Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search
Journal : Proceeding of Conference on Strengthening Islamic Studies in the Digital Era

DAKWAH DAN KOMUNIKASI KRISIS DI MASA PANDEMI COVID-19: NETNOGRAFI DA’I DI INSTAGRAM Asna Istya Marwantika
Proceeding of Conference on Strengthening Islamic Studies in The Digital Era Vol 2 No 1 (2022): Proceeding of The 2nd Conference on Strengthening Islamic Studies in the Digital
Publisher : Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Ponorogo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (362.717 KB)

Abstract

Abstrak : Aktivitas dakwah harus menyesuaikan dengan situasi dan kondisi madú nya pada masa pandemi COVID-19. Situasi pandemi adalah krisis multi dimensi, baik krisis kesehatan, ekonomi bahkan keagamaan pun ikut terdampak. Kontribusi daí sangat diharapkan madú di situasi pandemi baik pra pandemi-masa pandemi-pasca pandemi. Artikel ini ingin menjelaskan kontribusi dakwah Gus Mus ketika masa pandemi. Artikel ini juga melihat aktifitas dakwah dengan menggunakan pendekatan komunikasi krisis. Artikel ini menggunakan metode netnografi dengan mengambil data sejumlah 50 postingan Gus Mus di akun Instagram @s.kakung pada periode 16 Maret 2020 hingga 29 Maret 2022. Teknik pengumpulan data menggunakan lima tahapan netnografi Kozinets. Analisis data menggunakan teori pesan dakwah dan strategi komunikasi krisis. Hasil penelitian ini adalah Gus Mus secara konsisten telah menyebarkan pesan-pesan tema pandemi COVID-19 pada rentang tahun 2020-2022. Gus Mus berhasil mensintesakan strategi komunikasi krisis dalam mengamplifikasi pesan dakwah berupa akidah, muamalah dan akhlak. Hasil analisis strategi komunikasi krisis pada 50 postingan Gus Mus periode 16 Maret 2020 – 29 Maret 2022 berupa Gus Mus menggunakan strategi komunikasi krisis melalui pesan instructing information dan adjusting information. Instructing information melalui tema-tema syariah sedangkan Adjusting information melalui tema-tema akidah dan akhlak.
TREN KAJIAN DAKWAH DIGITAL DI INDONESIA : SYSTEMATIC LITERATURE REVIEW Asna Istya Marwantika
Proceeding of Conference on Strengthening Islamic Studies in The Digital Era Vol 1 No 1 (2021): Proceeding of Conference on Strengthening Islamic Studies in The Digital Era
Publisher : Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Ponorogo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1008.127 KB)

