Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Objek Wisata Pantai Lemo-Lemo di Kabupaten Bulukumba 2000-2015 Agustina., Anang; Madjid, Muh. Saleh; Sahabuddin, Jumadi
PATTINGALLOANG Vol. 4, No. 3, Desember 2017
Publisher : Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Fakultas Ilmu Sosial

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (228.049 KB) | DOI: 10.26858/pattingalloang.v5i1.6707

Abstract

This research is intended to give an overview To know the background of early existence of Lemo-Lemo Beach Objects in Bulukumba, the development of Lemo-Lemo Coastal Tourism Object in Bulukumba District, and the impact of Lemo-Lemo Beach Object in Bulukumba District around and for the district government bulukumba. This study is a historical research with qualitative descriptive approach, so that in the process of research using research methods in accordance with historical scientific rules consisting of several stages. The stages are heuristics, criticism, interpretation, and historiography. The results of this study indicate that Bulukumba Regency has tourism potency which can be developed maximally by the government, so that the tourist object of lemo-lemo beach is officially used as tourism object in Bonto Bahari Subdistrict since 2000 by Bulukumba Regency Tourism Office. The existence of lemo-lemo beach attraction gives an impact to the life of the economy, both for the surrounding community in particular and bulukumba district in general.
Single Parents School : Sekolah Perempuan Untuk Pemberdayaan Single Parents Di Desa Belapunranga Kabupaten Gowa Subair, Ahmad; Sahabuddin, Jumadi; Ridha, Muh. Rasyid; Patahuddin, Patahuddin; Amirullah, Amirullah
Humanis Vol. 22, No. 2 Desember 2023
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26858/humanis.v22i2.54169

Abstract

Abstrak. Desa Belapunranga terletak di Kec. Parangloe, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan. Berdasarkan observasi awal ditemukan 70 perempuan Desa Belanpunranga yang berstatus single parent . Para orang tua tunggal ini berusia belasan sampai puluhan tahun dan berpendidikan rendah. Sama dengan perempuan lainnya, penyebab para perempuan ini menjadi single parent adalah usia belum matang, emosi belum stabil, ekonomi, tidak ingin dimadu bahkan Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT). Setiap single parent di Belapunranga membesarkan 3 sampai 6 orang anak. Secara ekonomi, para orang tua tunggal hanya mengandalkan tenaga mereka dengan menjadi buruh, baik buruh tani, kebun maupun buruh harian bersifat domestik, besaran penghasilannya berkisar Rp.25.000,00–Rp.50.000,00 perhari, dengan upah tersebutlah mereka menafkahi anak-anaknya.Menyikapi permasalahan tersebut, kami menghadirkan solusi dengan mempertimbangkan berbagai potensi yang ada sebagai solusi dan usaha menuntaskan berbagai permasalahan yang ada di Desa Belapunranga. solusi yang kami tawarkan yaitu Single Parents School : Sekolah Perempuan Untuk Pemberdayaan Single Parents Di Desa Belapunranga, menghadirkan Sekolah Perempuan untuk meningkatkan pendapatan perekonomian para single parent . Adapun tujuan dilaksanakannya kegiatan Pengabdian ini, yaitu: 1) untuk meningkatkan kreativitas dan keterampilan Single Parent, 2) membentuk komunitas perempuan yang menghimpun para alumni Sekolah Perempuan yang memiliki rencana kerja produktif, 3) sebagai wadah komunikasi, koordinasi, serta pengembangan diri dari peserta Sekolah Perempuan, 4) meminimalisir segala bentuk tindakan bullying terhadap anak-anak yang memiliki latar belakang keluarga Broken Home, 5) mengubah pola pikir masyarakat secara umum dan para Single Parent secara khusus terkait kesetaraan gender guna membuka lapangan pekerjaan yang lebih luas bagi para Single Parent, 6) memberikan pemahaman kepada Single Parent tentang pentingnya pendidikan keluarga bagi para anak, utamanya yang berlatar belakang keluarga Broken Home , agar pendidikan lebih intensif kepada anak karena Single Parent berperan ganda sebagai seorang Ibu dan Ayah.
Penguatan Pemahaman Inklusif Pada Kalangan Pemuda Tanjung Dapura Kota Makassar Jermias, Emanuel Omedtho; Rahman, Abdul; Sahabuddin, Jumadi; Salim, Nurlela
Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat Indonesia Vol 3 No 1 (2024): Februari : Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat Indonesia
Publisher : Universitas Gajah Putih, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55542/jppmi.v3i1.982

