Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Identifkasi Bahaya dan Analisa Risko Menggunakan Metode HIRARC dalam Upaya Mencegah Kecelakaan Kerja di Mesin Spinning (Studi Kasus: Workshop Spinning AK-Tekstil Solo) Mokh Afifuddin; Hamdan S Bintang; Bambang Yulianto
Majalah Teknik Industri Vol 27 No 1 (2019): Majalah Teknik Industri Juni 2019
Publisher : Unit Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (UPPM) Politeknik ATI Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Setiap pekerjaan selalu mengandung potensi risiko bahaya, baik itu berbentuk kecelakaan atau penyakit yang disebabkan pekerjaan tersebut. Besarnya potensi risiko tergantung dari jenis tata ruang dan lingkungan bangunan serta kualitas manajemen dan tenaga-tenaga pelaksana. Upaya pencegahan kecelakaan kerja dapat direncanakan, dilakukan dan dipantau dengan melakukan studi karakteristik tentang kecelakaan agar uapaya pencegahan dan penanggulanganya dapat dipilih melalui pendekatan yang paling tepat. Penelitian kali ini akan mengidentifikasi potensi-potensi bahaya dan menganalisa risiko serta upaya pengendaliannya pada workshop spinning di AK-Tekstil Solo dalam upaya mencegah terjadinya kecelakaan kerja. Studi yang dipakai dalam penelitian ini adalah studi deskriptif kualitatif dengan menggunakan pendekatan metode HIRARC untuk menganalisa dan mengidentifikasi potensi bahaya serta risiko yang dapat terjadi dalam melaksanakan aktifitas kerja di workshop spinning. Hasil identifikasi risiko keselamatan kerja pada bagian mesin spinning digolongkan berdasarkan jenis bahaya keselamatan kerja yaitu bahaya mekanis, bahaya listrik dan bahaya fisik. Potensi bahaya yang terdapat pada aktifitas mesin spinning yaitu terdapat aktiftas dengan tingkat risiko medium. Selain itu juga terdapat 4 ketegori bahaya yang terdapat pada lingkungan workshop yang memiliki risiko rendah namun tingkat kemungkinan terjadinya sangat tinggi shingga akan menimbulkan dampak yang fatal. Pengendalian untuk potensi bahaya ini adalah dengan pemakaian APD (Alat Pelindung Diri) pada saat bekerja.
Optimum Splice Thickness Ratio Splicer of a Winding Machine to PE20KT Thread Splicing Quality Hendri Pujianto; Bambang Yulianto; Hamdan S Bintang; Dinda Amelia Pramesti
Sainteks: Jurnal Sain dan Teknik Vol 5 No 2 (2023): September
Publisher : Universitas Insan Cendekia Mandiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37577/sainteks.v5i2.605

Abstract

Winding machines are needed after the spinning process on ring-spinning machines because small packages of spinnerets are mostly not suitable for efficiently carrying out subsequent processes such as weaving and knitting. The splicer is independently actuated to optimize splicing cycles. PT Delta Dunia Tekstil II (DDT 2) is a company operating in the spinning industry, with the CD line producing 100% polyester yarn, which is used to make fabric in the knitting process. Based on observations, thread defects occur, such as loops and holes in the knitted fabric, because the thread splices resulting from the winding process are brittle and thin. Experiments on setting joint thickness parameters on splicer adjustment indicators 1–5 with a ratio of 0.25 were carried out. After carrying out the experiment, 3 ratios were obtained for sampling visual tests and joint strength, namely a ratio of 2.5, 2.75, and 3. Observing and calculating the splice strength of the three splicer ratios sampled, it was found that the ratio of parameter 3 in the splicer was visually very good and consistent. Strange results also meet the standard, of 92.37%. The optimal splicer ratio setting that can be used for the Carded 20 KT production process is setting the splicer ratio with a splice thickness parameter of 3.