Rully Damayanti
Architecture Department, Faculty Of Civil Engineering And Planning Petra Christian University, Surabaya

Published : 27 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 27 Documents
Search

KOMUNIKASI BARU BIRO ARSITEK DI MASA PANDEMI DALAM PANDANGAN POSTKOLONIALISME HOMI K BHABHA Gayuh Budi Utomo; Rully Damayanti; Dyan Agustin
ATRIUM: Jurnal Arsitektur Vol. 6 No. 2 (2020): ATRIUM: Jurnal Arsitektur
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat (LPPM) Universitas Kristen Duta Wacana Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21460/atrium.v6i2.124

Abstract

Title: New Communication of The Architecture Firms in Pandemic Era; Following the Homi  K Bhabha Post Colonial View A new order called the new normal is a central issue at this time. The period before the pandemic which became a standard value and became a reference suddenly was not compatible with the arrival of the Covid-19 pandemic outbreak. This is happening in Indonesia and around the world. Everyone is in a pandemic situation for a certain period time and there is no certainty that it will end. This of course also affects how to communicate in all aspects including the architectural bureau. New ways of communicating are carried out at architectural bureaus related to social distancing and physical distancing which are considered as effective prevention methods from the COVID-19 pandemic. The types of communication that have changed are communication with clients, communication with the team and communication with interns. There are significant differences in how to communicate from offline activities to online activities where we can still be connected both ways but not in the same place. This situation is a momentum to free the bonds of limitations that have occurred in terms of communication. We want to interpret this in the postcolonialism approach of Homi K Bhabha which is very relevant to the views of hybridity, ambivalence and the third space as a way of communicating new normal discourses.
STUDI PENGALAMAN SENSASI RUANG ARSITEKTUR VIRTUAL STUDI KASUS : MUSEUM PENDIDIKAN SURABAYA Bramasta Putra Redyantanu; Rully Damayanti
MODUL Vol 21, No 2 (2021): MODUL vol 21 nomor 2 tahun 2021 (11 articles)
Publisher : architecture department, Engineering faculty, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/mdl.21.2.2021.111-119

Abstract

Kondisi pandemi corona membuat sebagian besar dari kita beradaptasi dengan kebiasaan baru. Keterbatasan untuk menuju berbagai tempat wisata secara fisik, membuat alternatif objek wisata bermunculan. Salah satunya adalah wisata virtual, sebuah media digital yang diatur sedemikian rupa agar dapat memberikan pengalaman maupun sensasi akan sebuah ruang wisata. Salah satu objek yang paling banyak dikonversi ke dalam media digital adalah museum. Media yang digunakan juga beragam, tidak hanya sebatas foto foto tidak bergerak, namun ada video, bahkan tur virtual yang interaktif. Tur interaktif ini dinavigasikan oleh perangkat digital, sehingga pengunjung bisa merasakan sensasi ruang berjalan jalan layaknya berada pada bangunan fisik. Studi ini ingin mempelajari apakah tur virtual bisa menggantikan keseluruhan sensasi indera manusia, walaupun sebenarnya yang dominan adalah indera penglihatan. Ada anggapan bahwa sensasi kadang terbentuk dari memori dan persepsi yang sudah dimiliki oleh masing masing orang sebelumnya, tidak hanya sebatas rangsangan langsung pada masing masing indera.
INDUSTRIAL PLANNING IN LESS DEVELOPED COUNTRIES: On the role of informal sector in urban context Rully Damayanti
Dimensi: Journal of Architecture and Built Environment Vol. 30 No. 2 (2002): DECEMBER 2002
Publisher : Institute of Research and Community Outreach, Petra Christian University, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (37.838 KB) | DOI: 10.9744/dimensi.30.2.95-101

Abstract

In many Third World cities, the approach to industrial planning is adapted from developed countries. Planning system may conflict with the dynamics of an informal sector where priorities are directed to the fundamentals of survival in an often competitive and hostile working environment. It is important for Third World’ governments to identify planning approaches that respect the current condition of land use occupation. Modernization of traditional or informal sectors may develop integrated linkages with the formal sector creating opportunities land use integration between these sectors.
KAJIAN ASPEK TERRITORIAL REINFORCEMENT DALAM CPTED PADA RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA SOMBO SURABAYA Ariel Jehu; Rully Damayanti
Advances in Civil Engineering and Sustainable Architecture Vol. 4 No. 2 (2022): Advances in Civil Engineering and Sustainable Architecture
Publisher : Petra Christian University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.9744/acesa.v4i2.12937

