Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Penentuan Setelan Rotor Mesin Open End Untuk Pembuatan Benang Ne 6 sebagai Upaya Jaminan Atas spesifikasi dan Kualitas Pada Workshop Pemintalan di Ak-Tekstil Solo Hendri Pujianto; Fajar Pitarsi Dharma; Darmawan Hindardi; Tuti Purwati Tuwarno
Indonesian Journal of Laboratory Vol 4 No 2 Tahun 2021
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/ijl.v4i2.66993

Abstract

Mesin open end adalah salah satu jenis mesin yang digunakan dalam proses pemintalan benang. Fungsi utama mesin open end adalah memproses sliver dari mesin drawing dan memisahkan sliver menjadi serat tungga. Serat dikirim ke rotor melalui saluran vakum, rotor berputar pada kecepatan yang sangat tinggi dan memadatkan sebagian serat menjadi bentuk khusus dengan memutar serat pada saat yang bersamaan. Rotor adalah jantung dari proses pemintalan yang mempengaruhi kualitas benang, kinerja pemintalan, produktivitas dan keekonomisan proses. Pembuatan benang Ne pada industri pemintalan diproses pada mesin open end dan untuk benang Ne 6 menggunakan rotor tipe C341 dan C533 agar dapat memenuhi spesifikasi dan kualitas benang Ne 6. Penggunaan rotor yang berbeda tipe menghasilkan spesifikasi dan kualitas benang Ne 6 yang berbeda pula. Solusi dari permasalahan ini adalah menentukan setelan rotor mesin open end yang paling tepat untuk memenuhi spesifikasi dan kualitas benang Ne 6. Percobaan produksi dilakukan di spindel nomor 7 dan 9 pada mesin. Setelah dilakukan pengamatan terhadap percobaan produksi dengan dua tipe rotor yang berbeda maka didapatkan rotor tipe C341 yang lebih memenuhi spesifikasi dan kualitas untuk pembuatan benang Ne 6. Pada spindel 7 mendapat rata–rata Ne 5,86 dan nilai Cvm% yaitu 12,56, spindel 9 mendapat rata–rata Ne 5,94 dan nilai Cvm% yaitu 14,22. Nilai Ne telah memenuhi standar spesifikasi benang Ne 6 yaitu 5,8-6,2 Ne dan nilai Cvm% telah memenuhi toleransi jaminan kualitas ketidakrataan benang Cvm%=1,11-1,25 nilai Um%.
Implementasi Kaizen Dalam Meningkatkan 5S dan Menjaga Kualitas Hasil Praktik Pada Workshop Pertenunan di AK-Tekstil Solo Hendri Pujianto
Majalah Teknik Industri Vol 28 No 1 (2020): Majalah Teknik Industri Juni 2020
Publisher : Unit Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (UPPM) Politeknik ATI Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Akademi Komunitas Industri Tekstil dan Produk Tekstil Surakarta (AK-Tekstil Solo) adalah salah satu Perguruan Tinggi Negeri di bawah Kementerian Perindustrian yang menyelenggarakan Pendidikan level DII bidang Tekstil dan Produk Tekstil. AK-Tekstil Solo belum menerapkan kaizen dalam kegiatan organisasinya khususnya pada workshop. Jenis workshop yang diamati dalam penelitian ini adalah workshop pertenunan. Data observasi kondisi workshop diambil sebagai data awal penelitian ini. Terdapat 2 jenis masalah yang dapat diidentifikasi, yaitu tidak tersedianya tempat hasil praktik, suku cadang dan peralatan. Prioritas perbaikan yaitu masalah tidak tersedianya tempat hasil praktik. Solusi dari permasalahan ini adalah membuat tempat penyimpanan hasil praktik. Setelah dilakukan penerapan kaizen di workshop pertenunan dapat meningkatkan 5s pada area workshop dan membuat kualitas hasil praktik terjaga.
Reduksi Limbah Benang Cath Cord Pinggiran Kain untuk Penghematan Bahan Baku Benang Cath Cord dan Biaya Produksi pada Mesin Tenun Rapier PT XYZ dengan Percobaan Produksi pada Laboratorium Pertenunan AK-Tekstil Solo Hendri Pujianto
Majalah Teknik Industri Vol 29 No 1 (2021): Majalah Teknik Industri Juni 2021
Publisher : Unit Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (UPPM) Politeknik ATI Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Proses pembuatan kain tenun dapat dilakukan dengan beberapa jenis mesin salah satunya adalah dengan Mesin Rapier. Dalam kasus kain yang dibuat dengan mesin tenun shuttleless yaitu mesin rapier, benang cath cord digunakan untuk membentuk tepi tenunan kain yang terpisah dari badan kain sebagai limbah pinggiran. Hal ini dilakukan untuk membentuk pinggiran sebagai penjaga tegangan benang pakan ketika proses pengetekan. Jenis mesin yang diamati dalam penelitian ini adalah mesin rapier GT-Max-4-R 190 yang terdapat di laboratorium pertenunan Ak-Tekstil Solo Terdapat 5 jenis data percobaan produksi dengan mengunakan benang cath cord mulai dari penggunan maksimal yaitu 16 helai sampai dengan penggunaan minimal yaitu 8 helai yang diambil sebagai data awal penelitian ini. Penggunaan benang pinggiran cath cord yang berlebihan berpengaruh pada pada tingginya limbah dan biaya produksi yang dikeluarkan. Solusi dari permasalahan ini adalah pemangkasan jumlah benang cath cord untuk pinggiran kain. Setelah dilakukan perbaikan dengan mengurangi jumlah penggunaan benang cath cord pada mesin, terdapat pengurangan jumlah penggunaan benang cath cord sebesar 960 cones per bulan untuk satu lini produksi dengan 20 mesin sehingga biaya produksi juga dapat berkurang.
Optimum Splice Thickness Ratio Splicer of a Winding Machine to PE20KT Thread Splicing Quality Hendri Pujianto; Bambang Yulianto; Hamdan S Bintang; Dinda Amelia Pramesti
Sainteks: Jurnal Sain dan Teknik Vol 5 No 2 (2023): September
Publisher : Universitas Insan Cendekia Mandiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37577/sainteks.v5i2.605

