Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

News of LGBT on online media in 2020: endless stigma Listiorini, Dina; Vidiadari, Irene Santika
Jurnal Studi Komunikasi Vol. 6 No. 2 (2022)
Publisher : Faculty of Communications Science, Dr. Soetomo University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25139/jsk.v6i2.4886

Abstract

Mass media and its content on various platforms play a significant role in shaping knowledge in society, including the knowledge about sexuality. This article discusses news on LGBT on four Indonesian online media—Viva.co.id, Republika.co.id, Tempo.co.id, and Detik.com—by conducting quantitative content analysis. The result shows that the news on LGBT in 2020 centred on three main issues: the ban on gay individuals joining the army/police, the male rape case committed by Reynhard Sinaga, and male same-sex sexual intercourse in Wisma Atlet. The news structure on LGBT does not pay attention to the information depth, as indicated by the lack of paragraph numbers in the news and the lack of 5W+1H construction. In addition, the coverage is often one-sided, making it unbalanced. Eventually, the construct about LGBT becomes biased.
Pengembangan Public Speaking dalam Kegiatan Sidang Akademi di SMA Pangudi Luhur Van Lith, Muntilan Astuti, R.A. Vita; Rismayanti, Rebekka; Vidiadari, Irene Santika
Jurnal Atma Inovasia Vol. 2 No. 1 (2022)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (225.292 KB) | DOI: 10.24002/jai.v2i1.4552

Abstract

Kegiatan pengabdian dengan tema mengenai pelatihan public speaking kepada siswa SMA diadakan dengan tujuan untuk memupuk kepercayaan diri siswa dan memberikan pembekalan mengenai dasar-dasar melakukan public speaking serta mempraktikkan ragam public speaking tersebut. Melihat pentingnya kemampuan berbicara di depan umum, maka seharusnya pelatihan yang terkait dengan hal ini perlu dilakukan, terutama bagi generasi muda. Pada kegiatan pengabdian masyarakat ini, sekolah yang disasar untuk diberi pelatihan adalah SMA Pangudi Luhur (PL) Van Lith Muntilan melalui kegiatan ekstrakurikuler bernama Sidang Akademi (SA). Dari hasil pra riset kepada guru dan evaluasi dari alumni Van Lith, situasi yang dihadapi Sidang Akademi di SMA PL Van Lith adalah materi public speaking yang tidak mengalami perkembangan setidaknya sejak sepuluh tahun lalu. Selain itu, minimnya guru yang memiliki kemampuan tentang public speaking, dan tidak adanya buku pedoman mengenai kegiatan public speaking di Sidang Akademi. Berdasarkan permasalahan tersebut, penelitian tentang Pelatihan Public Speaking kepada Siswa SMA Pangudi Luhur Van Lith Muntilan dilakukan. Hasilnya pelatihan ini memberikan wawasan kepada para siswa mengenai public speaking dan dapat mempraktikkannya dalam berbagai kesempatan. Selain itu, modul yang menjadi keluaran dari proses pengabdian ini dapat dimanfaatkan sebagai pegangan dalam mengasah kemampuan public speaking para siswa.
SOCIAL MEDIA CONSUMPTION AND THE CONSTRUCTION OF IDOL AMONG THE TEENAGERS IN SUBURBAN AREA OF YOGYAKARTA Rismayanti, Rebekka; Vidiadari, Irene Santika; Ispandriarno, Lukas Suryanto
Interaksi: Jurnal Ilmu Komunikasi Vol 11, No 1 (2022): June 2022
Publisher : Master of Communication Science Program, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/interaksi.11.1.84-92

