Agung Wicaksono
Institut Teknologi Telkom Purwokerto

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Classification of Rupiah to Help Blind with The Convolutional Neural Network Method Octavian Ery Pamungkas; Puspa Rahmawati; Dhany Maulana Supriadi; Natasya Nur Khalika; Thofan Maliyano; Dicky Revan Pangestu; Eka Setia Nugraha; Mas Aly Afandi; Nurcahyani Wulandari; Petrus Kerowe Goran; Agung Wicaksono1
Jurnal RESTI (Rekayasa Sistem dan Teknologi Informasi) Vol 6 No 2 (2022): April 2022
Publisher : Ikatan Ahli Informatika Indonesia (IAII)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (528.735 KB) | DOI: 10.29207/resti.v6i2.3852

Abstract

Currency is an item humans require as a medium of exchange in transactions, including those with vision impairments. It can be challenging for certain blind people to identify currencies. This research aimed to help blind people identify nominal currency when in the transaction. Deep Learning with the CNN algorithm and preprocessing with a sequential model were used in this research. This algorithm is modeled as neurons in the human brain that communicate and learn patterns. Data collecting, preprocessing, testing, and evaluation are this research stage. Six hundred eighty-one datasets are used, consisting of IDR 50.000, IDR 75.000, and IDR 100.000. Model testing was carried out with different iterations of 5, 10, 15, and 20 epochs. Different epoch values will affect the time it takes the model to learn, but the length of the learning process will result in more accurate models. The highest result obtained from all epoch tests is 100%. The class prediction results for the 69 test data show that they can be predicted based on the actual class, indicating that the model is adequate. The results of this classification might be used to construct a smartphone app that would assist visually challenged people in recognizing the nominals.
Rancang Bangun Antena Microstrip Patch Circular Menggunakan Metode Defected Ground Structure (DGS) Untuk Aplikasi DVB-T2 Sofian Dwi Ashari; Muhammad Panji Kusuma Praja; Agung Wicaksono
Techno.Com Vol 22, No 3 (2023): Agustus 2023
Publisher : LPPM Universitas Dian Nuswantoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33633/tc.v22i3.8244

Abstract

Perkembangan era digital ini tidak lepas juga pada televisi, di mana televisi mengalami perubahan dari analog ke digital yang tertuang pada peraturan kominfo. Penyiaran televisi digital di indonesia mengunakan setandar Digital Video Broadcasting – Second Generation Terestrial (DVB-T2) yang berkerja pada range frekuensi 478-694 MHz. Proses peralihan dari televisi analog ke digital akan membutuhkan antena yang sesuai, yang dapat menangkap sinyal tersebut. Antena mikrostrip memiliki kelebihan bentuknya yang compact dan mudah untuk difabrikasi, namun memiliki kelemahan di antaranya bandwith yang dihasilkan sempit, oleh karena itu pada penelitian ini antena yang digunakan menggunakan patch lingkaran (circular) dan menggunakan metode Defected Ground Structure (DGS). Metode DGS diterapkan dengan tujuan untuk memperlebar bandwith. Hasil perancangan menunjukan bahwa parameter antena seperti VSWR, gain dan return loss mengalami perbaikan antara sebelum menggunakan metode DGS dan menggunakan metode DGS. Nilai parameter antena sebelum metode DGS pada frekuensi tengah 586 MHz menunjukkan nilai return loss -14,56 dB, VSWR 3,32, dan gain -5,45 dBi. Pada perancangan menggunakan metode DGS, menunjukkan nilai return loss -39,32 dB, VSWR 0,19, dan gain sebesar 5,49 dBi. Sedangkan nilai bandwidth mengalami perubahan, yaitu sebesar 11 MHz pada perancangan tanpa metode DGS, dan bandwidth sebesar 365 MHz dengan menggunakan metode DGS.Perkembangan era digital ini tidak lepas juga pada televisi, dimana televisi mengalami perubahan dari analog ke digital yang tertuang pada peraturan kominfo. Penyiaran televisi digital di indonesia mengunakan setandar Digital Video Broadcasting – Second Generation Terestrial (DVB-T2) yang berkerja pada range frekuensi. Proses peralihan dari televisi analog ke digital akan membutuhkan antena yang sesuai, yang dapat menangkap sinyal tersebut. Antena mikrostrip memiliki kelebihan bentuknya yang compact dan mudah untuk difabrikasi, namun memiliki kelemahan di antaranya bandwith yang dihasilkan sempit, oleh karena itu pada penelitian ini antena yang digunakan menggunakan patch lingkaran (circular) dan menggunakan metode Defected Ground Structure (DGS). Metode DGS diterapkandengan tujuan untuk memperlebarbandwith. Hasil perancangan menunjukan bahwa parameter antena seperti VSWR, gain dan return loss mengalami perbaikan antara sebelum menggunakan metode DGS dan menggunakan metode DGS. Nilai parameter antena sebelum metode DGS pada frekuensi tengah 586 MHz menunjukkan nilai return loss, VSWR , dan gain . Pada perancangan menggunakan metode DGS, menunjukkan nilai return loss, VSWR , dan gain sebesar . Sedangkan nilai bandwidth mengalami perubahan, yaitu sebesar  pada perancangan tanpa metode DGS, dan bandwidth sebesar  dengan menggunakan metode DGS.