Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Implementasi Trauma Healing melalui Media Boneka pada Anak-anak Korban Erupsi Gunung Semeru Shofiyah Asa, Lailatus; Mauliyah, Anita; Ansori, Ansori; Indah Purnamasari, Nia; Hamdan Ali Masduqie, Muhammad
Murhum : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini Vol. 5 No. 1 (2024): Juli
Publisher : Perkumpulan Pengelola Jurnal (PPJ) PAUD Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37985/murhum.v5i1.363

Abstract

Bencana erupsinya gunung Semeru menyisakan duka yang mendalam. Terdapat kerugian fisik berupa hilangnya nyawa, bangunan, dan sumber mata pencaharian seperti ladang dan sawah. Selain itu, ada kerugian yang jarang diperhatikan, yaitu non-fisik berupa trauma yang dialami oleh korban, khususnya anak-anak. Trauma ini tidak dapat kita biarkan begitu saja karena dapat menggangu aktivitas mereka sehari-hari. Oleh sebab itu, penelitian ini bertujuan untuk memaparkan kegiatan Trauma Healing melalui media boneka yang dikhususkan untuk anak-anak korban erupsi Semeru. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus, didekati secara kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Teknik pengumpulan data menggunakan metode wawancara, observasi, dan dokumentasi. Sementara teknis analisis data menggunakan display data dan triangulasi data. Temuan penelitian ini di antaranya; bahwa dampak psikis yang dialami oleh anak-anak di Desa Supiturang Kecamatan Pronojiwo Kabupaten Lumajang cukup berat. Itu sebabnya perlu diadakan kegiatan Trauma Healing untuk membantu menghilangkan rasa takut dan cemas akibat bencana tersebut. Tahapan-tahapannya harus dilakukan secara sistematis dan variatif, agar Trauma Healing memberikan dampak efektif. Dalam kegiatan ini membutuhkan support dari pemerintah setempat, terlebih saat kejadian erupsi tempat/posko tidak kondusif.
PENERAPAN PSIKOEDUKASI TENTANG PENGETAHUAN KESIAPAN SEKOLAH ANAK TERHADAP IBU UNTUK MENINGKATKAN KEMANDIRIAN ANAK Asiyah, nur; Mauliyah, Anita
Tunjuk Ajar : Jurnal Penelitian Ilmu Pendidikan Vol. 4 No. 2 (2021): August 2021
Publisher : Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33578/

Abstract

The importance of mother's skills towards children is needed so that children become independent. In this case, efforts are needed to improve maternal parenting skills. One of the efforts that can be done is the provision of psychoeducation about knowledge of school readiness for mothers. Therefore, this study aims to determine whether there is an effect of child independence after the mother is given knowledge about psychoeducation. The mothers who were given the knowledge about Psychoeducation were 30 people who were the guardians of Hasanuddin Kindergarten students. The research data was collected with a focus on the children's independence scale and school readiness scale, because the research data was not normally distributed, the data analysis used in this study was Non Parametic Wilcoxson. From the results of the analysis, the value of t count is 0.015 and the value of sig. of 0.988 which means that there is no difference in the independence of the child before the mother is given psychoeducation and after being given psychoeducation.
Peningkatan Mengenal Huruf Hijaiyyah melalui Media Kartu Huruf dengan Metode Kupas Rangkai di RA Bahrul Huda Sambiroto Karangtanjung Candi Sidoarjo Mauliyah, Anita
JOURNAL OF EARLY CHILDHOOD EDUCATION STUDIES Vol 1 No 1 (2021): Juni
Publisher : Program Studi Pendidikan Islam Anak Usia Dini STAI YPBWI Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (959.913 KB) | DOI: 10.54180/joeces.v1i1.3089

Abstract

Pendidikann di era globalisasi berdampak terhadap peserta didik secara komprehensif. Melalui pengembangan model, pendekatan, teori belajar dan segalan metode dan teknik pembelajaran yang tidak terdeteksi perkembangannya, hal ini seolah memberikan petunjuk kepada kita untuk terus menerus mengembangkan ilmu pengetahuan. Kemampuan anak usia dini menjadi dasar pokok keberhasilan pada jenjang selanjutnya, kemampuan anak untuk memulai membentuk pengetahuan bahasa, tentu memerlukan media yang konkrit dan langsung dipraktekkan oleh anak tersebut, sebab dengan anak langsung praktek itu menjadikan anak secara mandiri akan membentuk pengetahuannya sendiri. Artinya kemampuan anak dalam mengenal itu langsung melafalkan tanpa perantara bimbingan dari guru, sehingga lebih kuat dan objektif terhadap masing-masing kemampuan anak. Model pendekatan ini membuat pembiasaan anak baik secara individu maupun kelompok akan menunjang daya berfikir serta menumbuhkan jiwa kemandirian dan tidak tergantung terhadap sesama teman. Dengan media kartu huruf yang diajarkan menggunakan metode kupas rangkai membuat unsur demonstrasi, praktek, visual, audio visual langsung dialami oleh anak-anak, sehingga pendekatan verbal semakin tidak diperlukan.
Finger Painting sebagai Metode Pengembangan Kemampuan Motorik Halus Pada Kelompok B RA LPII Sawotratap Gedangan Sidoarjo Mauliyah, Anita; murni safitri, Ria devi
JOURNAL OF EARLY CHILDHOOD EDUCATION STUDIES Vol 2 No 1 (2022): Juni
Publisher : Program Studi Pendidikan Islam Anak Usia Dini STAI YPBWI Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (484.078 KB) | DOI: 10.54180/joeces.2022.2.1.232-274