Abstract

The advancement of technology has made many people, including teenagers, use new media to access information and interact with other people. One of the new media platforms widely used by teenagers is social media. Because identity plays a significant role in the life of the youth, besides sexuality, social media is relevant to teenagers. Social media helps teenagers on their quest to define and explore who they are, one of which is by facilitating them to find idols. This research aims at illustrating the construction of idols in teenagers through the consumption of one of the social media platforms, Instagram, by employing a qualitative approach and case-study methods. The research result shows that social media consumption in suburban adolescents is low and makes them still have strong connections with the surrounding social environment. The low consumption and influence of social media also make it easy for teenagers to believe in their idol's appearance and perceive it as a complete image of the idol. Teenagers have many ways to find and 'meet' their idols. Teenagers believe in their idols' social media appearance and perceive that the contents show the natural character and personality of the idols.
Jaringan Komunikasi Untuk Gerakan Sosial: Studi Kasus pada Komunitas Transpuan Yogyakarta untuk Akses E-KTP: Communication Networks for Social Movement: Case Study in the Yogyakarta’s Transwomen Community for E-KTP Access Vidiadari, Irene Santika
Anterior Jurnal Vol. 24 No. 2 (2025): Anterior Jurnal
Publisher : ​Institute for Research and Community Services Universitas Muhammadiyah Palangkaraya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33084/anterior.v24i2.9130

Abstract

The transwomen group is a marginalized gender minority, excluded from various aspects of life, including politics, economics, society, and culture. This marginalization is further exacerbated by the fact that access to public services now requires an electronic ID card (e-KTP). To fulfill their civil rights, transpuan people must network and mobilize collectively. This study examines the communication efforts undertaken by the transpuan community in Yogyakarta to gain access to the e-KTP. The research was conducted through focus group discussions (FGDs) and interviews with members of the transpuan community in Yogyakarta (IWAYO). The findings indicate that vulnerable groups, such as transpuan communities, must establish cross-issue coalitions to create a collective communication network. This collective action becomes a source of strength for marginalized groups to achieve their goals. The community also engaged with government institutions, academics, and non-governmental organizations (NGOs) to advocate for the empowerment of community members and the fulfillment of their civil rights. Internally, IWAYO fostered communication using various strategies, including establishing sub-communities at nine community locations across Yogyakarta, holding social gatherings (arisan), organizing pesantren (group prayer), and conducting regular meetings.
Lenjeh, Gittal, Kanyi dll: Kata-Kata Lokal untuk Mengontrol dan Menekan Ekspresi Tubuh Perempuan Listiorini, Dina; Vidiadari, Irene Santika
Jurnal Komunikasi Vol. 18 No. 2 (2024): VOLUME 18 NO 2 APRIL 2024
Publisher : Program Studi Ilmu Komunikasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20885/komunikasi.vol18.iss2.art4

Abstract

This article discusses the existence of the term "flirtatious" in various regions of Indonesia on women's behavior, particularly in public spaces, reflecting symbolic power dynamics. Employing a qualitative phenomenological approach with FGDs and in-depth interviews involving individuals from diverse backgrounds, cultures, and occupations, it explores how these local expressions regulate women's conduct. Using Bourdieu's theory about symbolic violence, the findings reveal that such terms primarily target women to modify their behavior and are enforced by authoritative figures, shaping girls' interactions with men beyond the family sphere. These local expressions evolve into entrenched beliefs and practices, representing not only familial norms but also perpetuating symbolic violence within Indonesia's patriarchal cultural framework
Pengembangan Public Speaking dalam Kegiatan Sidang Akademi di SMA Pangudi Luhur Van Lith, Muntilan Astuti, R.A. Vita; Rismayanti, Rebekka; Vidiadari, Irene Santika
Jurnal Atma Inovasia Vol. 2 No. 1 (2022)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24002/jai.v2i1.4552

Abstract

Kegiatan pengabdian dengan tema mengenai pelatihan public speaking kepada siswa SMA diadakan dengan tujuan untuk memupuk kepercayaan diri siswa dan memberikan pembekalan mengenai dasar-dasar melakukan public speaking serta mempraktikkan ragam public speaking tersebut. Melihat pentingnya kemampuan berbicara di depan umum, maka seharusnya pelatihan yang terkait dengan hal ini perlu dilakukan, terutama bagi generasi muda. Pada kegiatan pengabdian masyarakat ini, sekolah yang disasar untuk diberi pelatihan adalah SMA Pangudi Luhur (PL) Van Lith Muntilan melalui kegiatan ekstrakurikuler bernama Sidang Akademi (SA). Dari hasil pra riset kepada guru dan evaluasi dari alumni Van Lith, situasi yang dihadapi Sidang Akademi di SMA PL Van Lith adalah materi public speaking yang tidak mengalami perkembangan setidaknya sejak sepuluh tahun lalu. Selain itu, minimnya guru yang memiliki kemampuan tentang public speaking, dan tidak adanya buku pedoman mengenai kegiatan public speaking di Sidang Akademi. Berdasarkan permasalahan tersebut, penelitian tentang Pelatihan Public Speaking kepada Siswa SMA Pangudi Luhur Van Lith Muntilan dilakukan. Hasilnya pelatihan ini memberikan wawasan kepada para siswa mengenai public speaking dan dapat mempraktikkannya dalam berbagai kesempatan. Selain itu, modul yang menjadi keluaran dari proses pengabdian ini dapat dimanfaatkan sebagai pegangan dalam mengasah kemampuan public speaking para siswa.
Penggunaan Media Komunikasi untuk Membangun Komunikasi Keluarga pada Kelompok Bermain Tunas Melati Krebet Vidiadari, Irene Santika; Jati, Birgitta Bestari Puspita; Widyastuti, Dhyah Ayu Retno
Seminar Nasional Penelitian dan Abdimas Vol 2 No 1 (2024): Juni
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24002/senapas.v2i1.9228

