Claim Missing Document
Check
Articles

Efisiensi Usahatani Kedelai Hitam Melalui Pola Kemitraan Dengan Koperasi (Studi Kasus Di Desa Sumberagung Kecamatan Gondang Kabupaten Nganjuk) Andajani, Wiwiek; Lisanty, Nina
Jurnal Agrinika: Jurnal Agroteknologi dan Agribisnis Vol 3, No 2 (2019): SEPTEMBER
Publisher : Kadiri University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30737/agrinika.v3i2.728

Abstract

The objectives of the research conducted in Sumberagung Village, Gondang District, Nganjuk Regency, among others: (1) the benefits of the partnership pattern of black soybean farmers (farmer groups) with cooperatives and (2) o determine the income of black soybean farmers (farmer groups) through a partnership with cooperatives. This study uses a descriptive basic method, as well as a method of determining the location, namely the purposive or deliberate method. The sampling method uses the Simple Random Sampling method, which data is collected by means of observation and communication techniques or interviews. The data source of this research comes from primary data sources and secondary data. The data analysis used is the Analysis of Farming Costs, Revenue Analysis, Income or Profit Analysis, Efficiency and Efficiency compared to the prevailing interest rates. This partnership pattern provides benefits, benefits, assistance or capital loans, and price certainty, also purchase of black soybean farming. This partnership scheme provides black soybean farmers with an income of IDR2,278,667,00 per hectare in 1 (one) MT.Tujuan dari penelitian yang dilakukan di Desa Sumberagung, Kecamatan Gondang Kabupaten Nganjuk, ini antara lain: (1) untuk mengetahui manfaat pola kemitraan petani kedelai hitam (kelompok tani) dengan Koperasi dan (2) untuk mengetahui pendapatan petani kedelai hitam (kelompok tani) melalui pola kemitraan dengan Koperasi. Penelitian ini menggunakan metode dasar deskriptif, serta metode penentuan lokasi yakni metode purposive atau sengaja. Metode penarikan contoh menggunakan metode Simple Random Sampling yang datanya dikumpulkan dengan teknik observasi dan komunikasi atau wawancara. Sumber Data penelitian ini berasal dari sumber data primer dan data sekunder. Analisis data yang digunakan yakni Analisis Biaya Usahatani, Analisis Penerimaan, Analisis Pendapatan atau Keuntungan, Efisiensi dan Efisiensi dibandingkan dengan tingkat suku bunga yang berlaku. Pola kemitraan ini memberikan manfaat, keuntungan, bantuan atau pinjaman modal, dan kepastian harga, serta pembelian terhadap produksi usahatani kedelai hitam. Pola kemitraan ini memberikan pendapatan kepada petani kedelai hitam Rp2.278.667,00 per hektar dalam 1 (satu) MT.
SALURAN PEMASARAN BAWANG MERAH DI DESA SENTRA PRODUKSI KABUPATEN NGANJUK PROVINSI JAWA TIMUR Nina Lisanty; Tutut Dwi Sutiknjo; Widi Artini; Agustia Dwi Pamujiati
Jurnal Imiah Management Agribisnis (Jimanggis) Vol 1 No 2 (2020): Jurnal Ilmiah Management Agribisnis (Jimanggis)
Publisher : Magister Agribisnis Program Pascasarjana Universitas Sjakhyakirti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (344.138 KB) | DOI: 10.48093/jimanggis.v1i2.44