Abstract

Pertumbuhan jumlah penduduk pada Kota Surabaya yang tidak diimbangi dengan ketersediaan lahan merupakan permasalahan yang dihadapi oleh pemerintah Indonesia setiap tahun. Dari beberapa upaya yang telah dilakukan, upaya pendekatan Rumah Susun Sederhana Sewa atau Rusunawa bagi penduduk berpenghasilan rendah merupakan salah satu solusi efektif. Namun, pada kenyataannya rusunawa yang sudah dibangun belum memberikan tempat tinggal yang nyaman dan aman. Pedoman Teknis Pembangunan Rumah Susun Sederhana Bertingkat Tinggi tahun 2007 belum secara fokus membahas pencegahan tindak kriminal melalui perancangan bangunan. Penelitian ini disusun untuk memberikan rekomendasi desain ruang semi-publik yang berpotensi terjadi tindak kriminal karena merupakan wadah bertemunya penghuni dalam dan luar. Penelitian ini mengevaluasi ruang semi-publik Rusunawa Sombo Surabaya menggunakan prinsip Crime Prevention Through Environmental Design dengan melakukan observasi langsung untuk mendapatkan data lapangan. Hasil analisa menunjukkan bahwa selain aspek perancangan bangunan, terdapat aspek sosial dan kebudayaan yang masih diterapkan oleh penghuni rusunawa yang dapat mendukung pencegahan tindak kriminal.
STUDI METAFORA MAKNA DAN EKSPRESI PADA MEDIA SOSIAL GENERASI Z KE DALAM RUANG ARSITEKTUR Cindy Fiolita Graciela; Rully Damayanti
Advances in Civil Engineering and Sustainable Architecture Vol. 4 No. 1 (2022): Advances in Civil Engineering and Sustainable Architecture
Publisher : Petra Christian University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.9744/acesa.v4i1.11959

Abstract

Generasi Z hidup dikelilingi teknologi termasuk internet. Kehidupan mereka tidak pernah lepas dari media sosial utamanya dalam bersosialisasi, bekerja, belajar dan mencari hiburan. Desainer dalam mendesain ruang untuk generasi Z, perlu mempelajari media sosial sebagai media utama kehidupan sosial mereka. Artikel ini berdasarkan penelitian studi metafora dari Broadbent untuk mentransformasikan makna dan ekspresi yang ada di media sosial menjadi ruang arsitektur. Metode penelitian yang dilakukan adalah penelitian kualitatif melalui studi literatur dan kuesioner untuk memahami makna ruang. Hasil dari penelitian ini menghasilkan ruang arsitektur media sosial yang dibagi menjadi 3 yaitu ruang arsitektur keceriaan, ruang arsitektur publik, dan ruang arsitektur interaksi, yang kesemuanya terkait dengan makna dari media sosial yang dipakai oleh generasi Z.
Well – being Parameter Evaluation for Athlete Homestead in Jakarta Stephen Yona Loanoto; Maria Imaculata Hidayatun; Rully Damayanti
Advances in Civil Engineering and Sustainable Architecture Vol. 2 No. 2 (2019): Advances in Civil Engineering and Sustainable Architecture
Publisher : Petra Christian University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.9744/acesa.v2i2.9965

Abstract

This research discusses Koen Steemer’s theory of human well-being forathlete village. The sustainability of an athlete village, post-event, proves to be amodern controversy. Architecture often omits the sustainability factor of the athletevillage. As a result, the main question would be “how to design an effective wellbeingathlete village?” where Steemer’s parameters or an enhanced version of it,could be incorporated into Indonesia’s own athlete village. This discussion willutilize the first person phenomenology method. Koen Steemer’s “Seven DesignStrategy” parameter is used to analyze four precedent Olympic Village studiesbetween the years 2004 to 2016. In addition, an interview with an Indonesian“athlete village” specialist was conducted. As a result, an enhanced parameter ofSteemers’s theories is established.
STUDI EVALUASI DAN POTENSI SENSE OF PLACE PADA BALKON APARTEMEN METROPOLIS SURABAYA Cynthia Christianty Carolina Eka Yudo; Rully Damayanti; Lintu Tulistyantoro
Advances in Civil Engineering and Sustainable Architecture Vol. 4 No. 2 (2022): Advances in Civil Engineering and Sustainable Architecture
Publisher : Petra Christian University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.9744/acesa.v4i2.12943

Abstract

Apartemen merupakan bangunan bertingkat yang terdiri dari beberapa unit hunian yang dilengkapi dengan fasilitas umum bersama, juga balkon pada tiap unitnya. Balkon termasuk ruang luar tambahan yang berfungsi untuk mengakomodasi aktivitas penghuninya. Namun sekarang balkon berubah fungsi menjadi ruang penyimpanan dan ruang peletakan outdoor AC. Hal ini tentunya mempengaruhi persepsi dan interaksi pengguna terhadap balkon. Penelitian ini mengidentifikasi masalah dan potensi sense of place khususnya pada balkon Apartemen Metropolis Surabaya. Metode penelitian yang dipakai adalah deskriptif kualitatif dengan mengevaluasi faktor sense of place yaitu physical feature, activities, meanings dan individual features melalui observasi dan wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi eksisting balkon berpotensi terhadap hadirnya sense of place khususnya melalui tiga kondisi pada balkon, yaitu penambahan dan penggunaan properti untuk kebutuhan servis, kebutuhan servis, dan penambahan properti untuk fasilitas. Kondisi yang berpotensi paling tinggi adalah bentuk balkon; pada bentuk balkon L dapat menampung aktivitas pengguna beserta propertinya dengan lebih berkualitas. Selain itu, balkon berbentuk huruf L juga memberikan kenyamanan bagi penghuni untuk tetap berada disana dikarenakan lebih private dan didukung oleh view yang optimal dari dua arah. Sedangkan pada balkon berbentuk persegi sense of place kurang terjadi karena peletakan property yang kurang memadai dan kurang nyaman dalam mengakomodasi aktivitas pengguna.
PERCEPTUAL STUDY OF PLASTIC WASTE BRICKS FOR SHARIA APARTMENT IN INDONESIA Muhammad Mutammam Musthofa; Rully Damayanti
Advances in Civil Engineering and Sustainable Architecture Vol. 4 No. 1 (2022): Advances in Civil Engineering and Sustainable Architecture
Publisher : Petra Christian University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.9744/acesa.v4i1.11187