Abstract

Perkembangan teknologi mempengaruhi pola komunikasi dalam keluarga. Salah satunya pada konteks pendampingan anak usia dini pada saat menggunakan gawai pintar. Hal ini dikarenakan usia dini merupakan masa emas anak untuk mendapatkan beragam pendidikan dan internalisasi nilai budaya dalam keluarga. Pendampingan dilakukan melalui pemaparan materi dan diskusi kepada para ibu yang memiliki anak yang bersekolah di Kelompok Bermain Tunas Melati Krebet Sendangsari Pajangan Bantul. Pelatihan mengenai penggunaan media komunikasi diberikan untuk mengubah perspektif orang tua bahwa media komunikasi adalah pengganti peran pengasuhan dari orang tua. Media komunikasi merupakan sarana untuk mendorong komunikasi interpersonal antara orang tua dan anak. Para ibu didorong untuk melakukan pengawasan dan pembatasan penggunaan gawai mengingat adanya dampak negatif pada kesehatan anak. Pelatihan ini juga merekomendasikan media edukasi yang dapat dimanfaatkan orang tua dan anak untuk melatih kecakapan bahasa serta menjadi saran untuk mempererat anak dan orang tua.
REPRESENTASI PEREMPUAN DALAM KOLOM HUMOR SI PALUI DI BANJARMASIN POST Vidiadari, Irene Santika
Informasi Vol. 47 No. 1 (2017): INFORMASI
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/informasi.v47i1.14851

Abstract

The focus of this paper is the representation of women on Banjarmasin Post's humourcolumn, "Si Palui," whose stories are either about daily lives or domestic issues. On thelatter topic, the theme which regularly appears is marital problems such as poligamy,divorce, and sexuality. On this column, women characters are merely supporting castsand, hence, are subordinated. This research applies the critical language element of themicro level of Norman Fairclough's Critical Discourse Analysis in order to understandthe representation issues through language: semantics, syntax, and lexycon. Th resultshows that the representation of women on Si Palui is categorized into three: as widows,wives, and other kinds of women. The widows are illustrated as having plumpy bodyand always expecting to get married, though the representation emphasizes on the kindof flirtious widows adored by men. The wives are represented as the sexual objects oftheir husband. Meanwhile other kinds of women, such as mother-in-laws, are fussy, andsingle women are agressive.AbstrakTulisan ini berfokus untuk melihat representasi perempuan dalam kolom humorberbahasa Banjar, Si Palui di Banjarmasin Post. Humor Si Palui menceritakan kejadiansehari-hari dan membahas persoalan rumah tangga. Pada cerita Palui yang bertemarumah tangga, beberapa tema yang sering hadir adalah poligami, perceraian, danseksualitas suami istri. Pada kolom Si Palui, tokoh perempuan hadir sebagai figurandan subordinat. Penelitian ini menggunakan elemen critical language dari level mikropada analisis wacana Fariclough untuk membedah persoalan representasi melaluiaspek bahasa: semantik, sintaksis dan leksikon. Hasil penelitian ini menunjukkanbahwa representasi perempuan dalam teks Si Palui terbagi menjadi tiga: sebagai janda,istri, dan status perempuan lain digambarkan berbeda-beda. Tokoh janda digambarkansebagai tokoh yang berbadan montok, manja, dan ingin segera menikah. Tokoh jandayang mendapat penegasan dalam kolom Palui adalah janda kembang yang menjadiidola laki-laki. Tokoh istri digambarkan sebagai objek seksual suaminya. Perempuanlain, seperti mertua, digambarkan cerewet, dan perempuan lajang diceritakan agresif.
Relasi Gender dalam Kolom Humor “Si Palui” di Banjarmasin Post (Analisis Wacana Kritis Norman Fairclough pada Kolom Humor Si Palui di Banjarmasin Post) Vidiadari, Irene Santika
ARISTO Vol 5 No 2 (2017): July
Publisher : Universitas Muhammadiyah Ponorogo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24269/ars.v5i2.488

