Claim Missing Document
Check
Articles

Found 33 Documents
Search

STUDY KOMPARATIF SISTEM JUAL DAN PROSPEK KEBERLANJUTANNYA AGROINDUSTRI TAPE SINGKONG Sutiknjo, Tutut Dwi; Primadani, mila
Jurnal Agrinika: Jurnal Agroteknologi dan Agribisnis Vol 2, No 1 (2018): MARCH
Publisher : Kadiri University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30737/agrinika.v2i1.401

Abstract

Ringkasan Agroindustri Tape Singkong yang berada di Desa Wonojoyo Kecamatan Gurah Kabupaten Kediri merupakan industri rumah tangga (home industri). Sebagian warga di Desa Wonojoyo menggantungkan hidup sebagai pengusaha agroindustri tape singkong. Dengan hasil usaha memproduksi tape singkong akan menambah pendapatan rumah tangga mereka. Di Desa Wonojoyo memiliki dua sistem jual yaitu sistem jual ke pengecer dan sistem jual ke konsumen langsung. Oleh karena itu, perlu di lakukan analisis perbandingan mengenai perbedaan pendapatan antara sistem jual ke pengecer dan sistem jual ke konsumen langsung, analisis BEP (titik impas), dan bagaimana prospek keberlanjutan agroindustri tape singkong dari permintaan di pasaran. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui berapa besarnya perbedaan pendapatan yang diperoleh pada Agroindustri Tape Singkong baik dengan system jual ke pengecer dan sistem jual ke konsumen langsung, untuk mengetahui besarnya Break Event Point (titik impas) Agroindustri Tape Singkong baik dengan sistem jual ke pengecer dan sistem jual ke konsumen langsung, untuk mengetahui bagaimana prospek keberlanjutannya agroindustri tape singkong di Desa Wonojoyo Kecamatan Gurah Kabupaten Kediri.
STUDI PERSEPSI, SIKAP DAN TINGKAT PARTISIPASI ANGGOTA KELOMPOK TANI TERKAIT PROGRAM ASURANSI USAHATANI PADI (AUTP) Sutiknjo, Tutut Dwi
Jurnal Agrinika: Jurnal Agroteknologi dan Agribisnis Vol 1, No 2 (2017): SEPTEMBER
Publisher : Kadiri University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30737/agrinika.v1i2.325

Abstract

RINGKASAN Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui keterkaitan antara persepsi, sikap dan tingkat partisipasi anggota kelompok tanbi dengan program asuransi usahatani padi. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik sampling jenuh. Total petani di Kelompok Tani Sido Muncul adalah sebanyak 30 petani. Data dikumpulkan berupa data primer dan sekunder. Data primer diperoleh melalui penyebaran kuisioner kepada anggota Kelompok Tani Sido Muncul. Data Sekunder diperoleh dari data kelompok, monografi desa serta sumber-sumber yang terkait. Untuk mengetahui pengaruh  antara persepsi, sikap dan partisipasi anggota kelompok tani terkait program Asuransi Usahatani Padi serta faktor sosial ekonomi yang mempengaruhi persepsi, sikap dan partisipasi petani digunakan metode analisis kuantitatif terhadap data ordinal dengan uji statistik non parametrik rank spearman.   Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh sangat signifikan antara persepsi, sikap dan partisipasi petani terkait program Asuransi Usahatani Padi, dimana persepsi berpengaruh terhadap sikap, serta sikap berpengaruh terhadap partisipasi anggota kelompok tani. Hasil penelitian terhadap faktor sosial ekonomi yang berpengaruh sangat signifikan terhadap persepsi, sikap dan partisipasi adalah pendidikan, pendapatan serta luas lahan. Umur, pengalaman dan status kepemilikan lahan tidak berpengaruh signifikan terhadap persepsi, sikap dan partisipasi petani dalam program Asuransi Usahatani Padi. Dari hasil penelitian disarankan perlu adanya sosialisasi yang jelas tentang program Asuransi Usahatani Padi.Kata Kunci : Kerusakan Tanaman, Kerugian Petani, Swasembada Pangan.  
Pertumbuhan Dan Hasil Empat Varietas Jagung Semi (Baby Corn) Pada Berbagai Populasi Saptorini, Saptorini; Sutiknjo, Tutut Dwi
Jurnal Agrinika: Jurnal Agroteknologi dan Agribisnis Vol 5, No 1 (2021): MARCH
Publisher : Kadiri University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30737/agrinika.v5i1.1557

