Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Analisis Efisiensi Teknis Usahatani Cabai Rawit (Capsicum Frustescens) Di Desa Ngantru, Kecamatan Ngantang, Kabupaten Malang Riska Melati Agustina; Rini Mutisari; Tri Wahyu Nugroho; Deny Meitasari
Jurnal Ekonomi Pertanian dan Agribisnis Vol 7, No 3 (2023)
Publisher : Department of Agricultural Social Economics, Faculty of Agriculture, Brawijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jepa.2023.007.03.29

Abstract

The aims of this research on technical efficiency analysis of chili pepper farming in Ngantru Village are to analyze the production factors that affect the production of chili pepper, the level of technical efficiency, and the factors that cause the technical inefficiency. This research uses Stochastic Frontier Analysis (SFA). The sample calculation uses the Parel formula, obtained as many as 40 respondents. The results showed that there were 5 production factors that had a significant effect on the production of chili pepper, land area and manure with coefficients of 0.230 and 0.386 with α = 5%, labor with coefficients of 0.192 with α = 10%, seeds and chemical fertilizers with coefficient of 0.193 and 0.159 with α = 15%. On average, chili pepper farmers in Ngantru Village are not technically efficient with the average of technical efficiency value at 0.67, with a maximum value of 0.995 and a minimum value of 0.34. Socio-economic factors that affect technical inefficiency are the level of education, experience, age, and agricultural extention. Education and experience have a significant effect on α = 5% with a negative coefficient. Agricultural extension has a significant effect on α = 10% with a negative coefficient sign, which means that education, experience and counseling can increase the level of technical efficiency. While the age factor has a significant effect on α = 5% with a positive coefficient, which means that the age factor of farmers can increase technical inefficiency.
Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat Pemuda Untuk Berusaha Di Sektor Pertanian Desa Prambatan Kecamatan Balen Kabupaten Bojonegoro Hardina, Tri; Tri Wahyu Nugroho; Hery Toiba; Nuhfil hanani; Suhartini
Jurnal Ekonomi Pertanian dan Agribisnis Vol. 8 No. 4 (2024)
Publisher : Department of Agricultural Social Economics, Faculty of Agriculture, Brawijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/

Abstract

This research aims to find out how young people are interested in starting a business in the agricultural sector and what factors influence young people's interest as well as formulating a strategy to increase young people's interest in starting a business in the agricultural sector in Prangkat Village, Balen District, Bojonegoro Regency. This research was conducted using qualitative and quantitative methods and data collection using interview methods, documentation and the help of questionnaires. The research sample consisted of 90 respondents and were young people with age criteria of 15-25 years, using random sampling techniques, and the analysis model used probit regression. The results of research on youth interest in starting a business in the agricultural sector in Prangkat Village, Balen District, Bojonegoro Regency are in the medium category. Interest in working in the agricultural sector is influenced by factors such as age, gender, marital status, education, parents' occupation, parents' income, land area, experience, and social media ownership. The driving factor for young people's interest in working in the agricultural sector is the experience they have in the agricultural sector.
Dampak Adopsi Sistem Tabela Terhadap Produktivitas Padi Dan Pendapatan Usaha Tani Desa Sumbertlaseh  Kecamatan Dander Kabupaten Bojonegoro Masruroh, Ririn; Hery Toiba; Tri Wahyu Nugroho
Jurnal Ekonomi Pertanian dan Agribisnis Vol. 9 No. 1 (2025)
Publisher : Department of Agricultural Social Economics, Faculty of Agriculture, Brawijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan petani untuk mengadopsi sistem tabela. Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari 2024 di Desa Sumbertlaseeh Kecamatan Dander Kabupaten Bojonegoro dengan Jumlah responden yaitu 101 responden. Analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah diskriptif kualitatif Pada penelitian ini variabel yang kan di teliti adalah jenis kelamin, jumlah anggota rumah tangga, umur, pengalaman, pendidikan, partisipasi dalam kelompok tani, luas lahan, kepemilikan lahan, bibit dan jumlah tenaga kerja. Dengan menggunkan regresi probit , dari hasil analisis ini diperoleh bahwa jumlah anggota rumah tangga, umur,  luas lahan dan tenga kerja berpengaruh signifikan dalam adopsi tabela sedangkan jenis kelamin, pengalaman, pendidikan, partisipasi dalam kelompok tani, kepemilikan lahan  dan bibit tidak berpengaruh dalam adopsi tabela.
Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Pola Konsumsi Pangan Pada Masyarakat Di Desa Setren Kecamatan Ngasem Kabupaten Bojonegoro Tilova, Martina Navra; Sujarwo; Tri Wahyu Nugroho
Jurnal Ekonomi Pertanian dan Agribisnis Vol. 9 No. 1 (2025)
Publisher : Department of Agricultural Social Economics, Faculty of Agriculture, Brawijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/