Abstract

Kemajemukan Indonesia merupakan anugerah Tuhan yang luar biasa. Apalagi kemajukan tersebut dapat disatukan oleh semboyan Bhinneka Tunggal Ika. Semboyan ini pun patut dijunjung tinggi agar kehermonisan tetap terjaga. Sebagai negara yang mengakui keberadaan agama dan umat beragama, maka semua agama yang berkembang di Indonesia memiliki banyak konsepsi tentang kerukunan, toleransi, dan kemajemukan yang bersifat universal. Akan tetapi pada sisi lain, kemajemukan jika tidak dikelola dengan baik, maka akan memunculkan potensi konflik. Oleh karena itu kemajemukan tersebut harus dikelola dengan memahami pentingnya sikap inklusif di tengah kehidupan masyarakat yang majemuk. Pemahaman sikap inklusif harus diarusutamakan dan diperkuat kepada kalangan pemuda. Salah satu upaya memperkuat pemahaman sikap inklusif di kalangan pemuda ialah dengan mengadakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat sebagai bagian dari tanggung jawab sosial akademisi. Kegiatan pengabdian kali ini menjadikan para pemuda di Tanjung Dapura sebagai mitra. Kegiatan dilakasnakan melalui metode penyuluhan berupa ceramah dan diskusi. Kegiatan pengabdian berjalan sesuai dengan perencanaan dan para pemuda sebagai mitra kegiatan menyambut secara antusias kehadiran tim pelaksana pengabdian. Mereka pun menganggap kegiatan pengabdian yang dilakukan oleh para akademisi sangat bermanfaat.
Aksentuasi Pilkada Partisipatif Terhadap Kalangan Pemuda di Tanjung Dapura, Kota Makassar Rahman, Abdul; Nurfaathirani Heri, Ririn; Tahir, Heri; Salim, Nurlela; Sahabuddin, Jumadi
SEWAGATI: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol 3 No 3 (2024): Sewagati: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat
Publisher : Sarau Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61461/sjpm.v3i3.78

Abstract

Pemuda sebagai generasi pelanjut cita-cita bangsa sejatinya mempunyai peranan penting dalam kemajuan bangsa. Pemuda harus mempunyai peran aktif dalam melakukan perubahan dan penguatan demokrasi. Salah satu yang bisa dilakukan oleh pemuda dalam memperkuat demokrasi ialah melalui partisipasi mereka dalam pemilihan kepala daerah (pilkada). Akan tetapi, berdasarkan data yang dirilis oleh BBC News Indonesia, ditemukan adanya sikap pemuda yang mengidentifikasi diri mereka sebagai golongan putih yang tidak mau terjebak dalam hiruk pikul politik elektoral. Fenomena tersebut mesti disikapi oleh insan akademik perguruan tinggi dengan cara memberikan penyuluhan kepada pemuda agar dapat berpartisipasi aktif dalam proses demokrasi melalui pilkada. Tujuan kegiatan ini ialah memberikan pemahaman kepada pemuda akan pentingnya pilkada. Adapun mitra kegiatan ialah para pemuda di Tanjung Dapura. Metode yang digunakan ialah ceramah dan diskusi. Kegiatan ini diikuti dengan serius oleh pemuda, dan mereka berkomitmen untuk berperan serta dalam proses pilkada, dan menyalurkan suara mereka pada 27 November 2024.
PEMANFAATAN TIKTOK SEBAGAI RUANG EKSPRESI BAGI REMAJA DI DESA DENA KECAMATAN MADAPANGGA KABUPATEN BIMA Abitaufan,, Muhamad; Sahabuddin, Jumadi
ALLIRI Journal of Anthropology Vol 7, No 1 (2025): Volume 7 No.1 Juni 2025
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui alasan Remaja di Desa Dena menjadikan TikTok sebagai ruang ekspresi. Metode penelitian yaitu kualitatif deskriptif. Sumber data dari data primer dan sekunder, Teknik pengumpulan data meliputi observasi, wawancara dan dokumentasi, kemudian Teknik analisis data yaitu redukasi, penyajian data dan penarikan kesimpulan.  Dalam penelitian ini Jumlah informan yang peneliti wawancara sebanyak 13 orang, 4 informan laki-laki dan 9 informan perempuan. Hasil penelitian ini menemukan bahwa  remaja di Desa Dena memanfaatkan TikTok sebagai ruang ekspresi, dipengaruhi oleh faktor internal seperti keinginan dan minat yang berasal dalam diri pengguna, serta faktor eksternal seperti, lingkungan pertemanan, lingkungan sosial dan kecanggihan fitur dalam TikTok. Aktivitas remaja pada ruang TikTok yang menunjukan keahlian serta sebagai ruang ekspresi, meliputi pembuatan konten kreatif seperti bernyanyi, menari, bermain alat musik, dan membuat video konten kata-kata motivasi, sementara sebagian lainnya hanya menikmati konten yang keluar di beranda TikTok.  
Eksodus kaum Kristen Luwu bagian Selatan pada masa Gerakan DI/TII hingga terbentuknya Desa Seriti 1951-1954 Grasia, Geby; Sahabuddin, Jumadi; Malihu, La
Jurnal Pattingalloang Vol. 10, No. 3 Desember 2023
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26858/pattingalloang.v10i3.23353