Abstract

Pemasaran memegang peranan vital dalam suatu sistem agribisnis dengan membentuk mata rantai distribusi produk yang menghubungkan petani dengan konsumen akhir. Penelitian di sentra produksi bawang merah, Desa Sumberjo Kabupaten Nganjuk dilakukan untuk mengkaji tingkat efisiensi ekonomis masing-masing saluran pemasaran bawang merah berdasarkan pola pemasaran yang terbentuk, nilai persentase marjin pemasaran dan bagian yang diterima petani bawang merah, dan mengkaji tugas dan fungsi lembaga-lembaga pemasaran bawang merah. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukan terdapat tiga saluran pemasaran bawang merah, yaitu saluran pemasaran I yang terdiri dari petani, pedagang pengumpul, pedagang besar, dan pedagang luar kota; saluran pemasaran II terdiri dari petani, pedagang pengumpul, pedagang pengecer, dan konsumen rumah tangga; saluran pemasaran III terdiri dari petani, pedagang besar, dan pabrik/industri. Total biaya yang dikeluarkan saluran pemasaran I sebesar Rp1000/kg dengan total keuntungan sebesar Rp900/kg, sementara untuk total biaya saluran II sebesar Rp1000/kg dengan total keuntungan Rp1300/kg, dan untuk saluran III total biaya sebesar Rp800/kg dengan total keuntungan Rp700/kg. Berdasarkan marjin harga, saluran III merupakan saluran yang paling efisien secara ekonomis dengan bagian yang diterima petani sebesar 90,47.
Analisis Biaya Dan Pendapatan Usahatani Salak Pondoh (Salaca edulis) di Desa Watulimo Kabupaten Trenggalek Widi Artini; Nina Lisanty; Eko Yuliarsha Sidhi
Jurnal Imiah Management Agribisnis (Jimanggis) Vol 2 No 2 (2021): Jurnal Ilmiah Management Agribisnis (Jimanggis)
Publisher : Magister Agribisnis Program Pascasarjana Universitas Sjakhyakirti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (412.336 KB) | DOI: 10.48093/jimanggis.v2i2.70

Abstract

Salak pondoh adalah jenis buah salak yang disukai karena rasa buah yang manis meskipun dalam keadaan belum matang, memiliki harga jual yang relatif lebih tinggi dibanding buah lainnya, mampu berproduksi secara terus menerus sepanjang tahun, memiliki lebih kurang dua puluh hari masa simpan, dan cukup ramah dengan perut apabila dikonsumsi dalam jumlah yang banyak. Desa Watulimo Kabupaten Trenggalek terkenal sebagai wilayah produsen dan sentra budidaya salak pondoh, khususnya bagi para konsumen di Jawa Timur dan sekitarnya. Penelitian dilakukan di lokasi tersebut untuk mengetahui jumlah produksi, tingkat efisiensi usahatani, dan pendapatan petani salak pondoh. Pengambilan sampel petani dilakukan secara acak, namun proporsional berdasarkan lima strata usia tanaman salak pondoh yang diusahakan, berkisar 10 hingga 23 tahun. Hasil analisis menunjukkan bahwa biaya yang dikeluarkan dalam satu tahun usahatani salak pondoh untuk luas lahan 1 hektar dengan populasi tanaman 1.600 pohon adalah Rp25.478.995. Biaya tersebut merupakan biaya yang meliputi biaya sewa lahan, tenaga kerja, pajak, pupuk, dan biaya lainnya. Adapun dari biaya tersebut, rerata penerimaan petani adalah Rp49.366.940. Dari hasil tersebut, petani mendapatkan keuntungan/pendapatan bersih sebesar Rp23.887.945 per hektar yang sekaligus juga menunjukkan rasio antara penerimaan dan biaya sebesar 1,94, yang bermakna bahwa usahatani tersebut efisien dan menguntungkan.
PREPARATION AND CHARACTERISTICS OF PACIFIC CODFISH (Gadus macrocephalus) MYOFIBRIL FOR SURIMI Agustia Dwi Pamujiati; Yuli Witono; Nina Lisanty
Food ScienTech Journal Vol 2, No 1 (2020)
Publisher : University of Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33512/fsj.v2i1.8346

Abstract

Myofibril is contributing to gel-forming. Every species of fish have different myofibril concentration. Pacific codfish has white flesh which is expected to make surimi. The objective of this research was to analyze the characteristics of surimi prepared from Pacific codfish myofibril (SPM). The method of this research was used ionic strength by using NaCl. The observe parameters of this research were protein solubility, color, microstructure, molecular weight,and texture.the results showed that SPM have 3-dimensional network with rigid and porous structure than other surimi gels. The major molecular weights were 150 kDa (zetalin) and 40 kDa (tropomyosin). The hardness, cohesiveness and adhesiveness of SPM were 0.071338 N/cm2, 0.259 gf/sec and 116 gf.mm respectively. These results were shown that Pacific codfish was suitable to be used as surimi raw material because it can make a good gel to form surimi.
Nilai Tambah Pasca Panen Singkong di Kabupaten Trenggalek Agustia Dwi Pamujiati; Widi Artini; Nina Lisanty
Jurnal Agrinika: Jurnal Agroteknologi dan Agribisnis Vol 6, No 1 (2022): MARCH
Publisher : Kadiri University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30737/agrinika.v6i1.2333

