Bambang Dwi Moeljanto
Fakultas Pertanian Universitas Kadiri

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Efektivitas Perendaman Daun Tembakau (Nicotiana tabacum) Sebagai Bioinsektisida Terhadap Mortalitas Lalat Buah (Bactrocera carambolae) Dodik Eka Setiawan; Bambang Dwi Moeljanto; Mariyono Mariyono; Nugraheni Hadiyanti
JINTAN : Jurnal Ilmiah Pertanian Nasional Vol. 1 No. 2 (2021): JULY
Publisher : Universitas Kadiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30737/jintan.v1i2.1804

Abstract

Bioinsecticides from various plants continue to be developed in natural pest control. Tobacco (Nicotiana tabacum) has the potential as a bioinsecticide to control fruit flies (Bactrocera carambolae). The study aims to determine the effect of soaking tobacco leaves on the mortality of fruit flies. This type of research was experimental using a one factorial Completely Randomized Design (CRD). The factors tested were the duration of soaking tobacco leaves in water which consisted of soaking tobacco leaves for 48 hours (T1), soaking tobacco leaves for 96 hours (T2), and soaking tobacco leaves for 144 hours (T3. Observations were made for 48 hours with data collection every 12 hours after spraying bioinsecticides. Observational data were analyzed using analysis of variance and continued with the Least Significant Difference test at 5% level if the results were significantly different. The results showed that tobacco leaf treatment effectively killing fruit fly was soaking tobacco leaves for 144 hours (T3). In soaking tobacco leaves for 144 hours, both at 12, 24, 36, and 48 hours, the percentage of fruit fly mortality was higher than the other treatments, respectively 12.5%, 12.5%, 25%, and 41.67%. Long soaking time increases the nicotine content of tobacco in the soaking water. The results showed that the compound content in tobacco leaves affects fruit flies' mortality and can be utilised as a natural pesticide. Bioinsektisida dari berbagai tumbuhan terus dikembangkan untuk pengendalian hama secara alamiah. Tanaman tembakau (Nicotiana tabacum) potensial sebagai bioinsektisida dalam pengendalian hama lalat buah (Bactrocera carambolae). Tujuan dari penelitian ini adalah mempelajari pengaruh lama perendaman daun tembakau (Nicotiana tabacum) terhadap mortalitas lalat buah (Bactrocera carambolae). Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) satu faktorial. Faktor yang diujikan adalah lama perendaman daun tembakau dalam air yang terdiri dari: perendaman daun tembakau selama 48 jam (T1); perendaman daun tembakau selama 96 jam (T2); dan perendaman daun tembakau selama 144 jam (T3). Pengamatan dilakukan selama 144 jam dengan pengambilan data setiap 12 jam sekali setelah penyemprotan bioinsektisida. Hasil pengamatan dianalisis menggunakan analisis sidik ragam dan apabila berbeda nyata dilanjutkan uji Beda Nyata Terkecil taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan ekstrak daun tembakau yang efektif membunuh lalat buah adalah perlakuan perendaman daun tembakau selama 144 jam (T3). Pada perendaman daun tembakau selama 144 jam baik pada pengamatan 12, 24, 36 dan 48 jam menunjukkan persentase mortalitas lalat buah lebih tinggi dibandingkan perlakuan lainnya masing-masing sebesar 12.5%, 12.5%, 25% dan 41.67%. al tersebut dipengaruhi waktu perendaman sehingga kadar nikotin air rendaman tembakau lebih tinggi. Hasil penelitian menunjukkan kandungan senyawa dari daun tembakau mempengaruhi mortalitas lalat buah dan dapat digunakan sebagai pestisida alami.
Efektivitas Pengaturan Jarak Tanam dan Penyiangan Terhadap Pertumbuhan dan Produktivitas Tanaman Padi (Oriza sativa L.) Varietas IR 64 Suherman Suherman; Supandji Supandji; Bambang Dwi Moeljanto; Nugraheni Hadiyanti
JINTAN : Jurnal Ilmiah Pertanian Nasional Vol. 1 No. 2 (2021): JULY
Publisher : Universitas Kadiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30737/jintan.v1i2.1814

