Claim Missing Document
Check
Articles

Found 18 Documents
Search

URGENSI PENDIDIKAN TAUHID DALAM KELUARGA Yasin Nurfalah
Tribakti: Jurnal Pemikiran Keislaman Vol. 25 No. 2 (2014): Jurnal Tribakti
Publisher : Universitas Islam Tribakti (UIT) Lirboyo Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33367/tribakti.v25i2.190

Abstract

Keluarga dapat disebut sebagai unit dasar serta unsur yang fundamental dalam masyarakat, karena dengan keluarga kekuatan-kekuatan yang tersusun dalam komunitas sosial dirancang di dalamnya. Masa depan anak dalam keluarga sangat tergantung kepada pendidikan, pengajaran dan lingkungan yang diciptakan oleh orang tuanya, dengan demikian orang tua harus mampu menciptakan rumah menjadi lingkungan yang islami dengan menerapkan pendidikan tauhid. Pendidikan tauhid sangat penting dalam keluarga karena pendidikan tauhid dalam Islam tidak hanya sekedar memberikan ketentraman batin dan menyelamatkan manusia dari kesesatan dan kemusyrikan dan bermanfaat bagi kehidupan umat manusia, akan tetapi juga berpengaruh besar terhadap pembentukan sikap dan perilaku keseharian seseorang. Pendidikan tauhid itu tidak hanya pengakuan bahwa Allah satu-satunya pencipta dan Ilah, namun ketauhidan tersebut harus sejalan dengan semua aktivitas seorang hamba, keyakinan tersebut harus diwujudkan melalui ibadah, amal sholeh yang langsung ditujukan kepada Allah SWT tanpa perantara serta hanya untuk Dialah segala bentuk penyembahan dan pengabdian, ketaatan tanpa yang hanya tertuju kepada-Nya syarat
HUBUNGAN KECERDASAN INTELEKTUAL (IQ) DENGAN KECERDASAN EMOSIONAL (IE) Yasin Nurfalah
Tribakti: Jurnal Pemikiran Keislaman Vol. 26 No. 2 (2015): Jurnal Tribakti
Publisher : Universitas Islam Tribakti (UIT) Lirboyo Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33367/tribakti.v26i2.218

Abstract

Berbicara tentang kecerdasan, maka ada tiga hal yaitu IQ (intelligence quotient), IE (intelligence emotional), dan IS (intelligence spiritual). Ketiganya membentuk hierarkhi kecerdasan yang mesti dimiliki secara utuh oleh setiap diri kita. Karena IQ, EQ dan IS merupakan satu kesatuan yang tidak bisa dipisah-pisahkan. Ketiga kecerdasan tersebut akhir-akhir ini, begitu hangat dan marak diangkat kepermukaan, baik dalam media massa maupun dalam dunia pendidikan. Dari ketiga kecerdasan tersebut hanya dua yang akan kita bahas disini, yaitu: IQ (intelligence quotient) dan IE (intelligence emotional). Kecerdasan Emosional (EQ) juga sangat menentukan prestasi seseorang dengan perbandingan 80% ditentukan oleh kecerdasan emosional (EQ) dan 20% ditentukan oleh kecerdasan yang lain. Kecerdasan Emosional (EQ) ini merupakan salah satu kecerdasan manusia yang dapat dikembangkan dan dilatih dengan baik untuk memperoleh keberhasilan dalam belajar, mengajar, mengasuh anak, dan persahabatan.
URGENSI NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER Yasin Nurfalah
Tribakti: Jurnal Pemikiran Keislaman Vol. 27 No. 1 (2016): Jurnal Tribakti
Publisher : Universitas Islam Tribakti (UIT) Lirboyo Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33367/tribakti.v27i1.264

Abstract

Pendidikan karakter mempunyai makna yang lebih tinggi dibandingkan dengan pendidikan moral, karena pendidikan karakter tidak hanya sekedar mengajarkan mana yang benar dan mana yang salah. Pendidikan yang berbasis karakter lebih mengarah pada penanaman kebiasaan (habituation)  tentang hal-hal yang baik, sehingga seorang anak menjadi tahu mana yang baik dan mana yang salah (domain kognitif), mampu merasakan nilai yang baik (domain afektif) dan mau melakukannya (domain psikomotor). Dalam bentuk operasional pada pendidikan formal, maka berdasarkan kajian empirik pusat kurikulum, maka untuk memperkuat pelaksanaan pendidikan karakter dirumuskan 18 nilai yang bersumber dari agama, pancasila, budaya dan tujuan pendidikan nasional. Yaitu: 1. Religius, 2. Jujur, 3. Toleransi, 4. Disiplin, 5. Kerja keras, 6. Kreatif, 7. Mandiri, 8. Demokratis, 9. Rasa ingin tahu, 10. Semangat kebangsaan, 11. Cinta tanah air, 12. Menghargai prestasi, 13. Bersahabat/komunikatif, 14. Cinta damai, 15. Gemar membaca, 16. Peduli lingkungan, 17. Peduli sosial, 18. Tanggung jawab.Nilai-nilai tersebut secara teknis dituangkan dalam pembelajaran melalui rencana pelaksanaan pembelajaran yang terintegrasi ke dalam seluruh mata pelajaran. Dalam tataran praktik, jumlah dan jenis karakter yang dipilih itu berbeda antara satu daerah atau sekolah yang satu dengan yang lainnya. Hal ini disesuaikan dengan kepentingan, kondisi dan lokalitas daerah masing-masing.
Penanaman Nilai-Nilai Agama Islam Terhadap Anak Didik Yasin Nurfalah
Tribakti: Jurnal Pemikiran Keislaman Vol. 29 No. 1 (2018): Jurnal Tribakti
Publisher : Universitas Islam Tribakti (UIT) Lirboyo Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33367/tribakti.v29i1.567