Abstract

The agroindustry of cassava chips has been popular in Dompyong Village, Bendungan District, Trenggalek Regency. However, the value-added resulting from the agroindustry remains unknown. A study aimed to identify the added value of cassava chips in the location. The study employed a quantitative research method. The research area was determined purposively. Respondents of the research included actors in cassava chips agroindustry, comprised of 12 respondents. Interviews carried out the data collection using the questionnaire. The data analysis method was calculated by the Hayami method. The results implied that most of the respondents considered the cassava chips agroindustry as their side job. The average age of respondents was 35–40 years old, with the intermediate educational level being junior high school. The cassava chips agroindustry provided positive added value. The added value was IDR5,900, with the IDR7,400 margin. The ratio of added value was 49,58%.Agroindustri keripik singkong di Desa Dompyong Kecamatan Bendungan Kabupaten Trenggalek sudah banyak diusahakan oleh beberapa orang, namun belum diketahui seberapa besar nilai tambah dari usaha tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk lebih tahu tentang nilai tambah singkong menjadi keripik singkong di Desa Dompyong Kec. Bendungan yang ada di Kab. Trenggalek. Peneliti menggunakan metode penelitian kuantitatif. Penentuan daerah penelitian dilakukan secara sengaja (purposive) yang pelaksanaannya mewawancarai pengusaha agroindustri keripik singkong  sebanyak 12 responden. Dalam mengumpulkan data dilakukan wawancara menggunakan kuesioner sedangkan analisis data dihitung menggunakan metode Hayami dengan bantuan perangkat lunak Ms. Office Excel 2010. Hasil penelitian adalah mayoritas responden menjadikan agroindustri keripik singkong ini sebagai pekerjaan sampingan. Umur rata-rata responden yaitu 35–40 tahun dengan tingkat pendidikan rata-rata SMP. Usaha agroindustri keripik singkong berkontribusi positif terhadap hasil olah singkong menjadi keripik. Nilai tambah yang dihasilkan sebesar Rp5.900 dengan keuntungan sebesar Rp7.400 sedangkan rasio nilai tambah yang dihasilkan sebesar 49,58%. 
Budidaya Perikanan Skala Kecil: Studi Kasus Ternak Ikan Gurami (Osphronemus Gouramy) di Desa Mojosari Kecamatan Kras Kabupaten Kediri Tri Widayatsih; Nina Lisanty; Agustia Dwi Pamujiati; Satriya Bayu Aji
Jurnal Agrinika: Jurnal Agroteknologi dan Agribisnis Vol 4, No 1 (2020): MARCH
Publisher : Kadiri University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30737/agrinika.v4i1.796