Abstract

Corn is native to the tropics and an important food ingredient because it is the third source of carbohydrates in the world after wheat and rice. Apart from being a food commodity, corn can also be categorized as a vegetable when it is harvested before pollination occurs or has not yet produced seeds, commonly called baby corn. Baby corn is a very profitable alternative for farmers due to short harvest time, high demand, and high nutrition. A research was conducted in the experimental garden of the Faculty of Agriculture, Kadiri University, Kediri. The environmental design used was factorial randomized block design (RBD). The total treatment was 16 treatment combinations which were repeated three times so that there were 48 experimental units. The treatment in the experiment was a combination of two factors, namely the corn cultivar factor which consisted of four levels and the corn population factor which also consisted of four levels. The CPI-2 variety was highly suitable for narrow spacing with high plant density. The CPI2 variety was able to show the highest yield on weight parameters with and without husks compared to other varieties. This was able to increase productivity per unit area of land.Jagung merupakan tanaman asli daerah tropika, jagung termasuk sumber karbohidrat ketiga setelah gandum dan beras yang menjadikannya komoditas pangan penting. Selain sebagai komoditi pangan, jagung juga dapat dikategorikan sebagai sayuran ketika di panen sebelum terjadi penyerbukan atau belum menghasilkan biji, biasa disebut jagung semi (Baby corn). Jagung semi menjadi alternatif yang sangat menguntungkan bagi petani karena waktu panennya sangat singkat, permintaan tinggi, dan gizi yang tinggi. Penelitian dilakukan di lahan percobaan milik Fakultas Pertanian, Universitas Kadiri, Kediri. Penelitiaan dilakukan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial. Perlakuan pada percobaan adalah kombinasi dua faktor, yaitu faktor kultivar jagung semi yang terdiri atas empat taraf dan faktor populasi tanaman yang juga terdiri atas empat taraf. Total perlakuan terdiri dari 16 kombinasi perlakuan dengan ulangan sebanyak tiga kali sehingga didapat 48 satuan percobaan. Varietas CPI-2 sangat cocok dengan jarak tanam rapat dan kerapatan tanaman yang tinggi. Varietas CPI-2 mampu menunjukkan hasil tertinggi pada parameter bobot tongkol berkelobot maupun tanpa kelobot dibanding varietas lainnya. Hal tersebut dapat meningkatkan produktivitas per satuan luas lahan. 
SALURAN PEMASARAN BAWANG MERAH DI DESA SENTRA PRODUKSI KABUPATEN NGANJUK PROVINSI JAWA TIMUR Nina Lisanty; Tutut Dwi Sutiknjo; Widi Artini; Agustia Dwi Pamujiati
Jurnal Imiah Management Agribisnis (Jimanggis) Vol 1 No 2 (2020): Jurnal Ilmiah Management Agribisnis (Jimanggis)
Publisher : Magister Agribisnis Program Pascasarjana Universitas Sjakhyakirti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (344.138 KB) | DOI: 10.48093/jimanggis.v1i2.44

Abstract

Pemasaran memegang peranan vital dalam suatu sistem agribisnis dengan membentuk mata rantai distribusi produk yang menghubungkan petani dengan konsumen akhir. Penelitian di sentra produksi bawang merah, Desa Sumberjo Kabupaten Nganjuk dilakukan untuk mengkaji tingkat efisiensi ekonomis masing-masing saluran pemasaran bawang merah berdasarkan pola pemasaran yang terbentuk, nilai persentase marjin pemasaran dan bagian yang diterima petani bawang merah, dan mengkaji tugas dan fungsi lembaga-lembaga pemasaran bawang merah. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukan terdapat tiga saluran pemasaran bawang merah, yaitu saluran pemasaran I yang terdiri dari petani, pedagang pengumpul, pedagang besar, dan pedagang luar kota; saluran pemasaran II terdiri dari petani, pedagang pengumpul, pedagang pengecer, dan konsumen rumah tangga; saluran pemasaran III terdiri dari petani, pedagang besar, dan pabrik/industri. Total biaya yang dikeluarkan saluran pemasaran I sebesar Rp1000/kg dengan total keuntungan sebesar Rp900/kg, sementara untuk total biaya saluran II sebesar Rp1000/kg dengan total keuntungan Rp1300/kg, dan untuk saluran III total biaya sebesar Rp800/kg dengan total keuntungan Rp700/kg. Berdasarkan marjin harga, saluran III merupakan saluran yang paling efisien secara ekonomis dengan bagian yang diterima petani sebesar 90,47.
Business Continuity Capability of Cassava Chips Industry Tutut Dwi Sutiknjo
Agrikan: Jurnal Agribisnis Perikanan Vol 14, No 2 (2021)
Publisher : Sangia Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29239/j.agrikan.14.2.300-307