Abstract

Dakwah digital yang menjadi tren di Indonesia, baik sebagai aktivitas dakwah dan juga sebagai tren penelitian saat ini. Dakwah digital ada karena terpaan teknologi media digital, inovasi da’i dalam berdakwah, dan perubahan masyarakat (mad’u) dalam mengakses dakwah. Artikel ini bertujuan untuk memetakan tren penelitian dakwah digital di Indonesia, dengan menggunakan metode tinjauan pustaka sistematis (systematic literature review). Tinjauan Pustaka sistematis di artikel ini melibatkan 200 artikel penelitian tentang dakwah digital yang didapatkan dari database Google Scholar dan Crossref dengan rentang tahun 2005-2021. Instrumen penelitian untuk tinjauan pustaka sistematis di artikel ini menggunakan aplikasi Publish or Perish untuk mengumpulkan metadata dari Google Scholar dan Crossref dan visualisasi data menggunakan aplikasi VOSviewer. Hasil penelitian berupa : 1)Pemetaan kluster tema-tema penelitian yang berkaitan dengan dakwah digital, 2) Melihat jaringan para penulis tema dakwah digital dan yang sering menjadi rujukan penelitian dalam bidang dakwah digital, dan 3) Melihat kekurangan dan kebaruan (novelty) dalam penelitian dakwah digital.
CITRA WANITA SHOLEHAH DALAM NOVEL AYAT-AYAT LANGIT: ANALISIS WACANA KRITIS SARA MILLS Maftukhatul Azizah; Asna Istya Marwantika
Proceeding of Conference on Strengthening Islamic Studies in The Digital Era Vol 2 No 1 (2022): Proceeding of The 2nd Conference on Strengthening Islamic Studies in the Digital
Publisher : Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Ponorogo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak: Sistem patriarki yang mendominasi sistem masyarakat mengakibatkan adanya kesenjangan dan ketidakadilan gender yang berpengaruh terhadap berbagai aspek kegiatan manusia. Hingga saat ini laki-laki memiliki peran yang mendominasi dibandingkan perempuan. Di samping itu juga, perempuan dianggap sebagai makhluk yang lemah daripada laki-laki dan menjadi inferior di masyarakat. Penelitian ini meneliti tentang gambaran mengenai citra seorang perempuan di dalam novel Ayat-Ayat Langit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana citra wanita sholehah ditinjau dari posisi subjek-objek, posisi pembaca dan interpretasi novel berdasarkan analisis wacana Sara Mills dalam novel Ayat-Ayat Langit. Metode yang digunakan adalah pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan yakni dokumentasi. Analisis yang digunakan adalah analisis wacana Sara Mills. Hasil penelitian adalah citra wanita sholehah ditinjau dari posisi subjek dan objek adalah senantiasa taat dan mengingat Allah, sabar, suka memaafkan, gemar bersedekah dan wakaf, bijak, tangguh, cerdik. Citra wanita sholehah ditinjau dari posisi objek adalah pihak yang pro dengan Bu Halimah dan pihak yang kontra dengan Bu Halimah. Citra wanita sholehah ditinjau dari posisi pembaca adalah penulis seakan-akan mengarahkan pembaca untuk medukung Bu Halimah. Ia membuat alur cerita dimana pembaca akan ikut merasakan emosi Bu Halimah yang tangguh dalam menjalani ujian mengembangkan rumah makan dan sempat merasakan gelisah atas sedekah yang diberikan dan selalu merasa kurang.
REPRESENTASI DAKWAH KEPADA GENERASI MILENIAL: Analisis Semiotika Roland Barthes Dalam Film Ustadz Milenial Christin Nur Aisyah; Asna Istya Marwantika
Proceeding of Conference on Strengthening Islamic Studies in The Digital Era Vol 3 No 1 (2023): Proceeding of the 3rd FUAD’s International Conference on Strengthening Islamic St
Publisher : Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Ponorogo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstract: Film is not only a medium of entertainment but can be developed as a medium of delivering da'wah. Ustadz Millennial Film is one of them, which represents Islamic messages or da'wah. This study uses Roland Barthes' semiotic analysis approach to reveal the meaning of denotations, connotations, myths, and the message of da'wah in the film. This research uses a qualitative approach with a descriptive type. Research data were obtained from observations and documentation from film observations that were considered to have a da'wah message. This research resulted in the meaning and message of the da'wah film Ustadz Millennial. First, the meaning of the Denotation in this film is about Ahmad's daily expression in treating parents, relatives, and friends. The meaning connotations are to fix intentions only to God, learning not limited to time and place, filial piety to parents, the sin of fellowship with jinns, discussing problems together, civility to parents, and an attitude of tolerance. The myth in this film about applying principles based on religion in everyday life makes life always intended for Allah, and morals are maintained and ordered. The message of da'wah in the film Ustadz Milenial is identified in 3 subjects of da'wah messages such as Akidah on faith in Allah, Sharia about the commandments and laws of God, one of which is the command to be respectful to parents, Morals, civility, deliberation, friendship, and tolerance.
DAKWAH DI ERA ARTIFICIAL INTELLIGENCE: Proses Adopsi Inovasi, Limitasi, dan Resistensi Asna Istya Marwantika
Proceeding of Conference on Strengthening Islamic Studies in The Digital Era Vol 3 No 1 (2023): Proceeding of the 3rd FUAD’s International Conference on Strengthening Islamic St
Publisher : Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Ponorogo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstract : Artificial Intelligence also contributes and has an impact on changing da'wah activities. This study aims to describe the process of adopting innovation, limitations, and resistance to using AI in da'wah activities. The research method used is descriptive qualitative, with data collection techniques in literature studies, documentation, media observation, and thematic analysis techniques. The results of this study are 1) Adoption of AI innovations for da'wah is included in the category of Artificial Narrow Intelligence (ANI) such as translation applications, interpretation of the Qurán, prayer applications, Qibla directions, Islamic chatbots, and applications for reading and memorizing the Qurán. 2) Limitations on using AI for da'wah include: limited understanding of the Islamic religion, potentially biased information, lack of sensitivity and empathy, lack of understanding of cultural contexts, cannot replace human interaction, privacy, and data security issues. Even though it has limitations, AI has objectivity in analyzing, is consistent, and is not influenced by emotions compared to Islamic authorities who have different interpretations, and there is emotional involvement. 3) Resistance to the use of AI in da'wah is yet to be very visible because the representation of Islamic authorities, categorized into the early adopters and innovators category, has not shown too much skepticism and is slow in adopting AI. Abstrak : Artificial Intelligence turut berkontribusi dan memberikan dampak dalam mengubah aktivitas dakwah. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan bagaimana proses adopsi inovasi, limitasi dan resistensi penggunaan AI dalam aktivitas dakwah. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif deskriptif, dengan teknik pengumpulan data berupa studi literatur, dokumentasi dan observasi, dan menggunakan teknik analisis tematik. Hasil penelitian ini adalah 1) Adopsi inovasi AI untuk dakwah masuk dalam kategori Artificial Narrow Intelligence (ANI) seperti aplikasi terjemahan, tafsir Alquran, aplikasi doa, shalat, arah kiblat, chatbot Islami, dan aplikasi baca maupun menghafal Alqur’an. 2) Limitasi penggunaan AI untuk dakwah diantaranya: keterbatasan pemahaman agama Islam, berpotensi bias informasi, tidak memiliki sensitivitas dan empati, kurang meemahami konteks budaya, tidak bisa menggantikan interaksi manusia , masalah privasi dan keaman data. Meskipun mempunyai limitasi tapi AI mempunyai obyektifitas dalam menganalisis, konsisten dan tidak terpengaruh emosi dibanding otoritas Islam yang berbeda penafsiran, dan ada pelibatan emosi. 3)Resistensi penggunaan AI dalam dakwah belum terlalu terlihat karena representasi otoritas Islam yang masuk dalam kategori pengadopsi awal (early adopter) dan inovator, belum terlalu menunjukkan sikap skeptis dan lambat dalam mengadopsi AI.