Abstract

This study examined a small-scale gourami cultivation system based on soil ponds at a gourami cultivation center in Kediri Regency, namely Mojosari Village, Kras District. The economic analysis was based on interview, observation, and documentation data collected from 30 gourami farmers. Preliminary data documentation showed that gourami cultivation was characterized by a fairly long cultivation period. Although from observations, the cultivation of gourami was performed traditionally with minimal use of appropriate technology, less attention to the quality of cultivation techniques, and less efficient use of production costs, the results of data analysis show that this cultivation was profitable and feasible to continue. The total business cost of gourami on the criteria for a narrow pond was IDR 25,855,334.00 and in the criteria for an average pool area was IDR 44,170,834.00. The average production of gourami in small-size pond was 1342 kg and in large-size pond was 2157 kg with fish price of IDR 32,000 per kilogram. The total average income of gourami farming on the criteria for small-size and large-size pond area were IDR 42,944,000.00 and IDR 69,024,000.00 respectively, with an average income of IDR 17,088,666.00 and IDR 24,853,666.00 respectivelyStudi ini meneliti sistem budidaya ikan gurami skala kecil berbasis kolam tanah di sentra budidaya ikan gurami di Kabupaten Kediri, yaitu Desa Mojosari Kecamatan Kras. Analisis ekonomi didasarkan pada data wawancara, observasi, dan dokumentasi yang dikumpulkan dari 30 peternak ikan gurami di lokasi penelitian. Dokumentasi data awal menunjukkan bahwa budidaya ikan gurami ditandai oleh periode budidaya yang cukup panjang. Meski dari observasi tampak bahwa budidaya ikan gurami ini dilakukan secara tradisional dengan sangat minimnya penggunaan teknologi tepat guna, kurang memperhatikan aspek mutu teknik budidaya, dan kurang efisien dalam penggunaan biaya produksi. Hasil analisis data menunjukkan bahwa budidaya ini menguntungkan dan layak untuk diteruskan. Biaya total usaha rata–rata ternak ikan gurami pada kriteria luas kolam sempit sebesar Rp25.855.334,00 dan pada kriteria luas kolam luas rata–rata sebesar Rp44.170.834,00. Produksi rata–rata usaha ternak ikan gurami pada luas kolam sempit sebesar 1342 kg dan pada luas kolam luas sebesar 2157 kg dengan harga ikan sebesar Rp32.000,00 per kilogram. Total penerimaan rata–rata usaha ternak ikan gurami pada kriteria luas kolam sempit dan luas masing-masing sebesar Rp42.944.000,00 dan Rp69.024.000,00 dengan pendapatan rata–rata masing-masing sebesar Rp17.088.666,00 dan Rp24.853.666,00. 
Peningkatan Pertumbuhan Bibit Kelor (Moringa Oleifera Lam.) dengan Kombinasi Media Tanam dan Aplikasi Pupuk Organik Cair (POC) Saptorini Saptorini; Junaidi Junaidi; Nina Lisanty; Devi Oktaviana
AGRITROP Vol 19, No 2 (2021): Agritrop: Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32528/agritrop.v19i2.5977

Abstract

Kelor (Moringa oleifera lam.) merupakan tanaman yang mudah tumbuh. Meski demikian, penting adanya untuk memilih tanah yang terdrainase dengan baik untuk budidaya kelor sehingga tanah dapat mengevakuasi kelebihan air yang dapat diserap oleh akar. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membandingkan kombinasi media tanam yang sesuai dan konsentrasi pupuk organik cair (POC) Manutta terhadap pertumbuhan bibit tanaman kelor sebelum dipindahkan ke lapangan. Hipotesis penelitian menduga adanya pengaruh tanah, kompos, dan media tanam sekam bakar dengan perbandingan spesifik dan konsentrasi POC terhadap pertumbuhan bibit tanaman kelor. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL). Rancangan perlakuan terdiri dari dua faktorial dengan sembilan perlakuan dan tiga ulangan. Kombinasi masing-masing perlakuan yaitu: 1) perbandingan tanah, kompos, dan sekam bakar (2:1:1) dengan konsentrasi POC 5000 ppm; 2) perbandingan tanah, kompos, dan sekam bakar (1:2:1) dengan konsentrasi POC 4000 ppm; 3) dan perbandingan tanah, kompos, dan sekam bakar (1:1:1) dengan konsentrasi 10ml pupuk dicampur dengan 3 liter air (setara dengan 3300 ppm pupuk). Kombinasi perlakuan terbaik yang menghasilkan produksi daun tertinggi adalah perlakuan M2P2 dengan perbandingan komposisi tanah, kompos, dan sekam bakar (1:2:1) dan konsentrasi POC 4000 ppm. Kombinasi ini juga menghasilkan rata-rata bobot daun tertinggi.
THE PROFILE OF LOCAL TOFU INDUSTRY IN TRENGGALEK REGENCY, EAST JAVA PROVINCE, INDONESIA Nina Lisanty; Eko Yuliarsha Sidhi; Agustia Dwi Pamujiati
Jurnal Hexagro Vol. 6 No. 1 (2022): Jurnal Hexagro
Publisher : Universitas Perjuangan Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36423/hexagro.v6i1.874