Abstract

This study aims to determine: (1) the costs, revenues, and profits of the cassava chips home industry in one production process, and (2) the profitability of the cassava chips home industry in one production process. This research was determined by purposive sampling, namely the determination of the sample with a specific purpose. Purposive sampling can be interpreted as sampling based on intentional, Determination of the research area is determined proportionally in the District of Kampak, Trenggalek Regency. The sampling method used in this study is the census method. Where all samples in the research area were taken as samples. The results of the study on cassava chips entrepreneurs in Kampak sub-district, Trenggalek district showed that the average of cassava raw materials was 250 kilograms at the price of cassava at the time of the study of Rp. of 25,000 per kilogram. With the calculation results after the analysis is as follows: (1) the average entrepreneur spends Rp. 1,036,684, generating revenue of Rp. 1,500,000, and an income of Rp. 463,316. (2) The average daily profit generated is 44.69% higher than the bank interest rate of 17.50 per year or 0.05 per day for micro businesses.
Peranan Penyuluh Pertanian Terhadap Keberhasilan Penerepan Sistem Tanam Padi Jajar Legowo di Desa Pagung Kecamatan Semen Kabupaten Kediri Satriya Bayu Aji; Tutut Dwi Sutiknjo; Elma Dinawati
Jurnal Agrinika: Jurnal Agroteknologi dan Agribisnis Vol 4, No 2 (2020): SEPTEMBER
Publisher : Kadiri University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30737/agrinika.v4i2.1075

Abstract

Acceleration of food self-sufficiency, especially rice, can be performed by providing optimal means of production, mechanization, technology, and intensive assistance to farmers. In order for these activities to be successful as expected, the government has intensively involved various parties to provide escort and assistance. One of the factors that determine the success of escorting and mentoring farmers is the involvement of agricultural extension agents. The speed of application of technological innovations and the way of working in agriculture can be channeled properly through extension activities. “Jajar Legowo” rice planting system is one of the innovations in the rice planting model. This system has been being implemented intensively in Pagung Village, Semen District, Kediri Regency. The successful application of “Jajar Legowo” planting system was the object of the study, especially in terms of the involvement of agricultural extension agents in assisting farmers in this village. This research employed descriptive quantitative and qualitative methods through survey. In addition, the research also utilized descriptive analysis and scoring through a Likert scale approach and simple linear regression. The results revealed that the role of agricultural extension agents was quite successful in encouraging farmers and their groups to apply the “Jajar Legowo” rice planting system.Percepatan swasembada pangan, khususnya padi dapat dilakukan dengan menyediakan sarana produksi secara optimal, mekanisasi, teknologi, dan pendampingan petani secara intensif. Supaya kegiatan tersebut berhasil sesuai dengan harapan, pemerintah secara intensif telah melibatkan berbagai pihak untuk melakukan pengawalan dan pendampinga. Salah satu faktor yang menentukan keberhasilan pengawalan dan pendampingan petani adalah dengan melibatkan penyuluh pertanian. Karena kecepatan penerapan inovasi teknologi maupun cara kerja di bidang pertanian bisa tersalurkan dengan baik melaui aktifitas penyuluhan. Sistem tanam padi jajar legowo merupakan salah satu inovasi dalam model penanaman padi. Sistem ini mulai dilakukan secara intensif di Desa Pagung Kecamatan Semen Kabupaten Kediri. Keberhasilan penerapan sistem tanam jajar legowo menjadi obyek dalam penelitian. Terutama dalam hal keterlibatan penyuluh pertanian dalam mendampingi petani di desa ini. Penggunaan metode penelitian yaitu secara deskriptif kuantitatif dan kualitatif melalui teknik survei. Selain itu juga menggunakan analisa deskriptif dan skoring melalui pendekatan skala Likert dan regresi linier sederhana. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa peran penyuluh pertanian cukup berhasil dalam mendorong petani dan kelompoknya untuk menerapkan sistem tanam padi jajar legowo.
Optimalisasi Dan Pemerataan Pendapatan Petani Pada Usahatani Padi Sistem Bagi Hasil Tutut Dwi Sutiknjo; Widi Artini
Jurnal Agrinika: Jurnal Agroteknologi dan Agribisnis Vol 3, No 2 (2019): SEPTEMBER
Publisher : Kadiri University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30737/agrinika.v3i2.726