Abstract

Pertumbuhan ekonomi mengalami perkembangan yang sangat pesat. Hal ini diiringi dengan semakin tingginya tingkat konsumsi masyarakat. Awalnya konsumsi dilakukan dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan. Namun saat ini konsumsi sudah mulai kehilangan fungsinya, konsumsi tidak lagi dilakukan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, melainkan masyarakat mengkonsumsi untuk memenuhi keinginan. Oleh karena itu, motif konsumsi atau pola konsumsi suatu kelompok masyarakat sangat ditentukan oleh pendapatan. Atau secara umum dapat dikatakan bahwa tingkat pendapatan yang berbeda-beda menyebabkan terjadinya variasi pada tingkat konsumsi suatu masyarakat atau individu. Mendeskripsikan pola konsumsi pangan masyarakat di Desa Setren Kecamatan Ngasem Kabupaten Bojonegoro. Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi pola konsumsi pangan masyarakat di Desa Setren Kecamatan Ngasem Kabupaten Bojonegoro. Menganalisis gizi ibu rumah tangga di Desa Setren, Kecamatan Ngasem Kabupaten Bojonegoro. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan regresi tobit. Ketahanan pangan rumah tangga masih dibawah angka AKE normative sebesar (2150 kkal/kapita/hari) yakni sebesar 1904,71 kkal/kapita/hari dengan konsumsi pangan rumah tangga dilihat dari perolehan skor PPH, dimana skor PPH pada rumah tangga masih dibawah skor PPH normative(100) yaitu sebesar 67.27, terdapat beberapa parameter yang berpengaruh signifikan yaitu Jumlah anggota keluarga (X1), Pendapatan/bulan (X2), dan Dummy Pengetahuan Gizi (DX3) sedangkan variabel yang tidak berpengaruh  secara signifikan yaitu pendidikan terakhir Ibu rumah tangga (X4).
Dampak Pembangunan Infrastruktur Pertanian terhadapKesejahteraan Rumah Tangga Petani Padi di Malang (The Impact of Agricultural Infrastructure Development on The Welfareof Rice Farming Household in Malang) Ramadhani, Desi; Suhartini, Suhartini; Tri Wahyu Nugroho; Abdul Wahib Muhaimin; Agustina Shinta Hartati Wahyuningtyas
JURNAL PANGAN Vol. 34 No. 1 (2025): PANGAN
Publisher : Perum BULOG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33964/jp.v34i1.859

Abstract

         Pemerintah menginvestasikan dana besar dalam pembangunan infrastruktur guna meningkatkan kesejahteraan petani di daerah pedesaan yang rentan terhadap kemiskinan. Infrastruktur pertanian, seperti jalan, irigasi, dan fasilitas penyimpanan, memainkan peran penting dalam meningkatkan pendapatan dan menurunkan pengeluaran rumah tangga petani. Namun, dampak pembangunan infrastruktur tidak merata di seluruh kelompok pendapatan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dampak infrastruktur terhadap kesejahteraan rumah tangga petani dengan menggunakan metode Unconditional Quantile Regression (UQR) di Desa Gondowangi, Kecamatan Wagir, Kabupaten Malang, dengan 100 responden yang dipilih secara acak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa infrastruktur memiliki dampak positif dan signifikan terhadap pendapatan petani di semua kuantil. Rumah tangga dengan pendapatan tinggi (kuantil ke-80) merasakan dampak yang lebih besar, terutama dalam bentuk peningkatan akses ke pasar dan pengurangan biaya transportasi. Sebaliknya, dampak terhadap pengeluaran lebih signifikan pada rumah tangga berpendapatan rendah (kuantil ke-20), mencerminkan peningkatan akses terhadap kebutuhan dasar. Temuan ini menegaskan pentingnya pendekatan yang heterogen dalam pembangunan infrastruktur. Kebijakan yang memprioritaskan akses ke pasar dan fasilitas dasar akan memberikan manfaat yang lebih besar bagi petani berpendapatan rendah serta meningkatkan ketahanan ekonomi desa. Hal ini sangat penting dalam mengurangi ketimpangan dan mendukung pembangunan berkelanjutan di pedesaan.             The government has made substantial investments in infrastructure to enhance the welfare of farmers in rural areas, which remain vulnerable to poverty. Agricultural infrastructure, including roads, irrigation systems, and storage facilities, is crucial in improving farmers’ household income and expenditure. However, the impact of infrastructure development is not evenly distributed across different income groups. This study aimed to analyze the effect of agricultural infrastructure on the welfare of rural farming households using the Unconditional Quantile Regression (UQR) method. The research was conducted in Gondowangi Village, Wagir District, Malang, involving 100 randomly selected respondents. The findings revealed that agricultural infrastructure positively and significantly influences household income across all income quantiles. Households with higher incomes (80th quantile) benefited more from infrastructure, primarily through improved market access and reduced transportation costs. Conversely, the effect on household expenditure was more pronounced among lower-income households (20th quantile), reflecting improved access to basic needs. These results highlight the importance of a heterogeneous approach in agricultural infrastructure development. Policies prioritizing better access to markets, transportation, and essential services can significantly benefit low-income farming households while enhancing rural economic resilience. This approach is crucial for reducing inequality and fostering sustainable rural development.