Aglius T.R. Telleng
Program Studi Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Sam Ratulangi

Published : 7 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Kajian musim penangkapan ikan tuna dengan alat tangkap hand line di Laut Maluku Christian J. Lintang; Ivor L. Labaro; Aglius T.R. Telleng
JURNAL ILMU DAN TEKNOLOGI PERIKANAN TANGKAP Vol. 1 No. 1: Juni 2012
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jitpt.1.1.2012.700

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pola musim penangkapan ikan tuna di perairan Laut Maluku, berdasarkanhasil tangkapan tuna hand line. Lokasi pengambilan data yaitu di Pelabuhan Perikanan Samudra (PPS) Bitung, KotaBitung, Provinsi Sulawesi Utara. Metode yang digunakan adalah metode survey dengan pendekatan deskriptif. Datayang dikumpulkan adalah data hasil tangkapan tuna hand line, melalui wawancara dengan nelayan dan petugassetempat, serta data yang tercatat di PPS Bitung. Selanjutnya data tersebut dianalisis dengan menggunakan MetodePresentasi Rata-rata (the Average Percentage Methodes). Perubahan hasil tangkapan pada bulan tertentu karenapengaruh keberadaan ikan dan tingkat keberhasilan operasi penangkapan, menyebabkan nilai CPUE berfluktuasi.Dari data CPUE dapat diketahui indeks pola musim penangkapan ikan tuna. Puncak musim penangkapan terjadipada bulan Maret, sedangkan musim paceklik terjadi pada bulan Juni-Oktober. Usaha penangkapan ikan tunadengan alat tangkap tuna hand line di Laut Maluku dilakukan sepanjang tahun. Berdasarkan hasil analisis musimpenangkapan, diketahui bahwa musim ikan tuna terjadi pada bulan Januari sampai Mei serta bulan November danDesember. Sedangkan bulan Juni sampai Oktober bukan musim ikan tuna.
Daerah penangkapan tuna hand liners yang mendaratkan tangkapannya di Pelabuhan Perikanan Samudera Bitung Khoirul Da'i; Ivor L. Labaro; Aglius T.R. Telleng
JURNAL ILMU DAN TEKNOLOGI PERIKANAN TANGKAP Vol. 1 No. 2: Desember 2012
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jitpt.1.2.2012.1103

Abstract

Informasi keberadaan hasil tangkapan tuna yang didaratkan di Pelabuhan Perikanan Samudera Bitung belum banyak diketahui, terutama posisi daerah penangkapannya. Sebagian besar masyarakat beranggapan bahwa hasil tangkapan tuna yang didaratkan tersebut adalah hasil tangkapan dari Laut Sulawesi dan Maluku yang kaya akan sumberdaya tuna dan cakalang. Untuk memastikan keberadaannya perlu dilakukan suatu kajian tentang daerah penangkapan tuna yang didaratkan di Pelabuhan Perikanan Samudera Bitung. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji posisi daerah penangkapan dan hasil tangkapan tuna pada alat tangkap hand line dan memetakan posisi penangkapan tuna berdasarkan alat tangkap hand line yang berbasis di Pelabuhan Perikanan Samudera Bitung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa daerah penangkapan tuna yang didaratkan pada Pelabuhan Perikanan Samudera Bitung terdiri dari Laut Maluku, Laut Halmahera dan Laut Papua. Bobot rata-rata terbesar per ekor tertangkap di Laut Halmahera (46 kg) dan terkecil di Laut Papua (36,74 kg).
Pola meloloskan diri ikan kuwe dari alat tangkap jala buang di perairan Kelurahan Papusungan Kota Bitung Provinsi Sulawesi Utara Aglius T.R. Telleng; Ivor L. Labaro; Eldrik D. Takahelo
JURNAL ILMU DAN TEKNOLOGI PERIKANAN TANGKAP Vol. 1 No. 2: Desember 2012
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jitpt.1.2.2012.1125