Abstract

Bricks from plastic waste have the potential to become the wall material for apartment units because they are lightweight and have an interlock system that makes it easy to dismantle and reuse. Sharia Apartments in Indonesia exist because of the market potential for the majority of Muslims who are interested in a halal lifestyle. This article identifies Muslim perceptions of the application of bricks from plastic waste to sharia apartment residential units. The perception is carried out by comparing three plastic waste brick product companies. The method used is through questionnaires and interviews based on regional demographics. It was found that brick of plastic waste can be received positively by Muslim respondents, but its use is limited to particular spaces to avoid negative perceptions.
APLIKASI TEORITIS KONSEP HEALING ENVIRONMENT PADA LINGKUNGAN PERKANTORAN Gelbriel Michelle Gracella Nartha Sambira; Rully Damayanti; Laksmi Kusuma Wardani
Advances in Civil Engineering and Sustainable Architecture Vol. 4 No. 2 (2022): Advances in Civil Engineering and Sustainable Architecture
Publisher : Petra Christian University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.9744/acesa.v4i2.12939

Abstract

Usia dewasa merupakan usia yang rentan terkena stres karena besarnya kewajiban dan peran yang harus dipenuhi. Salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat stres kaum dewasa muda adalah lingkungan kerja karena mereka lebih banyak menghabiskan waktu untuk bekerja. Menurut Okezone.com, 64% pekerja di Indonesia mengalami peningkatan stres kerja dibandingkan tahun sebelumnya. Salah satu faktor yang menyebabkan peningkatan stres tersebut adalah perusahaan yang lebih mementingkan faktor ekonomi dibandingkan kenyamanan karyawannya. Ketika karyawan kurang merasa nyaman dengan lingkungan kerjanya maka tingkat stres mereka akan bertambah dan dapat mengakibatkan dampak negatif pada kinerja karyawan dan pada perusahaan. Oleh karena itu diperlukan parameter desain lingkungan kerja perkantoran yang dapat menurunkan stres dan meningkatkan produktivitas karyawan. Konsep Healing Environment merupakan sebuah teori perancangan yang menghubungkan antara ruang dengan kesehatan dan well-being manusia agar menciptakan ruang yang membuat pengguna merasa lebih baik dan lebih bahagia. Untuk itu penelitian ini dilakukan untuk mengetahui parameter Healing Environment yang dapat diterapkan pada gedung perkantoran dengan menggunakan metode studi literatur yaitu metode yang dilakukan hanya dengan berdasarkan karya tertulis yang relevan dengan teori Healing Environment, data yang didapatkan dari hasil analisis kemudian saling dikaitkan dan dirangkum untuk menghasilkan parameter Healing Environment yang dapat diterapkan pada perkantoran. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat enam parameter Healing Environment yang dapat diterapkan pada perkantoran yaitu heirarki, daylight & lighting, natural air & penghawaan, view & nature, material & colors, dan can rest.
CORRIDOR AS A SUSTAINABLE SOCIAL SPACE IN HIGH-RISE RESIDENTIAL BUILDING Yuli Kalson Sagala; Rully Damayanti; Rony Gunawan Sunaryo
Advances in Civil Engineering and Sustainable Architecture Vol. 4 No. 1 (2022): Advances in Civil Engineering and Sustainable Architecture
Publisher : Petra Christian University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.9744/acesa.v4i1.11273

Abstract

The rapid population growth and limited land on earth make high-rise residential buildings, especially in urban areas, inevitable. However, from several studies and analyses, many of these vertical living did not / have not fulfilled social sustainability aspects, which are essential aspects of the three spheres of sustainability concepts, namely social sustainability, economic sustainability, and environmental sustainability. Therefore this study will emphasize creating sustainable social space in high-rise residential buildings but will focus more on Corridor.Corridor as a definite area and always exist in high-rise residential building, have a high frequency always to be used and passed by residents as the main circulation path from and to the unit of residence. Therefore Corridor has great potential to influence the lives and way of life of the residents. Therefore, if we as architects can propose a design intervention by including consideration of the rules of the social space parameters, the Corridor can be an ideal sustainable social space that is needed and can be positively beneficial for residents, so that in the long run, it can help achieve Sustainable Architecture.