Abstract

A study was aimed to determine the costs, revenues, and profits of the tofu industry in Nglongsor Village, Karangan District, Trenggalek Regency in one production period. The location was determined intentionally. The sampling method used was saturated sampling or census. The reason for choosing the area was because it is a well-known and distinctive tofu-producing area in Trenggalek. The results showed that the average value of soybean raw materials was 42 kilograms at the price of soybeans of IDR 8,500 per kilogram, producing 400 packs of tofu. The selling price of tofu per pack of 2 (or four pieces) of IDR 2,000. In one production period, the revenue earned was IDR800,000. With an average total production cost of IDR518,786, the profit earned was IDR 218.822. The value of the R/C Ratio was 1.38, which means that the tofu home industry business was declared feasible to be developed. The statistical tests for the profit and business feasibility variables stated that the research hypothesis was accepted.
Pelatihan Pembuatan Pupuk Organik Cair Dengan Bantuan Lalat Hitam (Black Soldier Fly) Di Desa Sumberjo Kabupaten Nganjuk Junaidi Junaidi; Nina Lysanti; Nur Ulfa Turohmah; Nugraheni Hadiyanti
JATI EMAS (Jurnal Aplikasi Teknik dan Pengabdian Masyarakat) Vol 6 No 2 (2022): Jati Emas (Jurnal Aplikasi Teknik dan Pengabdian Masyarakat)
Publisher : Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Perkumpulan Dosen Indonesia Semesta (DIS) Jawa Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36339/je.v6i2.590

Abstract

Management of organic and inorganic waste is carried out in an integrated and sustainable manner to overcome its negative impact on the environment. Processing organic waste into liquid organic fertilizer (POC) is one of the efforts to overcome waste problems and provide added value for the community. Household organic waste processing can be done with the help of black soldier fly (BSF) larvae so the processing is fast and efficient. Black soldier flies are potential organisms that function as decomposers of organic waste. This community service activity has been carried out in Sumberjo Village, Gondang District, Nganjuk Regency. The purpose of this activity is socialization and training on the manufacture of POC from household organic waste with the help of black soldier fly. The series of activities carried out are coordination and outreach to partner communities, production of liquid organic fertilizer processing equipment, training on making liquid organic fertilizer, and evaluation of community service activities. The people of Depok Hamlet, Sumberjo Village, Gondang District, and Nganjuk Regency welcome the activity of utilizing household organic waste. Socialization and training in making POC went well and smoothly. The community is quite understanding and interested in making liquid organic fertilizer. This activity provides direct benefits for the community regarding the innovation of making POC from household organic waste with the help of black flies and strengthening partnerships between higher education institutions and the community.
ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN HOME INDUSTRI TEMPE KRIPIK KELOMPOK USAHA JAJANAN KHAS KABUPATEN TRENGGALEK Wiwiek Andajani; Nina Lisanty; Agustia Dwi Pamujiati; Eko Yuliarsha Sidhi
Jurnal AGRIBIS Vol. 7 No. 1 (2021): April 2021
Publisher : Univeritas Tulungagung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (394.254 KB) | DOI: 10.36563/agribis.v7i1.288