Abstract

Finger Painting adalah jenis kegiatan membuat gambar yang dilakukan dengan cara menggoreskan adonan warna secara langsung dengan jari tangan secara bebas diatas bidang gambar. Penelitian ini berlatar belakang dari rendahnya kemampuan belajar siswa dalam kemampuan motorik halus, oleh karena itu peneliti menggunakan kegiatan dengan metode finger painting untuk mengembangkn kemampuan motorik halus. Rumusan Masalah dalam penelitian ini adalah (1) Bagaimana implementasi kegiatan finger painting untuk mengembangkan kemampuan motorik halus anak pada kelompok B RA LPII SAWOTRATAP GedanganSidoarjo. (2) Apakah kegiatan finger painting mampu meningkatkan kemampuan motorik halus pada kelompok B RA LPII SAWOTRATAP GedanganSidoarjo. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar kegiatan ini dapat meningkatkan kemampuan (1) Untuk mengetahui implementasi kegiatan finger painting untukmengembangkan kemampuan motorik halus anak pada kelompok B RA LPII Sawotratap Gedangan Sidoarjo (2) Untuk mengetahui kegiatan finger painting mampumeningkatkan kemampuan motorik halus pada kelompok B RA LPII Sawotratap Gedangan Sidoarjo. Jenis penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif Kualitatif. Yaitu penelitian yang dimaksudkan untuk memahamifenomenatentangapa yang dialami oleh subyek penelitian. Dalam hal ini pelaksanaan penelitian dan kajiannyadidasarkan pada proses pencarian data secara lengkap dan disajikan secara deskriptif dalam bentuk kata-kata. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah Observasi, Wawancara, dan Dokumentasi. Teknik analisa data yang digunakan adalah reduksi data, penyajian data, pengambilan kesimpulan. Hasil kesimpulan dari penelitian ini adalah kegiatan finger painting dapatdigunakan oleh guru sebagai pembelajaran mengembangkan kemampuan motorik halus pada kelompok B RA LPII Sawotratap Gedangan Sidoarjo yang pada mulanya anak merasa enggan karena cat yang digunakan lengket ditangan, tetapi anak merasa tertarik Ketika dicontohkan cara penggunaannya. Rata-rata indikator kemampuan siswa telah mengalami peningkatan dan berhasil mencapai kriteria yang ditentukan. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan belajar anak dalam kegiatan finger painting berkembang sangat baik.
Konsep Kompetensi Kepribadian Guru dalam Pendekatan Pendidikan Akhlak Mauliyah, Anita; Wiluntari, Peni
JOURNAL OF EARLY CHILDHOOD EDUCATION STUDIES Vol 4 No 2 (2024): Desember
Publisher : Program Studi Pendidikan Islam Anak Usia Dini STAI YPBWI Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54180/joeces.2024.4.2.346-383

Abstract

Kompetensi kepribadian guru merupakan ujung tombak dalam sebuah pendidikan, bahkan dalam Islam kompetensi terutama bagi seorang guru merupakan suatu hal yang yang sangat strategis. Islam memandang bahwa guru mengemban amanah demi mewujudkan peserta didik mampu menerapkan prinsip-prinsip Islam sehingga mencapai tingkat kemampuan diri dan sosial. Penelitian ini didasari pada keprihatinan penyusun dalam melihat kondisi problematika pendidikan baik di lembaga umum pada umumnya maupun lembaga islam pada khususnya. Oleh karena itu, dengan penelitian ini diharapkan penyusun dapat menganalisa kompetensi kepribadian guru dalam perspektif pendidikan karakter sehingga dapat merumuskan karakter seorang pendidik yang baik sekaligus berdampak kepada siswa yang baik. Penelitian tentang kompetensi pendidik memang sudah banyak, akan tetapi penelitian seputar yang fokus pada kepribadian masih sangat jarang ditemui terlebih aspek akhlak dan adab secara umum jarang diteliti di lembaga umum. Jadi, penelitian tentang kompetensi kepribadian yang diambil dari pendekatan akhlak. Metode penelitian yang digunakan adalah library research dengan sumber primer berupa buku akhlak karya ulama’-ulama’ aswaja dan buku-buku tentang studi kompetensi kepribadian guru dalam pendidikan Islam. Hasil penelitian menyatakan bahwa kompetensi kepribadian guru merupakan landasan utama yang menitikberatkan pada peran dan penerapan secara substansial. Kompetensi kepribadian seorang guru dalam kacamata akhlak dan adab serta tidak terletak pada kedudukan dan posisi sebagai guru, melainkan pada cara penyampaian yang baik, memberi contoh yang baik, tidak diskriminasi, tidak intervensi terhadap peserta didik serta menekankan pada aspek tauhid dan akhlak dalam proses pembelajaran. Berdasarkan content analysis dapat disimpulkan bahwa kompetensi kepribadian guru yang Ideal hendaknya menghadirkan sudut pandang akhlaki dan spiritual, meliputi prinsip keragaman, musyawarah, keadilan, dan kebebasan, yang kemudian dari prinsip-prinsip tersebut menghadirkan sebuah karakter peserta didik yang baik. Karakter Ideal yang disarikan dalam kajian tasawuf meliputi aspek perbaikan dirisecara jasmani dan rohani, serta bisa membangun kemanfaatan secara sosial. Dengan demikian terwujud seorang pendidik yang moderat, tidak fanatik dan menjunjung tinggi nilai keragaman dan kerukunan tanpa adanya intervensi dan diskriminasi dalam dunia pendidikan.
Optimalisasi Pembentukan Karakter Anak Usia Dini: Manajemen Kurikulum dengan Pendekatan Perenialis dan Motivasi Orang Tua di Sekolah Alam Mauliyah, Anita; Naily Rohmah
Kiddo: Jurnal Pendidikan Islam Anak Usia Dini Vol. 5 No. 1 (2024)
Publisher : Institut Agama Islam Negeri Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19105/kiddo.v5i1.10964

