Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

KAJIAN SEBARAN DAN KONDISI LINGKUNGAN POHON GEWANG (Corypha utan Lamk.) DI KABUPATEN KUPANG Herianus J. D. Lalel; Norman P. L. B. Riwu Kaho; Lince Mukkun
JURNAL AGRISA Vol 11 No 1 (2022): Jurnal Agrisa
Publisher : Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Nusa Cendana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35508/agrisa.v11i1.9318

Abstract

Gewang merupakan tanaman serbaguna bagi masyarakat Timor. Berbagai bagian dari tanaman ini telah digunakan untuk bahan bangunan, peralatan rumah, makanan, dan pakan; namun berbagai aktivitas alih lahan menyebabkan populasinya secara umum berkurang. Penelitian ini dilakukan untuk mengkaji sebaran dan kondisi lingkungan tanaman gewang dengan lokasi tinjau Kabupaten Kupang pada dua Kecamatan. Pengambilan data lapangan pohon Gewang dilakukan dengan metode sensus sehingga populasi pohon Gewang terambil seluruhnya pada semua lokasi penelitian. Adapun pohon Gewang yang menjadi obyek studi didefinisikan berdasarkan diameter yaitu hanya Gewang dengan diameter > 10 cm yang diambil datanya. Berdasarkan tujuh desa sampel pada Kecamatan Kupang Timur dan Kecamatan Nekamese, Kabupaten Kupang tercatat 3.132 pohon gewang. Jumlah pohon Gewang terbanyak terdapat pada Desa Nunkurus dengan jumlah 792 pohon (25% dari total pohon Gewang) dan paling sedikit di Desa Taloetan dengan jumlah 276 pohon (9%). Sebagian besar pohon Gewang ditemukan pada formasi semak belukar (44%) dan areal pertanian (35%) dengan total akumulasi mencapai 79 %. Tutupan bervegetasi padat (termasuk hutan Gewang) pada Kecamatan Kupang Timur berkecenderungan (trend) semakin berkurang dari waktu ke waktu yaitu dari luasan 4.150 ha pada tahun 1988 menjadi 2.476 ha pada tahun 2017, yaitu dengan laju penurunan 410 ha per dasawarsa (10 tahun) atau sekitar 41 ha setiap tahunnya.
Penilaian Status Kesehatan Hutan Mangrove di Sekitar Danau Tuadale pada Kawasan Suaka Margasatwa Tuadale, Desa Lifuleo, Kecamatan Kupang Barat, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur" Elisabet E. P Laom; Wilhelmina Seran; Norman P. L. B. Riwu Kaho; Roni Haposan Sipayung
Journal of Scientech Research and Development Vol 6 No 1 (2024): JSRD, June 2024
Publisher : Ikatan Dosen Menulis

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56670/jsrd.v6i1.449

Abstract

Hutan mangrove merupakan ekosistem pantai yang penting dipertahankan karena fungsinya sebagai penyedia sumber daya alam. Kawasan Suaka Margasatwa adalah area yang ditetapkan untuk melindungi satwa liar dan habitatnya, serta mendukung konservasi keanekaragaman hayati. Hutan mangrove Danau Tuadale pada kawasan suaka margasatwa mengalami kerusakan akibat aktivitas masyarakat seperti penebangan untuk lahan tambak dan pemanfaatan kayu, serta dampak dari tumpahan minyak dari Sumur Minyak Montara di Laut Timor pada tahun 1998 yang menyebabkan kematian ribuan pohon mangrove, kerugian ekonomi, sosial, dan lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui status kesehatan ekosistem hutan mangrove di Danau Tuadale menggunakan metode Forest Health Monitoring (FHM), yang menilai empat indikator utama: Vitalitas fokus pengamatan penilaian kerusakan pohon dan kondisi tajuk, Produktivitas: luas bidang dasar (LBDS) dan volume kayu, Biodiversitas: indeks kekayaan jenis, indeks keanekaragaman jenis dan indeks kemerataan jenis, Kualitas Tapak: pH tanah, salinitas air, dan kapasitas tukar kation (KTK). Pengambilan sampel tanah secara purposive sampling. Pengambilan sampel tanah diambil pada tiga zona yaitu pada zona proksimal, middle dan distal dengan menggunakan ring sampel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa vitalitas pohon di Danau Tuadale berada pada kategori sedang, dengan banyaknya pohon yang mengalami kerusakan fisik. Indikator produktivitas menunjukkan kategori sedang berdasarkan perhitungan luas bidang dasar dan volume. Indeks biodiversitas menunjukkan kekayaan jenis yang rendah, keanekaragaman jenis yang juga rendah, dengan kondisi lingkungan yang kurang stabil dan kemerataan jenis tinggi. Penilaian kualitas tapak menunjukkan bahwa derajat keasaman tanah berkategori kebasaan sedang, salinitas air rendah, dan kapasitas tukar kation (KTK) sangat tinggi.