Abstract

ABSTRAK Usaha untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat adalah yang selalu diusahakan, baik oleh pemerintah daerah maupun pemerintah pusat, dengan menggunakan berbagai programnya, yang tentu saja harus tetap memperhatikan potensi yang ada di daerah masing-masing.Agar potensi daerah dapat bermanfaat, maka masyarakat melakukan kegiatan ekonmi, dengan melihat peluang yang ada, sarana dan prasarana ekonomi yang dapat menunjang serta mendorong kegiatan ekonomi tersebut. Salah satunya adalah usaha produk olahan tempe, karena tempe adalah salah satu bahan makanan yang sudah merakyat, dan dikonsumsi hampir setiap hari oleh masyarakat Indonesia, dari masyarakat kalangan atas sampai bawah, yang tidak dibatasai oleh status sosial. Hal ini menarik bagi peneliti untuk mengetahui, berapa pendapatan produsen home industri tempe kripik, dan faktor yang mempengaruhinya. Dari faktor umur, tingkat pendidikan dan pengalaman atau lama usaha, manakah yang paling berpengaruh terhadap pendapatan produsen home industri tempe kripik. Dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif, dengan melakukan survei, sedangkan penentuan daerahnya dilakukan secara sengaja, dengan alasan bahwa Kelurahan Tamanan, Kecamatan Trenggalek, Kabupaten Trenggalek merupakan salah satu daerah sentra home industri tempe kripik yang ada di Jawa Timur. Dari hasil analisis dapat diketahui rata-rata pendapatan produsen home industri tempe kripik, dalam satu kali produksi adalah Rp 695.650,- sedangkan faktor umur, tingkat pendidikan dan lama usaha atau pengalaman ternyata tidak berpengaruh terhadap pendapatan, baik secara bersama-sama, maupun secara parsial. Kata Kunci: Faktor Produksi,Home Industri Tempe Kripik, Pendapatan ABSTRACT Efforts to create public welfare are what the regional and central governments always strive to make, by using various programs and utilizing any potential in each region. In order for the regional potential to be useful, the community shall carry out economic activities, by looking at the opportunities, economic facilities and infrastructure that can support and encourage economic activity. One of the examples is the business of processed tempe products, because tempe is one of the most popular foodstuffs, and is consumed almost every day by Indonesians, from the upper class to the lower classes, who are not limited by social status. This is interesting for researchers to find out the income of the home industry producer of tempe chips, and the factors that influence it. From the factors of age, level of education, and experience or length of business, which one has the most influence on the income of the home industry tempe chips producers. In this study using a quantitative descriptive method, by conducting a survey, while the determination of the area was conducted purposively at Tamanan Village, Trenggalek District, Trenggalek Regency as one of the centers for the home industry for tempe chips in East Java. From the results of the analysis, it can be seen that the average income of the home industry tempe chips producers, in one production was IDR 695,650. The factors of age, education level, and length of business or experience did not significantly affect income, either jointly or partially. Keywords: Production Factor, Home Industry, Tempe Chips, Income
Co-Authors Achmad Masykur Ghazali Agustia Dwi Pamujiati Agustia Dwi Pamujiati Agustia Dwi Pamujiati Ahmad Habibi Walid Ahmad Haris Hasanuddin Slamet Akhris Asanit Ta’wim Andarini, Marwita Andreas Zulkarnain Anggraini, Dea Asikin Bahar Auliyya, Zikra Ayu Nur Aliza Azkiyah, Lailatul Bahar, Asikin Chumaidah, Siti Cindy Yohana Devi Oktaviana Devina Cinantya Anindita Djoko Rahardjo Djoko Rahardjo Eko Yuliarsha Sidhi Eko Yuliarsha Sidhi Eko Yuliarsha Sidhi Eko Yuliarsha Sidhi Emmy Hamidah Exzanidan Fahas Fajarino, Aldo Firdausi, Muhammad Riza Frederik Moses Bal-bal Hohoubun Heru Kurniawan Junaidi Junaidi Junaidi Junaidi Kharisma Satria Pamungkas Kresna Widigdo Margo Utomo Liya Agustina Liya Agustina, Liya Mariyono Mariyono Moch. Agus Suryo Wibowo Mufiana Alfatin Mulyanto Mulyanto Nanang Aji Saputro Nixie Azalia Whintisna Nixie Azalia Whintisna Nugraheni Hadiyanti Nugraheni Hadiyanti Nugraheni Hadiyanti Nur Khabibi Nur Laili Wahyu Triana Nur Ulfa Turohmah Prayoga, Reksa Nanda Putri Islami, Gadis Tiara Rachmad Chairul Huda Rafelda Dias Nurfitri Rasyadan Taufiq Probojati Reksa Nanda Prayoga Risma Ari Prayitno Rizki Jefri Ramadhan Roszana Wahyuniati Sa'adah, Enik Nur Saptorini Saptorini Sari, Sindy Permata Satriya Bayu Aji Setyowati Siti Zenita Rahmawati Slamet, Ahmad Haris Hasanudin Suryo Wibowo, Mochamad Agus Taufan Achmad Gozali Yusuf Tri Widayatsih Tri Widayatsih, Tri Tutut Dwi Sutiknjo Tutut Dwi Sutiknjo Tutut Dwi Sutiknjo Umi Mariyati Wahyudi Wally Widi Artini Widi Artini WIWIEK ANDAJANI Wiwiek Andajani Yesy Nur Gunariyati Yuli Witono Yuliyanto Yuliyanto