Abstract

The production sharing system for food crops that have been regulated in the UUBH for a long time is still not implemented by all parties. From the existing production function, it can be seen whether the production factors usage has been optimal or not, if it is not optimal, how much is the production factors usage for optimal use. The data collection method was proportionate stratified random sampling with soil class strata as many as 90 respondents who implemented the profit-sharing system of Cultivator Owners, Maro, and Mertelu in Sembon Village, Karangrejo District, Tulungagung Regency. Data were analyzed using multiple regression analysis, efficiency index formula, and Gini Ratio. The results showed that there was a significant effect on the production factors usage with the product produced by the Cobb-Douglas production function estimation model. For the owner cultivator system: R2 = 91.10%; for the Maro system: R2 = 89.07%; for the Mertelu system: R2 = 85.46%. The production process for all production-sharing systems can physically be considered to be in the rational area, for the tenant owner system; Ʃbi = 1.1076; for the Maro system: Ʃbi = 1.0430; for the Mertelu system: Ʃbi = 1.0832. The production factors used for the entire Profit Sharing system is efficient because the Efficiency Index = 1. Productivity, there is no significant difference between the Cultivator Owners, Maro and Mertelu system. Income equalization in the Cultivator System is high on the inequality scale, while for the Maro and Mertelu systems it is low.Sistem bagi hasil untuk tanaman pangan yang sudah lama diatur dalam UUBH sampai saat ini masih belum diterapkan oleh semua pihak. Dari fungsi produksi yang ada dapat diketahui apakah penggunaan faktor produksi sudah optimal atau belum, jika belum optimal seberapa banyak penggunaan faktor produksi agar penggunaannya menjadi optimal. Metode pengambilan data secara proportionate stratified random sampling dengan strata kelas tanah sebanyak 90 responden yang melaksanakan sistem bagi hasil Pemilik Penggarap, Maro, dan Mertelu di Desa Sembon kecamatan Karangrejo Kabupaten Tulungagung. Data dianalisis menggunakan analisis regresi berganda, rumus Index efisiensi, dan Gini Ratio. Hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh yang nyata penggunaan faktor produksi dengan produk yang dihasilkan dengan model dugaan dari fungsi produksi Cobb-Douglas, Untuk sisem pemilik penggarap: R 2 = 91,10%; untuk sistem Maro: R2 = 89,07%; untuk sistem Mertelu: R2 = 85,46%. Proses produksi untuk semua sistem bagi hasil secara fisik dapat dianggap berada dalam daerah rasional, untuk sisem pemilik penggarap ; Ʃbi = 1,1076; untuk sistem Maro : Ʃbi = 1,0430; untuk sistem Mertelu : Ʃbi = 1,0832. Penggunaan faktor produksi untuk seluruh sistem Bagi Hasil sudah efisien karena Indeks Efisiensinya = 1. Produktivias tidak ada perbedaan yang nyata antara sistem bagi Pemilik Penggarap, Maro dan Mertelu. Pemerataan pendapatan pada sistem Pemilik Penggarap pada skala ketimpangan tinggi, sedang untuk sistem Maro dan Mertelu ketimpangannya rendah.  
Analysis of Production Factors Affecting Intercropping of Corn and Peanuts in The Pandemic Era (Case Study in Katikupialang, Patawang Village, Umalulu District, East Sumba, Indonesia) Wiwiek Andajani; I Gusti Gede Heru Marwanto; Tutut Dwi Sutiknjo; Saptorini
Journal of Sustainable Development Science Vol 3 No 1 (2021)
Publisher : Dwijendra University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (348.161 KB) | DOI: 10.46650/jsds.3.1.1058.17-25

