to make financial decisions transparently, quickly, accurately, efficiently, and profitably. Knowledge and understanding of the accounting cycle need to be possessed by workers or prospective workers in order to play an optimal role in achieving the future. In order to provide in-depth knowledge and understanding of the accounting cycle in trading companies, we conduct Community Service Program (Pengabdian Kepada Masyarakat-PKM) in the form of training on the accounting cycle to high school and vocational school students under the Prima Unggul Foundation. The materials presented in this training include: the trading company accounting cycle, financial transactions and evidence, journal entries, to the preparation of financial reports including profit and loss reports, capital change reports, financial position reports, and cash flow reports. Through creative, innovative, interactive, and real training methods (case studies), students who take part in this training are not only enthusiastic about taking part in the training but are also able to answer questions in discussions and complete accounting case examples. The training, which was held through Zoom Meeting, succeeded in equipping participants with knowledge and its application in trade accounting practices. As many as 90% of participants stated that the material presented in this training was important, relevant, and useful for them to understand accounting practices in order to achieve a better future.
Akuntansi Emansipatoris: Analisis Kritis Terhadap Peran Dan Praktik Akuntansi Dalam Ekonomi Kapitalis Weruin, Urbanus Ura; Sudirgo, Tony
Innovative: Journal Of Social Science Research Vol. 4 No. 4 (2024): Innovative: Journal Of Social Science Research
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/innovative.v4i4.14267

Abstract

AbstrakSebagai bagian dari ekonomi modern yang kapitalis, peran dan praktik akuntansi tak bisa lepas dari analisis kritis teori kritis. Pewaris gerakan dan pemikiran neo-Marxisme ini melihat teori dan praktik akuntansi dalam ekonomi modern justru menghidupi alienasi dan penindasan. Praktik akuntasi konvensional dilihat sebagai bentuk injeksi baru kesadaran palsu yang menghidupi kekuasaan, ketidakadilan, eksploitasi, dan kemiskinan. Praktik akuntansi dilihat sebagai perpanjangan tangan kapitalis yang menghisap kesejahteraan pekerja dan mengabaikan kepentingan masyarakat keseluruhan. Praktik akuntansi seperti ini harus direformasi dan diemansipasi. Akuntasi emansipatoris merupakan sebuah pemikiran baru yang muncul dalam literatur akuntansi untuk mengoreksi teori dan praktik akuntasi konvensional di tengah masyarakat agar lebih adil, setara, dan sejahtera. Para pemikir akuntansi emansipatoris menyerukan reformasi pemahaman dan praktik akuntansi guna menciptakan keadilan, kesejahteraan, dan kesetaraan bagi semua anggota masyarakat. Dengan menggunakan metode analisis isi, hasil penelitian kepustakaan ini memperlihatkan bahwa persoalan-persoalan sosial seperti perubahan iklim, kesenjangan ekonomi, eksploitasi dan bentuk-bentuk penindasan lain (ekonomi) dianggap merupakan sesuatu yang sistemik dan struktural. Akuntansi emansipatoris ingin mereformasi peran dan praktik akuntansi agar membebaskan masyarakat dari eksploitasi belebihan atas alam, kesenjangan ekonomi, keterasingan, eksploitasi tenaga kerja, dan bentuk-bentuk lain penindasan ekonomi kapitalisme. Visi emansipatoris dalam pemikiran para pemikir akuntansi emansipatoris seperti Molisa misalnya menyerukan pendidikan kesadaran spiritual untuk mengupayakan pembebasan; Tinker menyerukan penghapusan keterasingan pekerja dan keterasingan sosial dalam masyarakat kapitalis. Sementara Gallhofer dan Haslam menekankan peran dan praktik akuntansi sebagai praktik sosial-universal; situasional-kontekstual; serta pluralitas. Peran dan praktik akuntansi tidak perlu elitis, eksklusif, dan subordinatif dalam sistem ekonomi kapitalis melainkan menjadi sebuah praktik sosial universal (social accounting) dan membebaskan. Akuntan sendiri pun perlu dibebaskan dari cengkeraman kapitalis.Kata Kunci: akuntansi emansipatoris, teori kritis, Marxisme, kapitalisme
BERKENALAN DENGAN DASAR ETIS ETIKA BISNIS MENURUT ETIKA EMMANUEL LEVINAS Weruin, Urbanus Ura
Jurnal Bakti Masyarakat Indonesia Vol. 7 No. 1 (2024): Jurnal Bakti Masyarakat Indonesia
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jbmi.v7i1.27358