Abstract

Setiap anak mempunyai pembawaan berbeda dengan anak lain. Pembawaan itu merupakan cikal bakal dari karakteristik setiap individu. Pembawaan setiap anak juga akan tumbuh dan berkembang sesuai dengan lingkungan sosial mereka karena pada dasarnya manusia adalah makhluk sosial. Ini berarti, munculnya kenakalan pada anak dalam berbagai bentuk dan jenisnya bukan semata-mata kesalahan mereka, tapi juga salah satu dampak negatif dari sebuah lingkungan yang kurang edukatif. Karena ada dasarnya setiap manusia dilahirkan dalam keadaan fitrah. Artinya, pertumbuhan dan perkembangan anak secara jasmani dan rohani adalah tanggung jawab semua pihak yang dimulai dari lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat. Tanpa kesesuaian dan kerjasama antar ketiga komponen itu, maka anak akan menjadi rentan terpengaruh dan kemudian terbawa oleh perilaku-perilaku yang dianggap menyimpang. Dalam konteks ini, sering kali yang menjadi sasaran kesalahan adalah anak, orang tua, dan dalam lingkup sekolah yang menjadi sasaran utama adalah mata pelajaran agama. Padahal, titik pijakan yang terpenting adalah bagaimana menanamkan nilai-nilai islami dalam diri anak sejak dini dan dilakukan oleh semua elemen secara kooperatif dan memberikan keteladanan dalam praktek kehidupan sehari-hari. Sehingga pengetahuan dan pemahaman akan nilai-nilai ajaran Islam dapat terwujud dalam bentuk perilaku.
Pendidikan Damai Alternatif Pendidikan Korban Konflik Komunitas Syi'ah Sampang Madura Yasin Nurfalah
Tribakti: Jurnal Pemikiran Keislaman Vol. 30 No. 1 (2019): Jurnal Tribakti
Publisher : Universitas Islam Tribakti (UIT) Lirboyo Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33367/tribakti.v30i1.663

Abstract

Pendidikan Damai Alternatif Pendidikan Korban Konflik (Studi Pendidikan Anak Komunitas Syiah Sampang Madura) penelitian ini hendak melihat konsep pendidikan damai yang sekarang menjadi kebutuhan di Indonesia. Akhir-akhir ini, Indonesia sering dilanda konflik sosial terutama konflik berbasis agama. Korban investasi masa depan adalah terhambatnya perkembangan anak-anak. Masa perkembangan mental maupun fisik harus terhambat trauma akibat konflik. Kejadian penyerangan terhadap komunitas Syiah di Sampang Madura merupakan potret konflik dengan korban anak-anak sangat banyak. Saat ini, terdapat sekitar 76 anak usia prasekolah dan sekolah dasar (PAUD/TK sejumlah 21 anak dan SD sejumlah 55 anak) yang tinggal bersama dengan orang tua mereka. Mereka adalah anak-anak yang secara psikologis mengalami trauma. Sebagaimana seluruh kisah orang yang hidup di pengungsian, hampir seluruh kehidupan berjalan dalam kondisi memprihatinkan. Pun dengan anak-anak pengungsi Syiah Sampang ini. Hak-hak hidupnya sebagai anak jelas tidak terpenuhi dengan baik. Di antara sekian banyak kehilangan, yang paling menyedihkan adalah hilangnya hak anak atas pendidikan Penelitian ini menggunakan penelitian kepustakaan (library research), yaitu penelitian yang kajiannya dilaksanakan dengan menelaah dan menelusuri berbagai literatur. Hasilya secara umum, hasil pendidikan damai anak-anak pengungsi Syiah Sampang Madura belum menunjukkan hasil maksimal. Pasalnya, kesadaran perlunya pendidikan kurang mendapat dukungan dari orang tua dan pemuka agama Syi’ah. Dari 76 anak pengungsi yang setiap hari hadir untuk mengikuti kegiatan pendidikan damai hanya 40-45. Hasil kajian ini, menurut peneliti perlu adanya pengembangan lebih mendalam tentang “pendidikan damai”.
Implementasi Pengembangan Kurikulum Prototipe Pada Pendidikan Agama Islam (PAI) di SDI Al Azhar Kota Kediri Rifqiawati Zahara; Yasin Nurfalah
Indonesian Journal of Humanities and Social Sciences Vol. 3 No. 3 (2022): Indonesian Journal of Humanities and Social Sciences, November, 2022
Publisher : Universitas Islam Tribakti Lirboyo Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33367/ijhass.v3i3.3516

