Difa Pramudita Sari
Universitas Kadiri

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Pemasaran Gabah dan Pengaruhnya terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Petani di Kabupaten Nganjuk Nyasa Aji Hariyanto; Widi Artini; Tutut Dwi Sutiknjo; Nur Laely; Difa Pramudita Sari
JINTAN : Jurnal Ilmiah Pertanian Nasional Vol. 3 No. 2 (2023): JULY
Publisher : Universitas Kadiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30737/jintan.v3i2.4723

Abstract

Grain can be marketed in harvested or milled dry unhusked form. The farmer's decision to sell these two types of products impacts their socio-economic status, as happened to the rice farmers in Tiripan Village. The research was carried out at this location to understand the rice marketing mechanism, evaluate the difference in income received by farmers for the two types of products, and analyze the impact of the marketing system for the two types of products on the socio-economic conditions of farmers. The sample was selected at random with a stratification of 30 respondents. Most respondents sold unhusked rice directly in the dry harvested form, although a small proportion sold it in milled form with a wholesale or daily harvesting workforce. Data were analyzed descriptively by calculating farming analysis and the average difference test (t-test). The average income of farmers with the dry mill system is greater, with a difference of IDR1,303,983 per hectare from the dry harvest. In this context, improving the selling system of rice grain in the Nganjuk Regency is necessary. Adequate infrastructure development, such as efficient transportation facilities and good roads, needs to be done to facilitate farmers' access to milling factories. In addition, it is also necessary to develop farmer cooperatives or farmer groups that can act as fair and transparent intermediaries between farmers and milling factories. Gabah dapat dipasarkan dalam bentuk kering saat panen atau kering setelah giling. Keputusan petani untuk memasarkan kedua jenis produk ini berdampak terhadap sosial ekonomi mereka, sebagaimana yang terjadi pada petani padi di Desa Tiripan. Penelitian dilangsungkan di lokasi tersebut untuk memahami mekanisme pemasaran padi, mengevaluasi perbedaan pendapatan yang diterima petani atas kedua jenis produk, serta menganalisis dampak dari sistem pemasaran kedua jenis produk terhadap kondisi sosial ekonomi petani. Sampel dipilih secara acak berstratifikasi sebanyak 30 responden. Mayoritas responden menjual gabah langsung dalam bentuk kering panen, meski sebagian kecil menjual dalam bentuk giling dengan tenaga kerja panen yang bersifat borongan atau harian. Data dianalisis secara deskriptif dengan perhitungan analisis usahatani dan uji beda rata-rata (uji-t). Rata-rata pendapatan petani dengan sistem kering giling lebih besar dengan selisih sebesar Rp1.303.983 per hektar dari kering panen. Dalam konteks ini, perlu dilakukan upaya untuk meningkatkan sistem penjualan gabah padi di Kabupaten Nganjuk. Pembangunan infrastruktur yang memadai, seperti sarana transportasi yang efisien dan jalan yang baik, perlu dilakukan untuk memfasilitasi akses petani ke pabrik penggilingan. Selain itu, perlu juga adanya pengembangan koperasi petani atau kelompok tani yang dapat berperan sebagai perantara yang adil dan transparan antara petani dan pabrik penggilingan.
Tingkat Kemampuan Penggunaan Media Sosial Petani dalam Upaya Pemasaran Tanaman Hias di Desa Banjarejo Kabupaten Kediri Difa Pramudita Sari; Widi Artini; Tutut Dwi Sutiknjo; Agustia Dwi Pamujiati
JINTAN : Jurnal Ilmiah Pertanian Nasional Vol. 4 No. 2 (2024): JULY
Publisher : Universitas Kadiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30737/jintan.v4i2.5703

Abstract

This research aims to find out what types of social media are widely used by ornamental plant farmers, find out the length of use of social media by ornamental plant farmers, know the function of ornamental plant farmers' social media for their business, determine the level of ability to use social media of ornamental plant farmers. The research sample consisted of 30 ornamental plant farmers who were chosen randomly. This research used qualitative descriptive methods and linear regression analysis to analyze the research data that has been collected. Based on the analysis and discussion results, it is known that Facebook social media is a type of social media that is widely used by ornamental plant farmers in Banjarejo Village, with 17 users out of 30 respondents. The duration of ownership of social media by ornamental plant farmers in Banjarejo Village is more than 3 years, with the usage of 30-40 hours per week. Ornamental plant farmers widely use social media in Banjarejo Village to market commodities. The ability of ornamental plant farmers in Banjarejo Village to use social media is on a sufficient scale.   Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui jenis media sosial apa yang banyak digunakan oleh petani tanaman hias; mengetahui lama penggunaan media sosial oleh petani tanaman hias;  mengetahui fungsi media sosial petani tanaman hias untuk usahanya; mengetahui tingkat kemampuan penggunaan media sosial petani tanaman hias. Sampel penelitian berjumlah 30 orang petani tanaman hias yang dipilih secara acak. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif serta analisis regresi linear untuk menganalisis data penelitian yang telah dikumpulkan. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan diketahui bahwa media sosial facebook merupakan jenis media sosial yang banyak digunakan oleh petani tanaman hias di Desa Banjarejo, dengan jumlah pengguna 17 orang dari 30 responden. Lama kepemilikan media sosial petani tanaman hias di Desa Banjarejo lebih dari 3 tahun dengan, lama penggunaan sebesar 30-40 jam per minggu. Fungsi media sosial yang banyak digunakan oleh petani tanaman hias di Desa Banjarejo untuk memasarkan komoditas. Tingkat kemampuan petani tanaman hias di Desa Banjarejo dalam penggunaan media sosial berada pada skala cukup.