Wafiq Ainul Fiqran
Universitas Andalas

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Identifikasi Bahaya dan Penilaian Risiko Pekerja Industri Mebel Kota Payakumbuh Fitriyani Fitriyani; Novia Wirna Putri; Teta Try Fathul; Wafiq Ainul Fiqran; Michelle Angela
Jurnal Keselamatan Kesehatan Kerja dan Lingkungan Vol. 4 No. 2 (2023): Juli - Desember 2023
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jk3l.4.2.103-112.2023

Abstract

Usaha mebel dan furniture merupakan salah satu industri informal/ rumah tangga yang dimiliki perorangan/ non pemerintah yang banyak dijumpai diberbagai daerah. Aktifitas pekerja di industri ini memiliki berbagai bahaya dan risiko dalam setiap proses kerjanya. Masalah K3 yang sering muncul adalah gangguan sistem pernafasan akibat pekerjaan mengamplas dan mengecat yang menghasilkan debu kayu, terhirup uap dari bahan pelarut organik, dan partikulat kimia berbahaya. Selanjutnya juga terdapat risiko gangguan pada musculoskeletal akibat pekerjaan manual handling yang cukup berat, seperti pemindahan furniture dari tempat penyimpanan ke area kerja. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis risiko keselamatan dan kesehatan kerja pada pekerja industri mebel kayu mulai dari proses awal hingga penjualan. Penelitian ini dilakukan di salah satu industri Perabot & Furnitur di Payakumbuh dimulai dari bulan April - Oktober 2022 dengan menggunakan metode semi kualitatif dengan desain analitik observatif. Data diperoleh dari mempertimbangkan karakteristik pekerja serta bahaya dan risiko yang diterima pekerja, maka sample dalam penelitian ini adalah 20 pekerja yang berasal dari kedua pabrik dan mewakili setiap tahapan pekerjaan. Hasil penelitian mendapatkan bahwa terdapat 2 proses kerja dengan potensi risiko level ekstrim,  4 proses kerja dengan potensi risiko level tinggi,  5 proses kerja dengan potensi risiko level sedang, serta 4 proses kerja dengan potensi risiko level rendah
Komponen Fisik rumah, Fasilitas Sanitasi Lingkungan dan Perilaku Prolingkungan Keluarga Nelayan di Muara Siberut Aria Gusti; Wafiq Ainul Fiqran; Andini Agesta Putri; Dea Anggraini
Jurnal Keselamatan Kesehatan Kerja dan Lingkungan Vol. 4 No. 2 (2023): Juli - Desember 2023
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jk3l.4.2.121-128.2023

Abstract

Berbagai faktor lingkungan, antara lain komponen fisik rumah, fasilitas sanitasi lingkungan, dan perilaku prolingkungan, dapat menyebabkan penyakit berbasis lingkungan pada keluarga nelayan. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji kondisi komponen fisik rumah, sarana sanitasi lingkungan, dan perilaku pro lingkungan keluarga nelayan. Penelitian ini dilakukan di Desa Muara Siberut, Kabupaten Kepulauan Mentawai, terhadap 98 keluarga nelayan yang dipilih secara sistematik dan acak. Komponen fisik suatu rumah terdiri dari lantai, dinding, jendela ruang keluarga, jendela kamar tidur, ventilasi, langit-langit, penerangan, dan cerobong dapur. Sarana sanitasi lingkungan meliputi sumber air bersih, jamban, sarana pembuangan air limbah, dan tempat pembuangan sampah. Sedangkan perilaku pro lingkungan meliputi cara membuang sampah, pengendalian vektor penyakit, kebiasaan memakai alas kaki, kebiasaan membuka jendela, dan kebiasaan membersihkan halaman. Hasil penelitian menunjukkan 26,5% lantai rumah nelayan masih retak dan berdebu, diplester papan/tanah, 34,7% rumah tidak berdinding, dan 29,6% tidak memiliki plafon. 19,8% keluarga tidak memiliki akses terhadap sumber air bersih yang layak, 18,4% tidak memiliki akses terhadap toilet yang memenuhi persyaratan kesehatan, hanya 13,3% yang memiliki pembuangan air limbah yang memenuhi persyaratan, dan 29,6% tidak memiliki tempat pembuangan sampah. Hampir separuh keluarga nelayan di Muara Siberut tinggal di rumah dengan komponen fisik, fasilitas sanitasi lingkungan, dan perilaku pro lingkungan yang buruk. Peningkatan kondisi kesehatan lingkungan keluarga nelayan perlu menjadi perhatian pemerintah daerah karena akan mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat secara keseluruhan