Abstract

The curriculum development model is a model used to develop a curriculum where curriculum development aims to improve or perfect a curriculum that is made to be developed by it self either from the central government, local government or schools. In the learning process in general, various problems arise, especially for elementary level students where students get bored easily, lack of concentration on learning activities. Descriptive qualitative research methods with case study techniques in this journal article the author uses. The need for teacher innovation in developing an independent curriculum model to overcome these problems because the teacher is the main milestone in education and the creativity of the teacher is needed in teaching, especially in education in basic-level Islamic learning. Salah satu desain pengembangan kurikulum menggunakan model pengembangan berbasis kebutuhan sendiri atau kebutuhan lokal. Karena berbagai permasalahn dan kendala menjadi tantangan di SDI Al Azhar Kota Kediri. Pengembangan kurikulum prototipe sudah dilakukan selama tiga tahun. Berdasarkan hasil evaluasi, desain pengembangan ini membawa perubahan suasana pembelajaran yang lebih baik dibandingkan dengan pembelajaran di periode sebelumnya. Dalam konteks ini, perlu mengadakan penelitian lebih mendalam tentang implementasi pengembangan kurikulum berbasis prototipe. Guna mendapatkan pendalaman, penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dengan fokus pengembangan dalam bidang ilmu Pendidiakan Agama Islam. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengembengan kurikulum model prototipe akan berhasil jika ditopang dengan adanya inovasi guru kreatifitas guru dalam mengajar pendidikan dalam pembelajaran Agama Islam (PAI) tingkat dasar.
Pembelajaran Kitab Khulashoh Nurul Yaqin untuk Mewujudkan Karakter Peduli Sosial Asna Amalia Rojana; Yasin Nurfalah
Indonesian Journal of Humanities and Social Sciences Vol. 4 No. 1 (2023): Indonesian Journal of Humanities and Social Sciences, March, 2023
Publisher : Universitas Islam Tribakti Lirboyo Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33367/ijhass.v4i1.4072

Abstract

This study aims to understand the material and application of learning from the Book of Khulashoh Nurul Yaqin in shaping the character of social care at Madrasah Hidayatul Mubtadi-aat Fit Tahfizhi Wal Qiro-at Lirboyo, Kediri City. Qualitative research methods are used by collecting data through interviews with teachers. The results showed that the book's material was delivered through lecture, discussion, and question and answer methods, as well as monitoring student behavior. Even though female students have studied the book, most of them are still not able to apply the character of social care in their daily life. Support from the closest people is needed to help realize the social caring character of female students, because the influence of learning this book has not been seen significantly.
Gaya Kepemimpinan Di Pondok Pesantren Modern Putri Al-Mawaddah 2 Desa Jiwut Kec. Nglegok, Kab. Blitar Khusumawati; Yasin Nurfalah
Intelektual: Jurnal Pendidikan dan Studi Keislaman Vol. 9 No. 2 (2019): Intelektual: Jurnal Pendidikan dan Studi Keislaman, Agustus 2019
Publisher : Program Pascasarjana Universitas Islam Tribakti Lirboyo Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33367/ji.v9i2.1022

Abstract

This research is framed by a large topic of leadership. More specifically this research is directed to analyze the tendency of leadership style in Islamic educational institutions. The subject is Putri Al Mawaddah Islamic Boarding School 2, Jiwut Village, Nglegok District, Blitar Regency, East Java. This study uses a descriptive qualitative approach. The focus of this research is about: 1) the tendency of leadership style, and 2) several aspects that contribute positively to the practice of leadership style. The research data was collected through interview, observation, documentation, and questionnaire techniques. While the analysis of the data follows the direction of Miles and Huberman which includes steps: 1) Data reduction, 2) Data display and 3) Conclusions. The results of this study concluded that: 1) The tendency of the leadership style at Putri Al Mawaddah Islamic Boarding School 2, Jiwut, Nglegok, Blitar Regency. the most dominant is democratic leadership; and 2) Some aspects that contribute to the practice of leadership style at the Putri Al Mawaddah Islamic Boarding School 2, Jiwut, Nglegok, Blitar Regency include: a) hereditary aspects; b) geographical; c) economy; d) aspects of the target vision and mission; and e) characteristics and advantages of boarding schools.