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menentukan pola meloloskan diri dan laju renang ikan kuwe. Penelitian dilaksanakan di perairan pantai Desa Papusungan Kecamatan Lembeh Selatan, Bitung yang berlangsung dari bulan September hingga Oktober 2012. Hasil penelitian menunjukkan bahwa gerak meloloskan diri dari alat tangkap jala buang secara horisontal mempunyai kecepatan awal dari ikan pertama sebesar 94,8 cm/s, ikan kedua sebesar 103,2 cm/s, ikan ketiga sebesar 55,6 cm/s dan ikan keempat sebesar 53,3 cm/s. Ikan kedua mempunyai kecepatan yang paling besar karena berada pada posisi yang berdekatan dengan sisi alat tangkap yang memungkinkan ikan bergerak dengan cepat. Secara vertikal, ikan bergerak searah dengan gerak jatuh alat dalam upaya untuk meloloskan diri. Laju renang ikan yang bergerak secara vertikal adalah ikan pertama sebesar 57,70 cm/s, ikan kedua sebesar 486,74 cm/s, ikan ketiga sebesar 224,97 cm/s dan ikan keempat sebesar 666,81 cm/s. Ikan keempat bergerak dengan sangat cepat karena posisinya berdekatan dengan jaring jala buang yang dilemparkan. Dari hasil ini diketahui bahwa laju renang meloloskan diri secara horisontal terjadi dengan burst speed yaitu sebesar 103,2 cm/s dan pola meloloskan diri secara vertikal terjadi dengan mengikuti gerak jatuh jala buang dengan besaran burst speed 666,81 cm/s.
Analisis kebijakan pemberdayaan masyarakat perikanan tangkap di Kota Manado David E.B.S. Ticoalu; Emil Reppie; Aglius T.R. Telleng
JURNAL ILMU DAN TEKNOLOGI PERIKANAN TANGKAP Vol. 1 No. 3: Juni 2013
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jitpt.1.3.2013.1363

Abstract

Masyarakat pesisir, termasuk nelayan di Kota Manado, telah banyak menerima bantuan lewat program pemberdayaan masyarakat pesisir, tetapi hasilnya masih jauh dari yang diharapkan. Oleh karena itu, dipandang perlu mengkaji kebijakan pemerintah dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat pesisir di Kota Manado. Tujuan penelitian ini ialah untuk mengkaji penerapan hukum dan perundang-undangan dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat pesisir. Penelitian ini dikerjakan dengan metode survei pada masyarakat pesisir di Kota Manado mulai bulan November 2012 sampai Januari 2013. Pengumpulan data dilakukan dengan mengisi daftar pertanyaan, observasi dan telaah dokumen;  analisis data menggunakan perangkat lunak Decision Plus. Analisis SMART menunjukkan bahwa skor keputusan dalam proses pemberdayaan masyarakat pesisir ditentukan oleh empat komponen atribut, yaitu norma pelaku usaha perikanan, umpan balik, penyuluhan hukum dan sosialisasi. Hal ini juga didukung oleh hasil analisis hirarki. Analisis kontribusi menyatakan bahwa pemerintah dan masyarakat lebih dominan pada variabel pengawasan dan variabel moral; sebaliknya masyarakat dan pemerintah lebih dominan pada variabel sanksi.
Komposisi hasil tangkapan jaring insang dasar di perairan pantai Sario, Teluk Manado Markus Morin; Johnny Budiman; Aglius T.R. Telleng; Meta S. Sompie
JURNAL ILMU DAN TEKNOLOGI PERIKANAN TANGKAP Vol. 1 No. 4: Desember 2013
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jitpt.1.4.2013.3570

Abstract

Penelitian ini dilakukan di perairan pantai Sario, Teluk Manado menggunakan alat tangkap jaring insang dasar tetapsebanyak 3 unit dengan ukuran besar mata jaring 3, 4, dan 5,5 inci untuk melihat komposisi hasil tangkapan ikandemersal dengan menggunakan metode deskriptif yang didasarkan pada studi kasus. Penelitian berlangsung sejakMei 2013 sampai dengan Agustus 2013. Hasil tangkapan jaring insang dengan ukuran mata jaring 3 inciberdasarkan jumlah tangkapan didominasi ikan swangi, beronang, ikan merah dan biji nangka, dan berdasarkanbobot tangkapan didominasi oleh gabus laut, pari, bambangan dan lencam; ukuran mata 4 inci didominasi pari, tunagigi anjing, kuwe dan rajungan, dan bobot tangkapan didominasi oleh ikan tuna gigi anjing, hiu, pari dan kuwe;ukuran mata 5.5 inci didominasi oleh jenis ikan tuna gigi anjing, pari, hiu dan kuwe, dan bobot tangkapandidominasi oleh tuna gigi anjing dan hiu. Korelasi antara ukuran mata jaring dengan rata-rata bobot tangkapan jaringinsang dasar sangat erat dengan nilai R2 = 0.99.
Pengaruh tambahan ekstrak minyak tuna pada umpan bubu paralon terhadap hasil tangkapan ikan-ikan karang John P. Mainake; Emil Reppie; Aglius T.R. Telleng
JURNAL ILMU DAN TEKNOLOGI PERIKANAN TANGKAP Vol. 1: Edisi Khusus: November 2014
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jitpt.1.0.2014.6074