Abstract

In plant cultivation, planting distance requires to be set so that the plants get enough living space to grow and develop. The purpose of the study was to study the effectiveness of spacing and weeding frequency on the productivity of rice (Oryza sativa L.) variety IR 64. The experiment was carried out from January to April 2020 in Ngrendeng, Gondang, Tulungagung. The experiment was in the form of a completely randomized block design with two factors. The first treatment of plant spacing consisted of 20x20 cm (J1), 20x25 cm (J2), and 20x30 cm (J3). The second treatment was the frequency of weeding, namely without weeding (P1), weeding at 17 days after planting/DAP (P2), and weeding at 17 and 30 DAP (P3). Data were analyzed using ANOVA and continued with the 5% Least Significant Difference test for a significant difference. The combination of spacing and frequency of weeding was known to increase the productivity of rice plants of the IR 64 variety. The growth of rice plants was significantly different, as seen from the variables of tillers and panicles formed, number of leaves, and plant height. The highest rice production was at a spacing of 20x25 cm and the frequency of weeding once at the age of 17 DAP, namely the weight of grain per clump of 43.99 gr, the number of productive tillers 20.33 stems, grain weight 34.88 gr; production of 2.41 kg/plot and production of 12.16 t/h. Usaha budidaya tanaman perlu pengaturan jarak tanam dan penyiangan gulma agar tanaman memperoleh ruang hidup yang cukup untuk tumbuh dan berkembang. Tujuan penelitian adalah mempelajari efektivitas pengaturan jarak tanam dan frekuensi penyiangan gulma terhadap produktivitas tanaman padi (Oryza sativa L.) varietas IR 64. Pelaksanaan penelitian dari bukan Januari sampai April 2020 di Ngrendeng, Gondang, Tulungagung. Percobaan dalam bentuk Rancangan Acak Kelompok Lengkap dengan dua faktor. Perlakuan kesatu jarak tanam terdiri 20x20 cm (J1), 20x25 cm (J2) dan 20x30 cm (J3). Perlakuan kedua adalah frekuensi penyiangan yaitu tanpa penyiangan (P1), penyiangan pada 17 hari setelah tanam/HST (P2), dan penyiangan pada 17 dan 30 HST (P3). Analisis data adalah anova dan dilanjutkan uji Beda Nyata Terkecil 5% apabila terdapat beda yang nyata. Kombinasi pengaturan jarak tanam dan frekuensi penyiangan dapat meningkatkan produktivitas tanaman padi varietas IR 64. Pertumbuhan tananam padi berbeda nyata terlihat dari variabel anakan dan malai yang terbentuk, jumlah daun, dan tinggi tanaman. Produksi padi yang tertinggi pada jarak tanam 20x25 cm dan frekuensi penyiangan sekali umur 17 HST yaitu berat gabah per rumpun sebesar 43.99 gr, jumlah anakan produktif 20.33 batang, berat bulir 34.88 gr; produksi 2.41 kg/petak dan produksi 12.16 t/ha. 
Optimasi Komposisi Media Tanam dan Dosis Pupuk Organik Cair (POC) Terhadap Pertumbuhan Awal Bibit Kakao (Theobroma cacao L.) Hendri Cahyo Nugroho; Bambang Dwi Moeljanto; Supandji Supandji; Rasyadan Taufiq Probojati
JINTAN : Jurnal Ilmiah Pertanian Nasional Vol. 1 No. 2 (2021): JULY
Publisher : Universitas Kadiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30737/jintan.v1i2.1827

Abstract

This study aimed to determine the interaction between the composition of growing media and liquid organic fertilizer (LOF) dose on the initial growth of cocoa seedlings. The research method used was a two-factor Completely Randomized Design (RAL) and three replications. The research implementation consisted of seed preparation, planting media preparation, LOF preparation, planting, observation. Data analysis used analysis of variance to test whether there was an effect of treatment on cacao seed germination at an error rate of 5%. The results showed a significant interaction between the combination of treatment composition of planting media and dose of LOF on the number of leaves aged 14 days after planting (DAP), 21 DAP, and 28 DAP. The best indication presented by the combination of treatment with a mixture of soil composition and chicken manure and a dose of 30 ml per plant of LOF (M2D3 treatment). Treatment of planting media composition showed significant differences in plant height at all ages of observation, the number of leaves at 35 DAP, stem diameter at 28 and 35 DAP, and wet and dry weight per plant at 35 DAP. The dose treatment of LOF showed significant differences in plant height (at the observational age of 14, 21, 28, and 35 DAP), the number of leaves at 35 DAP, stem diameter at 21, 28, and 35 DAP, wet and dry weight per plant at 35 DAP. The best results were shown by the composition of the M2 growing media and the 30 ml per plant (D3) dose of LOF. All the observation parameters separately were the best treatment. Penelitian ini bertujuan untuk mengoptimasi pengaruh interaksi antara komposisi media tanam dan jumlah dosis pupuk organik cair (POC) terhadap pertumbuhan awal bibit kakao. Metode penelitian yang dilakukan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dua faktor dan 3 ulangan, yaitu faktor pertama terdiri dari komposisi tanam (M) yang terdiri dari 3 perlakuan diulang 3 kali, faktor kedua terdiri dari dosis POC (D) dengan 3 perlakuan dan 3 ulangan. Pelaksanaan penelitian terdiri dari persiapan benih, persiapan media tanam, persiapan POC, penanaman, pengamatan. Analisis data menggunakan analisis ragam untuk menguji ada tidaknya pengaruh perlakuan terhadap perkecambahan benih kakao pada tingkat kesalahan 5%. Hasil dari penelitian ini adalah terjadi interaksi yang sangat nyata antara kombinasi perlakuan komposisi media tanam dan dosis POC terhadap jumlah daun umur 14 HST; 21 dan 28 HST, ditunjukkan pada kombinasi perlakuan komposisi media tanam campuran tanah dengan pupuk kandang ayam dengan perbandingan 1:1 dan dosis POC 30 ml per tanaman (perlakuan M2D3).Perlakuan komposisi media tanam terjadi perbedaan nyata terhadap tinggi tanaman pada semua umur pengamatan, jumlah daun pada umur pengamatan 35 HST, diameter batang umur 28 dan 35 HST, berat basah dan kering per tanaman umur 35 HST. Perlakuan dosis POC terjadi perbedaan nyata terhadap tinggi tanaman umur pengamatan 14, 21, 28, dan 35 HST; jumlah daun umur pengamatan 35 HST, diameter batang umur 21, 28, dan 35 HST, berat basah dan kering per tanaman umur 35 HST. Hasil terbaik ditunjukkan oleh perlakuan komposisi media tanam M2(campuran tanah dan pupuk kandang ayam dengan perbandingan 1:1) dan perlakuan dosis POC 30 ml per tanaman (D3). Hal ini dikarenakan dari semua parameter pengamatan secara terpisah merupakan perlakuan terbaik.