Eko Yuliarsha Sidhi
Progam Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Kadiri

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Analisis Komparatif Pendapatan Usaha Ternak Sapi Perah Dengan Pola Gaduh dan Mandiri (Studi Kasus di Desa Dompyong Kecamatan Bendungan Kabupaten Trenggalek) Asikin Bahar; Widi Artini; Eko Yuliarsha Sidhi; Agustia Dwi Pamujiati
JINTAN : Jurnal Ilmiah Pertanian Nasional Vol. 2 No. 1 (2022): JANUARY
Publisher : Universitas Kadiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30737/jintan.v2i1.2205

Abstract

This research was aimed to determine the difference between the costs and income of the partnership and the independent patterns of the dairy cattle business. The research area was determined in Dompyong Village, Bendungan District, Trenggalek Regency, considering that the site has a high dairy cattle population. The purposive sampling method was used to take samples, which took respondents who had two dairy cattle and had been reared for one year. Sampling for this research amounted to 40 farmers, 20 with partnership patterns and 20 with independent practices. Primary data was obtained from observations and direct interviews with the breeders, while secondary data was collected from written reports of various relatedagencies. The independent pattern of dairy cattle business per two cows obtained data on the average production cost of IDR18,779,958. Revenue was IDR25,909,500, and the average income was IDR7,129.541. While the dairy cattle business with a partnership pattern per 2 cows, the average production cost was IDR9,188,550. Revenue was IDR13,150,950, and the average income was IDR3,962,400. From the analysis of the R/C Ratio, the value of the independent dairy cattle business efficiency was 1.37, and the partnership pattern was 1.43. Tujuan dilakukan penelitian ini yaitu agar pendapatan usaha dan perbedaan biaya ternak sapi perah pola gaduh dan pola mandiri dapat diketahui. Penelitian ditentukan pada daerah Desa Dompyong, Kecamatan Bendungan, Kabupaten Trenggalek dengan pemikiran tingginya populasi ternak sapi perah pada daerah tersebut. Dalam pengambilan sampel digunakan metode Purposive Sampling yang mana diambil responden dengan kepemilikan sapi perah sejumlah 2 ekor sapi yang sudah satu tahun dipelihara. Pengambilan sampel untuk penelitian ini sejumlah 20 peternak menggunakan pola mandiri dan 20 peternak menggunakan pola gaduh sehingga ada 40 peternak sebagai sampel. Data yang didapatkan melalui data sekunder dan data primer. Data primer didapatkan dari wawancara dan pengamatan dengan peternak secara langsung sedangkan sumber data sekunder adalah laporan tertulis dari instansi terkait yang bervariasi sebagai pelengkap data penelitian. Pada usaha ternak sapi perah pola mandiri didapatkan hasil penelitian tiap 2 ekor sapi dengan data rata-rata biaya Penerimaan Rp 25,909,500 untuk produksi Rp 18,779,958. dan untuk pendapatan rata-ratanya Rp 7,129,541, sementara itu pada usaha ternak sapi perah pola gaduh tiap 2 ekor sapi di peroleh Penerimaan Rp 13,150,950 untuk biaya produksi rata-ratanya Rp 9,188,550 dan pendapatan memiliki ratarata Rp 3,962,400. Berdasarkan analisis R/C Ratio pola gaduh bernilai efisiensi sebesar 1,43. Sedangkan untuk pola mandiri yang diterapkan pada usaha ternak sapi perah bernilai 1,37.
Keuntungan Pola Tanam Jagung Tumpangsari dengan Kacang Tanah di Kabupaten Sumba Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur Cindy Yohana; Wiwiek Andajani; Eko Yuliarsha Sidhi; Nina Lisanty
JINTAN : Jurnal Ilmiah Pertanian Nasional Vol. 2 No. 1 (2022): JANUARY
Publisher : Universitas Kadiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30737/jintan.v2i1.2209

Abstract

Katikupialang Hamlet, Pataawang Village, Umalulu District is a corn-producing area in East Sumba Regency. Corn has become the main commodity, although local farmers have begun to apply an intercropping corn cropping pattern with peanuts in recent times. This study was objected to financially comparing the income and feasibility of maize farming with monoculture or intercropping patterns. The sample was randomly selected from 20 farmers practicing the corn monoculture pattern and ten farmers practicing the corn-peanut intercropping design. The analysis method includes analysis of costs, revenues, income, and efficiency or feasibility of farming. Furthermore, a comparative study of income and efficiency was carried out using the F and t-tests. The analysis results showed that the income from intercropping maize with peanuts per hectare per growing season is higher than the income from monoculture maize. Likewise, the value of the R/C Ratio and the results of statistical tests were also the same. Based on these findings, counseling related to intercropping maize and beans can be carried out more actively in the East Sumba area.Dusun Katikupialang, Desa Pataawang, Kecamatan Umalulu merupakan wilayah produsen jagung di Kabupaten Sumba Timur. Jagung menjadi komoditi utama, meski dalam kurun waktu terakhir, petani setempat mulai menerapkan pola tanam jagung tumpangsari dengan kacang tanah. Penelitian dilakukan untuk membandingkan secara finansial usahatani pola monokultur jagung dan pola jagung tumpangsari kacang tanah guna mempelajari pola usahatani yang yang efisiensi dan pendapatan paling tinggi. Sampel ditentukan terhadap 20 petani pelaku pola monokultur jagung dan 10 petani pelaku pola jagung tumpangsari dengan kacang tanah dengan teknik simple random sampling. Metode analisis meliputi analisis finansial (biaya, pendapatan, dan kelayakan) usahatani, dilanjutkan dengan analisis statistik pengujian hipotesis. Hasil analisisnya, pendapatan per hektar per musim tanam untuk usahatani jagung tumpangsari lebih besar daripada monokultur, secara statistik hasil pengujian juga terbukti demikian. Hal yang sama juga untuk nilai R/C Ratio dan hasil pengujian statistiknya. Berdasarkan temuan ini, penyuluhan terkait pola tanam jagung tumpang sari dengan kacangkacangan dapat lebih aktif lagi dilakukan di daerah Sumba Timur.