Abstract

In national development in Indonesia, the agricultural sector is still a very decisive economic force, because around 100 million Indonesians work in the agricultural sector. During this pandemic, support is needed for economic recovery, including how to maintain the availability of sufficient food for the community. Efforts to support food security, among others, by increasing the use of land that is more optimal, and also reducing the risk of crop failure, including the intercropping farming system. The objectives of this study were (1) to determine the production factors that influenced the intercropping of corn and peanuts, (2) to determine the production factors (land area, seeds, fertilizers, drugs and labor) which had the most dominant influence on the intercropping of corn and peanuts. In determining the research area, East Nusa Tenggara deliberately chose East Nusa Tenggara, because it has criteria in accordance with the research objectives, namely Patawang Village, Umalulu District, East Sumba Regency, East Nusa Tenggara, where the staple food of most of the population is maize, and the sampling is done census, where the population is small so that all populations are taken as samples, namely 15 samples. The data analysis uses cost analysis, revenue analysis and income or profit analysis, while to test the hypothesis using: (1) multiple regression analysis, (2) multiple correlation analysis, and (3) partial correlation analysis. From the results of the discussion, it can be concluded that together the production factors of land area, seeds, fertilizer, medicines and labor affect the intercropping of corn and peanuts, and fertilizer is the production factor that most influences it. Suggestions for holding training in making good organic fertilizers, from livestock manure and can be an organic fertilizer business opportunity.
Business Continuity Capability of Cassava Chips Industry Tutut Dwi Sutiknjo
Agrikan: Jurnal Agribisnis Perikanan Vol 14, No 2 (2021)
Publisher : Sangia Research Media and Publishing LLC

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29239/j.agrikan.14.2.300-307

Abstract

This study aims to determine: (1) the costs, revenues, and profits of the cassava chips home industry in one production process, and (2) the profitability of the cassava chips home industry in one production process. This research was determined by purposive sampling, namely the determination of the sample with a specific purpose. Purposive sampling can be interpreted as sampling based on intentional, Determination of the research area is determined proportionally in the District of Kampak, Trenggalek Regency. The sampling method used in this study is the census method. Where all samples in the research area were taken as samples. The results of the study on cassava chips entrepreneurs in Kampak sub-district, Trenggalek district showed that the average of cassava raw materials was 250 kilograms at the price of cassava at the time of the study of Rp. of 25,000 per kilogram. With the calculation results after the analysis is as follows: (1) the average entrepreneur spends Rp. 1,036,684, generating revenue of Rp. 1,500,000, and an income of Rp. 463,316. (2) The average daily profit generated is 44.69% higher than the bank interest rate of 17.50 per year or 0.05 per day for micro businesses.
Budidaya tanaman sayur dengan metode hidroponik sederhana dalam memanfaatkan botol bekas untuk memenuhi kebutuhan pangan keluarga dalam masa pandemi covid-19 Saptorini Saptorini; Tutut Dwi Sutiknjo
JATIMAS : Jurnal Pertanian dan Pengabdian Masyarakat Vol. 1 No. 1 (2021): MEI
Publisher : Kadiri University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30737/jatimas.v1i1.1714

Abstract

Secara keseluruhan sampah plastik akan sangat sulit terurai oleh alam. Pencemaran lingukungan bermula dari jumlah sampah yang semakin banyak, oleh karena itu perlu dilakukan pendekatan agar terhindar dari kerusakan lingkungan. Sampah non organik yang paling banyak ialah bekas wadah minuman kemasan. Tingkat kepedulian warga untuk mengurangi sampah, apalagi wadah minuman kemasan bisa dibilang jauh dari harapan. Berbagai macam cara dapat dilaksanakan seperti menambah pemahaman dan pendampingan kepada masyarakat berkenaan bagaimana metode mengolah sampah non organik khususnya wadah minuman kemasan atau wadah plastik lainnya. Alih fungsi wadah minuman kemasan bekas diperuntukan untuk penunjang hidroponik kemungkinan besar menjadi salah satu cara yang tepat meningkatkan minat dan kesadaran masyarakat tentang pentingnya mengelola wadah minuman kemasan bekas. Pelatihan pembuatan hidroponik bisa dijadikan sarana kepada masyarakat tentang potensi usaha hidroponik dengan menggunakan wadah minuman kemasan bekas. Selepas dari hal ini bisa menjadi piliha kegiatan untuk masyarakat, terlebih pada masa pagebulk ini serta mendukung progam kawasan rumah pangan lestari (KRPL). Kegiatan pengabdian ini dilaksanakan di Desa Sidomulyo Kecamatan Semen Kabupaten Kediri, serta memerlukan waktu selama 30 hari.