Abstract

As well as a result of cultural perception, humour can also be seen as a kind of text representing the culture of society which produces it. The humour column of “Si Palui” in Banjarmasin Post is not an exception. Reflecting the culture of the people of Banjar, the stories in Si Palui are strongly related to women and how men, as the dominant gender in Banjar culture, deal with women in daily life. Inasmuchas text is firmly connected with discourse, using Norman Fairclough’s Critical Discourse Analysis, in this paper I will see the discourse of gender relation in Si Palui on three levels—micro (text), mezzo (text producent), and macro (sociocultural). On micro level the representation is seen from the using of language. On the second level, mezzo, how women are represented is studied from the view point of the text producent, namely Banjarmasin Post. Meanwhile on the third level which is macro, the representation of women in Si Palui is comprehended from broader perspective, namely the Banjar culture which can not be separated from Islam Banjar. It is concluded from this research that: (1) On micro level men are always more dominant than women, (2) on mezzo level the sexist humor of Si Palui is strongly related to the fact that all of the writer of Si Palui are men, and (3) on macro level, the gender relation narrated on Si Palui is firmly connected with patriarchal ideology adopted by the people of Banjar, which is legitimated by Islam Banjar.
Bridal Shower in Yogyakarta: The Shifting of Meaning and the Shaping of Social Class Vidiadari, Irene Santika; Rismayanti, Rebekka
ARISTO Vol 10 No 1 (2022): January
Publisher : Universitas Muhammadiyah Ponorogo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24269/ars.v10i1.4044

Abstract

Bridal shower, a modern ritual of Indonesia modern society, has as well been practiced by people living in Yogyakarta. The adopted “American bridal shower” had been the representation of high-class society for it emphasized on luxurious symbols. Now, the trend has spread to the middle-class and has become a part of pre-wedding events. Yet, although people have started making the bridal shower ritual, they seem to be reluctant to abandon the Javanese bridal showers.  This study finds that the bridal shower trend is shaped and maintained continuously by party planners, parallel with the growth of the trend in other big cities in Indonesia. Interestingly, among the middle-class society, an image of becoming a part of a higher social class is produced when they throw a bridal shower and publish the event on social media.  The findings of this research also indicate that the meaning and the values of bridal shower in Yogyakarta have shifted, which is believed to be the result of the misunderstanding of the very origin of the bridal shower Bridal shower, sebuah ritual modern pada masyarakat Indonesia, juga dipraktikkan oleh masyarakat di Yogyakarta. Ritual ini mengadopsi praktik ritual ‘American bridal shower’ yang merupakan representasi dari kehidupan kelas atas dan ditunjukkan dengan menggunakan simbol kemewahan-tempat acara, dekorasi, akesoris, dan lainnya. Saat ini, praktiknya juga merambah kelas menengah. Acara ini menjadi bagian dari rangkaian acara menjelang pernikahan. Tulisan ini melihat bahwa tren bridal shower dibentuk dan dipelihara oleh penyedia jasa party planner. Seiring dengan berkembangnya ritual ini di kota besar lainnya- Jakarta, Bandung dan Surabaya. Bridal shower yang meriah merupakan simbol kemewahan. Bagi kelas menengah, citra untuk menjadi bagian dari kelas atas diproduksi melalui acara bridal shower dan mempublikasikannya melalui sosial media. Temuan penelitian ini menunjukkan adanya pergeseran makna dan nilai tentang bridal shower di Indonesia, yang dikarenakan adanya perbedaan pemahaman mengenai bridal shower di negara asalnya.   Â