Abstract

Having children who grow up with strong characters is the hope of parents when choosing their children to start formal education. Early childhood education institutions (PAUD), with their various creative efforts also carry out development and innovation to achieve the expected output targets for parents who entrust their children to study in PAUD/TK so that later children are more prepared to enter further education and have good personality characteristics. This study took a sample of students from PAUD/TK with a perennialist curriculum, a general PAUD curriculum, and a religion-based curriculum. This real experimental research uses a cross sectional approach - one shot design involving a comparison group of students from public schools and religion-based schools, with the aim of testing the perennialist curriculum management on outputs. Sampling of the experimental and control groups was taken from TK A, TK B, and graduates who were in elementary school 4th grade (aged 9-10) years. The results of the hypothesis test show that there is a strengthening of character from Kindergarten A to Kindergarten B and SD Grade 4, where children can maintain the values ​​that are embedded while studying in PAUD/TK. The results of study also prove that there is a correlation between parents' motivation to send their children to school and parents' expectations of educational outcomes, which is indicated by differences in attitudes and behavior of children from PAUD/TK. Children with perennialist-based learning can show behavior of honesty, courage (brainly), cohesiveness, be helpful (mutual help) which is relatively stable, and show leadership (leadership) that stands out in class when sitting in education. base. Curriculum management with a perennialist approach is proven to foster values, self-efficacy and children's adversity quotient.
Perspektif Kepemimpinan Transformasional Dalam Upaya Meningkatan Profesionalitas Guru Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) MAULIYAH, ANITA
Childhood Education : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini Vol. 4 No. 1 (2023): Januari
Publisher : Program Studi Pendidikan Islam Anak Usia Dini Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam (IAI) Al-Qodiri Jember, Jawa Timur Indonesia bekerjasama dengan Kopertais Wilayah 4 Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53515/cej.v4i1.5031

Abstract

Kepemimpinan kepala sekolah PAUD, merupakan peran manajerial, administrasi, dan kependidikan yang memiliki tanggung jawab membina tenaga kependidikan, mengelola sekolah, dan mengembangkan lembaga pendidikan. Kepemimpinan transformasional merupakan gaya kepemimpinan melakukan perubahan untuk mencapai performa lebih baik. Namun masih banyak kesenjangan peran pemimpin dan profesionalitas guru PAUD, yang maish kurang mendapatkan perhatian dari pihak yang bersangkutan, baik Kepala Sekolah maupun Guru, sehingga secara konseptual dan profesionalitas peran kepemimpinan yang mencakup kemampuan manajerial relatif kurang dipahami. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penaan Kepala PAUD dan profesionalitas guru dari perspektif kepemimpinan transformasional. Melalui metode kualitatif deskriptif, dengan mengambil data primer dari wawancara pada kepala PAUD dan guru, serta wali murid, dan data sekunder dari beberapa laporan penelitian. Penelitian difokuskan pada PAUD yang dikelola secara mandiri, dan bukan sub organisasi dari lembaga pendidikan atau yayasan sosial maupun agama. Hasil penelitian dapat menjelaskan bahwa peran kepemimpinan Kepala PAUD lebih berorientasi pada model Pendidik, yakni kepemimpinan yang memiliki peran sebagai kepala PAUD sekaligus guru dan sebagai pemimpin pembelajaran juga role modelling dalam pembelajaran karakter. Proses profesionalisasi guru masih dianggap merupakan kesatuan dari kemampuan, hasil kesepakatan dan standar tertentu, sehingga aspek formal seperti jenjang pendidikan dan sertifikat sebagai bukti pengembangan potensi diri dipandang sebagai ukuran profesionalisme, dan dipandang lebih baik dari pandangan yang disepakati bersama.