Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Peningkatan Kemampuan Bahasa Reseptif Dengan Mendongeng Media Animasi Kartun Pada Anak Kelompok B di TK Islam Fathurrahman Palembang Asih Triyanti; Evia Darmawani; Dessi Andriani
Innovative: Journal Of Social Science Research Vol. 3 No. 3 (2023): Innovative: Journal Of Social Science Research
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/innovative.v3i3.2480

Abstract

Kemampuan berbahasa ini dibedakan menjadi 2 (dua) jenis yaitu bahasa reseptif dan bahasa ekspresif. Kemampuan bahasa reseptif anak perlu dikembangkan agar anak bisa menghasilkan informasi dengan baik, salah satu cara dengan memberikan stimulus. Dari 13 anak didik hanya terlihat 3 anak saja yang selalu aktif pada saat mendengarkan cerita. Pada bagian akhir ketika guru (saya sendiri) menanyakan kembali isi cerita yang disampaikkan ternyata sebanyak 10 anak tidak bisa mengekspresikan adegan cerita pada peragaan yang telah disampaikan guru. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan kemampuan bahasa reseptif melalui mendongeng dengan media animasi kartun pada anak kelompok B di TK Islam Fathurrahman Palembang. Adapun subjek dalam penelitian ini adalah kelompok B di TK Islam Fathurrahman yang berjumlah 13 orang anak terdiri dari 7 orang anak perempuan dan 6 orang anak laki-laki. Penelitian menggunakan metode kuantitatif dan kualitatif dengan model penelitian tindakan menurut Kemmis and Taggart yang berfokus pada kemampuan bahasa reseptif anak. Hasil penelitian yaitu peningkatan rata-rata tingkat capaian perkembangan kemampuan bahasa reseptif anak kelompok B dari pra siklus ke siklus I dan ke siklus II yaitu bahwa pada pra siklus skor sebesar 20,69 pada kategori belum berkembang, lalu pada siklus I dengan skor sebesar 30,77 dengan kategori mulai berkembang mengalami peningkatan sebesar 10,08 sedangkan pada siklus II dengan skor sebesar 41,46 dengan kategori berkembang sesuai harapan hal ini menunjukkan bahwa siklus II mengalami peningkatan sebesar 10, 69. Sehingga disimpulkan pada akhir siklus II, penelitian dikatakan berhasil karena kriteria keberhasilan sudah tercapai sesuai kesepakatan peneliti bersama kolabolator.