Abstract

Alat tangkap bubu telah digunakan dengan sangat beragam di seluruh dunia, tetapi konsep dasarnya adalah sama pada semua kasus di mana ikan atau hewan laut lainnya akan masuk ke dalam bubu melalui satu atau lebih pintu yang berbentuk kerucut. Keberhasilan alat tangkap bubu berumpan sangat ditentukan oleh aktivitas hidup ikan dalam hal mencari dan menangkap makanan. Pemberian ekstrak minyak ikan tuna pada umpan bubu paralon, diduga dapat meningkatkan hasil tangkapan. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh pemberian ekstrak minyak tuna pada umpan bubu paralon terhadap hasil tangkapan ikan-ikan karang. Penelitian ini dilakukan di perairan Selat Lembeh Kota Bitung; yang didasarkan pada metode eksperimental. Enam unit bubu paralon dioperasikan selama 10 malam untuk mengumpulkan data; dimana tiga unit bubu menggunakan umpan ikan layang yang disuntik dengan minyak ikan tuna, dan tiga unit lainnya menggunakan umpan ikan layang tanpa minyak ikan tuna; dan data tangkapan dianalisis dengan uji t. Tangkapan total berjumlah 75 ekor yang terdiri dari 14 famili, 23 genus dan 36 spesies; 45 ekor tertangkap pada umpan layang dengan minyak ikan tuna, dan 30 ekor tertangkap pada umpan layang tanpa minyak ikan tuna. Hasil analisis uji t menunjukan bahwa umpan bubu paralon yang diberi ekstrak minyak tuna menghasilkan tangkapan yang lebih baik dibandingkan dengan umpan tanpa ekstrak.
Ghost fishing pada perikanan bubu di Perairan Sario Tumpaan Teluk Manado Provinsi Sulawesi Utara Dimas P. Wijaya; Emil Reppie; Lefrand Manoppo; Aglius T.R. Telleng
JURNAL ILMU DAN TEKNOLOGI PERIKANAN TANGKAP Vol. 2 No. 3: Juni 2016
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jitpt.2.3.2016.11447

Abstract

ABSTRACT Fish trap made of bamboo is one of the common fishing gears used by fishermen in reef waters, due to its simple in construction, relatively inexpensive and easy to operate. If this trap got lost, however, it will give impact on fish mortality, with respect to ghost fishing. This study aims to determine the impact of ghost fishing traps to fish resources in Sario Tumpaan waters of Manado Bay; based on the descriptive method. Three units of bamboo traps placed in the bottom waters at a depth of about 6 m, and then observed by divers every day for a month. The impact of ghost fishing in the traps that have a net volume of 0.22 m3 was 4 fish per day, or 18 fish per day in traps that have a net volume of 1 m3. Keywords: ghost fishing, maximum catch, traps, Manado Bay   ABSTRAK Bubu yang terbuat dari bambu merupakan salah satu alat tangkap yang umum digunakan oleh nelayan untuk menangkap ikan di perairan karang, karena konstruksinya sederhana, relatif murah dan mudah dioperasikan. Tetapi jika alat ini hilang, maka akan memberikan dampak mortalitas ikan, sehubungan dengan ghost fishing. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak bubu yang bersifat ghost fishing terhadap sumberdaya ikan, di perairan Sario Tumpaan Teluk Manado; yang didasarkan pada metode deskriptif. Tiga unit bubu bambu dipasang di dasar perairan pada kedalaman sekitar 6 m, kemudian dikunjungi oleh penyelam setiap hari selama sebulan. Dampak ghost fishing pada bubu yang mempunyai volume bersih sebesar 0.22 m3 adalah 4 ekor ikan per hari, atau 18 ekor ikan per hari pada bubu yang mempunyai volume bersih 1 m3. Kata-kata kunci: ghost fishing, tangkapan maksimum, bubu, Teluk Manado