Abstract

Winding machines are needed after the spinning process on ring-spinning machines because small packages of spinnerets are mostly not suitable for efficiently carrying out subsequent processes such as weaving and knitting. The splicer is independently actuated to optimize splicing cycles. PT Delta Dunia Tekstil II (DDT 2) is a company operating in the spinning industry, with the CD line producing 100% polyester yarn, which is used to make fabric in the knitting process. Based on observations, thread defects occur, such as loops and holes in the knitted fabric, because the thread splices resulting from the winding process are brittle and thin. Experiments on setting joint thickness parameters on splicer adjustment indicators 1–5 with a ratio of 0.25 were carried out. After carrying out the experiment, 3 ratios were obtained for sampling visual tests and joint strength, namely a ratio of 2.5, 2.75, and 3. Observing and calculating the splice strength of the three splicer ratios sampled, it was found that the ratio of parameter 3 in the splicer was visually very good and consistent. Strange results also meet the standard, of 92.37%. The optimal splicer ratio setting that can be used for the Carded 20 KT production process is setting the splicer ratio with a splice thickness parameter of 3.
PURCHASING DECISION OF IPHONE: THE ROLE OF PRODUCT QUALITY, BRAND IMAGE AND E-WOM Christian Kuswibowo; Anung Widodo; Agus Santoso; Hendri Pujianto
International Journal of Economics, Business and Accounting Research (IJEBAR) Vol 7, No 4 (2023): IJEBAR, Vol. 7 Issue 4, December 2023
Publisher : LPPM ITB AAS INDONESIA (d.h STIE AAS Surakarta)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29040/ijebar.v7i4.11423

Abstract

This study aims to analyze the impact of The Influence of Product Quality and Brand Image on Purchase Decisions for iPhone Cell Phone Products Using Word of Mouth as an Intervening Variable. Iphone users in Tangerang City are the subjects of this study. The study was conducted with 175 respondents using quantitative descriptive methods. The sample length uses a purposeful sampling method that pays special attention to finding patterns. The survey method used when collecting data using a questionnaire tool. The analytical method used in this research is the Component or Variance Based Structural Equation Model where the data processing uses the Partial Least Square (Smart-PLS) program version 3.2.8 PLS. This study proves that product quality has a positive and significant effect on electronic word of mouth, brand image has a positive and significant effect on electronic word of mouth, product quality had a positive and significant effect on purchasing decisions, brand image has a positive and significant effect on purchasing decisions and electronic word of mouth had a positive and significant effect on purchasing decisions.
Analisa Pengaruh Porositas Kain Tenun terhadap Penyerapan Zat Warna Menggunakan Image Processing Amar; Nurazizah, Verawati; Mohadi; Hendri Pujianto; Sepdhina Annisa Nur Rahma
Jurnal Teknologi dan Manajemen Industri Terapan Vol. 4 No. 2 (2025): Jurnal Teknologi dan Manajemen Industri Terapan
Publisher : Yayasan Inovasi Kemajuan Intelektual

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55826/jtmit.v4i2.605

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh porositas kain tenun terhadap penyerapan zat warna menggunakan metode pengolahan citra digital. Porositas diukur melalui citra hasil pemindaian sampel kain dengan pendekatan thresholding menggunakan perangkat lunak berbasis Java. Metode statistik Kruskal-Wallis digunakan untuk menguji signifikansi perbedaan porositas dan nilai K/S antar jenis anyaman. Hasil menunjukkan korelasi negatif yang signifikan (r = - 0.858) antara porositas dan nilai K/S, dengan kontribusi porositas sebesar 73,65% terhadap variasi penyerapan warna. Jenis anyaman satin menunjukkan performa terbaik dalam penyerapan zat warna, sesuai dengan teori peningkatan kontak antar serat. Penelitian ini memberikan kontribusi pada pengembangan metode kuantitatif dalam evaluasi kualitas kain menggunakan teknologi pengolahan citra.
Analisa Pengaruh Porositas Kain Tenun terhadap Penyerapan Zat Warna Menggunakan Image Processing Amar; Nurazizah, Verawati; Mohadi; Hendri Pujianto; Sepdhina Annisa Nur Rahma
Jurnal Teknologi dan Manajemen Industri Terapan Vol. 4 No. 2 (2025): Jurnal Teknologi dan Manajemen Industri Terapan
Publisher : Yayasan Inovasi Kemajuan Intelektual

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55826/jtmit.v4i2.605

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh porositas kain tenun terhadap penyerapan zat warna menggunakan metode pengolahan citra digital. Porositas diukur melalui citra hasil pemindaian sampel kain dengan pendekatan thresholding menggunakan perangkat lunak berbasis Java. Metode statistik Kruskal-Wallis digunakan untuk menguji signifikansi perbedaan porositas dan nilai K/S antar jenis anyaman. Hasil menunjukkan korelasi negatif yang signifikan (r = - 0.858) antara porositas dan nilai K/S, dengan kontribusi porositas sebesar 73,65% terhadap variasi penyerapan warna. Jenis anyaman satin menunjukkan performa terbaik dalam penyerapan zat warna, sesuai dengan teori peningkatan kontak antar serat. Penelitian ini memberikan kontribusi pada pengembangan metode kuantitatif dalam evaluasi kualitas kain menggunakan teknologi pengolahan citra.