Kanker adalah perubahan yang abnormal dalam perkembangan sel yang berkembang menjadi keganasan dalam jaringan manusia. Sel-sel ini berkapasitas untuk memperbanyak diri serta menyebar ke berbagai bagian tubuh yang berakibat mematikan. Cisplatin sebagai terapi kanker juga memiliki efek samping pada jaringan pankreas. Sehingga madu digunakan sebagai peminimalisir efek samping. Penelitiaan ini adalah penelitian eksperimental yang dengan design “posttest-only control group design” yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh fermentasi madu terhadap gambaran histologi jaringan pankreas akibat paparan cisplatin. Penelitian ini menggunakan 4 kelompok kontrol eksperimen dari tikus putih galur wistar jantan berumur 2,5 tahun sebagai populasi dan sampel penelitian yang akan diberikan fermentasi madu dengan variasi dua dosis (5% dan 10%) dan diamati selama 10 hari lalu diinduksi cisplatin dengan dosis 5ml/kgbb. Analisis data menggunakan one way ANOVA dan Uji Pos Hoc LSD. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbaikan gambaran histopatologi pankreas tikus terjadi pada kelompok 3 dengan pemberian fermentasi madu 5% dan luas pulau langerhans kelompok yang diberikan fermentasi madu 5% dan 10% memiliki luas yang paling mirip dengan kelompok normal. Sehingga menyimpulkan bahwa pemberian fermentasi madu 5% sebagai dosis efektif mampu memperbaiki jaringan pankreas. Dalam pandangan islam, pengobatan diperbolehkan dengan tujuan yang baik yaitu mengobati sebagaimana halnya cisplatin. Fermentasi madu sebagai pengobatan alami yang diciptakan Allah SWT dapat meminimalisir efek samping cisplatin.