Abstract

Penelitian dan penulisan ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana latar belakang terjadinya Eksodus Kaum Kristen Luwu bagian Selatan pada tahun 1951, bagaimana upaya penyelamatan pengungsi yang dilakukan kaum Kristen Luwu bagian Selatan selama 1952-1953, bagaimana proses terbentuknya Desa Seriti 1954. Penelitian ini menggunakan metode Kualitatif dengan pendekatan historis. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara dan observasi. Dari penelitian ini diketahui bahwa kaum kristen luwu bagian selatan pada masa gerakan DI/TII adalah masyarakat kristen yang bertempat tinggal di luwu bagian selatan yang dipaksa untuk di islamkan dan ingin direkrut menjadi anggota DI/TII maka mereka melakukan penyelamatan diri atau pengungsian ke daerah Lamasi/ Luwu bagian Utara. Dalam perjalanannya mereka meramba hutan yang dimana dipimpin oleh kepala-kepala kampung, pemerintah setempat dan TNI-AD Batalyon 506 Sriti pada saat itu, sebagian dari mereka dititipkan di masyarakat jawa yang berada di Lamasi dan sebagian melakukan peninjauan lokasi dengan kepala kampung bernama Mangentang Ia menancapkan kayu ke tanah apabila kayu itu semakin panjang berarti tanah itu layak untuk di huni oleh kaum Kristen luwu bagian selatan pada saat itu, kemudian ketika lokasi itu telah didapatkan maka empat bulan kemudian keluarga yang masih ada di luwu bagian selatan menyusul ke daerah lamasi dan prosesnya dibantu oleh TNI-AD Batalyon 506 Sriti. Hal ini menegaskan bahwa kaum Kristen Luwu bagian Selatan tetap berpegang teguh terhadap keyakinannya sekalipun nyawa mereka adalah taruhannya dan hingga akhirnya mereka bisa selamat dari gangguan dan ancaman DI/TII. DI/TII dikatakan pemberontak Negara dikarenakan ingin mengubah ideologi Pancasila menjadi Negara islam seperti yang diketahui bahwa Indonesia terbentuk karena adanya semangat yang tinggi dari berbagai daerah, agama, etnis dan golongan, maka dari itu seharusnya perbedaan itulah yang menjadi landasan untuk berpikir dan membangun Negara ini. Kata Kunci : kaum Kristen Luwu bagian Selatan, DI/TII, Lamasi, TNI-AD AbtractThis research and writing aims to find out the background to the exodus of Southern Luwu Christians in 1951, how efforts to rescue refugees were carried out by Southern Luwu Christians during 1952-1953, how the process of forming Seriti Village in 1954 was carried out. This research uses qualitative methods with historical approach. Data collection techniques use interviews and observation. From this research it is known that the Christians in southern Luwu during the DI/TII movement were Christians who lived in southern Luwu who were forced to convert to Islam and wanted to be recruited as members of DI/TII, so they carried out self-saving or refuge in the Lamasi/TII area. North Luwu. On their journey, they explored the forest, which was led by village heads, the local government and TNI-AD Battalion 506 Sriti at that time, some of them were entrusted to the Javanese community in Lamasi and some of them carried out site inspections with the village head named Mangentang. wood to the ground, if the wood becomes longer, it means that the land is suitable for habitation by Christians in southern Luwu at that time, then when the location has been found, four months later the families still in southern Luwu follow them to the Lamasi area and are assisted in the process. by TNI-AD Battalion 506 Sriti. This confirms that the Southern Luwu Christians still adhere to their beliefs even though their lives are at stake and until they are finally able to survive the harassment and threats from DI/TII. DI/TII are said to be state rebels because they want to change the ideology of Pancasila into an Islamic state. As is known, Indonesia was formed because of the high enthusiasm of various regions, religions, ethnicities and groups, therefore these differences should be the basis for thinking and developing this country.Keywords: Southern Luwu Christians, DI/TII, Lamasi, TNI-AD