Abstract

The development of information technology and economic globalization are changing perceptions, practices and core values in business. It is increasingly realized that the priority of business is not just seeking personal or corporate profit by any means necessary but rather must adhere to ethical business principles. A number of parties are calling for the spectrum of business ethics to be broadened and its application to be radical because future economic practices do not just require conventional business ethics but rather radical, relevant, reflective and brilliant models of business ethics. A model of business ethics that has a new perspective; a model of business ethics that appreciates multiple points of view; a business ethics model that injects critical awareness so that business people have autonomous ethical awareness. Levinas's ethical thinking was chosen as a frame of reference in introducing business ethics in this PKM because radical. For Levinas, business ethics is not a choice but an ethical obligation that is absolute and asymmetrical. Ethics originates from moral demands for every human being. But the moral basis is not in each individual or corporation but in others, in the environment, in society at large. That morally every person and every company has an ethical responsibility to be responsible for the needs and interests of other people. This kind of ethical demand is called radical because it places ethical weight not on individuals or corporations but on Others who are outside individuals and corporations. This PKM was carried out together with PT. Crown Pratama as partner. The aim of this PKM is to broaden the understanding of PKM partner staff and employees about the importance of business ethics and its application in business practices. Business ethical values such as honesty, fairness, responsibility and the interests of society as a whole cannot be defeated for personal or corporate gain. The results of this PKM show that 75.6% said they were able to understand and be useful for individuals and corporations. ABSTRAK Perkembangan teknologi informasi dan globalisasi ekonomi mengubah persepsi, praktik, dan nilai-nilai utama dalam bisnis. Sejumlah pihak menyerukan agar spektrum etika bisnis diperluas dan penerapannya perlu radikal karena praktik ekonomi masa depan tidak sekadar membutuhkan etika bisnis konvensional melainkan model etika bisnis yang radikal, relevan, reflektif, dan brilian. Sebuah model etika bisnis yang memiliki cara pandang baru; sebuah model etika bisnis yang mengapresiasi banyak sudut pandang; sebuah model etika bisnis yang menginjeksi kesadaran kritis agar para pelaku bisnis memiliki kesadaran etis yang otonom. Pemikiran etika Levinas dipilih sebagai kerangka acuan dalam memperkenalkan etika bisnis dalam PKM ini secara radikal. Bagi Levinas, etika bisnis bukan sebuah pilihan melainkan sebuah kewajiban etis yang bersifat mutlak dan asimetris. Tetapi dasar moral tersebut bukan pada diri masing-masing individu atau korporasi melainkan pada Yang Lain, pada lingkungan, padamasyarakat luas. Bahwa secara moral setiap orang dan setiap perusahaan memiliki tanggung jawab etis untuk bertanggungjawab atas kebutuhan dan kepentingan orang lain. Tuntutan etis semacam ini disebut radikal karena meletakkan bobot etis tidak pada individu atau korporasi melainkan pada Yang Lain yang berada di luar individu dan korporasi. PKM ini dilakukan bersama PT. Crown Pratama sebagai mitra. Tujuan PKM ini adalah memperluas pemahaman para staf dan karyawan mitra PKM tentang pentingnya etika bisnis dan penerapannya dalam praktik berbisnis. Nilai-nilai etika bisnis seperti kejujuran, keadilan, tanggung jawab, dan kepentingan masyarakat secara keseluruhan tidak bisa dikalahkan demi keuntungan personal atau perusahaan. Hasil PKM ini menunjukkan bahwa 75,6% menyatakan mampu memahami dan berguna bagi individu dan korporasi.