Maria Imaculata Hidayatun
Petra Christian University

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Well – being Parameter Evaluation for Athlete Homestead in Jakarta Stephen Yona Loanoto; Maria Imaculata Hidayatun; Rully Damayanti
Advances in Civil Engineering and Sustainable Architecture Vol. 2 No. 2 (2019): Advances in Civil Engineering and Sustainable Architecture
Publisher : Petra Christian University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.9744/acesa.v2i2.9965

Abstract

This research discusses Koen Steemer’s theory of human well-being forathlete village. The sustainability of an athlete village, post-event, proves to be amodern controversy. Architecture often omits the sustainability factor of the athletevillage. As a result, the main question would be “how to design an effective wellbeingathlete village?” where Steemer’s parameters or an enhanced version of it,could be incorporated into Indonesia’s own athlete village. This discussion willutilize the first person phenomenology method. Koen Steemer’s “Seven DesignStrategy” parameter is used to analyze four precedent Olympic Village studiesbetween the years 2004 to 2016. In addition, an interview with an Indonesian“athlete village” specialist was conducted. As a result, an enhanced parameter ofSteemers’s theories is established.
Studi Alternatif Desain Tatanan Koridor Apartemen Melalui Aspek Environment Pada Konsep Human Well-Being Rudy Putra Setyantara; Maria Imaculata Hidayatun; Rully Damayanti
Advances in Civil Engineering and Sustainable Architecture Vol. 3 No. 1 (2021): Advances in Civil Engineering and Sustainable Architecture
Publisher : Petra Christian University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.9744/acesa.v3i1.11125

Abstract

Isu pertumbuhan penduduk yang pesat, menjadikan perubahan sistem hunian horizontal menjadi vertikal. Namun dengan perubahan tersebut apakah dapat sesuai dan menunjang kualitas hidup penghuninya, sama dengan hunian horizontal. Perubahan hunian menyebabkan mengakibatkan perbedaan kebiasaan pada hunian horizontal yang belum dapat ditinggalkan. Hal tersebut terlihat dalam sebuah apartemen utamanya pada bagian koridor, yang sering digunakan untuk berkegiatan sepertitempat bermain anak-anak karena ruang unit tidak cukup ruang bermain, ataupun menjadi ruang berbincang dengan sesama pengguna unit. Hal tersebut tidak sesuai dengan fungsi koridor yang diperuntukkan hanya untuk ruang sirkulasi. Adanya hal tersebut ruang koridor harus di perbaiki dengan menyesuaikan kebutuhan pengguna, sehingga dapat mendukung aktivitas yang tinggal di dalamnya. Oleh karena itu melalui dimensi environment pada konsep human well-being menjadikan koridor mampu untuk mendukung aktivitas pengguna yang masih dalam tahap transisi dari hunian horizontal ke hunian vertikal.