Yesi Dewita Sari, Yesi Dewita
Peneliti pada Balai Besar Riset Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan-BRKP-DKP

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Strategi Mitigasi Risiko Pemanfaatan Rumpon Dalam Mendukung Kebijakan Penataan Ruang Laut Berkelanjutan (Studi Kasus: Penangkapan Tuna di Kabupaten Pacitan, Jawa Timur) Triyanti, Riesti; Sari, Yesi Dewita; Witomo, Cornelia Mirwantini; Huda, Hakim Miftakhul; Putri, Hertria Maharani
Jurnal Kebijakan Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Vol 14, No 1 (2024): Juni 2024
Publisher : Balai Besar Riset Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/jksekp.v14i1.14045

Abstract

Demi keserasian ruang laut, pemerintah saat ini telah mengeluarkan kebijakan pengeloaan ruang laut dan perizinan untuk alat tangkap rumpon. Namun perlu dipahami terlebih dahulu beberapa risiko penggunaan rumpon dalam penangkapan ikan. Risiko yang ada disebabkan karena faktor eksternal (faktor alam), maupun yang dipengaruhi oleh berbagai faktor internal (sumber daya manusia, kelembagaan, kebijakan dan teknologi) sehingga menimbulkan tingkat ketidakpastian yang tinggi. Faktor ketidakpastian tersebut dapat mempengaruhi level risiko penggunaan rumpon terhadap kelestarian sumberdaya, lingkungan perairan, dan keberlanjutan usaha penangkapan ikan tuna. Untuk itu, penelitian ini bertujuan untuk: (1) Mengidentifikasi karakteristik usaha penangkapan ikan tuna dengan alat tangkap rumpon, (2) Memetakan dan menganalisis risiko penggunaan rumpon dalam usaha penangkapan ikan tuna, dan (3) Merumuskan strategi pengurangan risiko penggunaan rumpon dalam usaha penangkapan ikan tuna sehingga dapat digunakan sebagai basis awal pengaturan ruang laut terkait alat tangkap rumpon. Penelitian dilakukan di Kabupaten Pacitan, Jawa Timur, pada bulan Juli-Desember 2021. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang diperoleh melalui wawancara, dan data sekunder yang diperoleh melalui statistik perikanan dan tinjauan pustaka. Analisis data menggunakan analisis deskriptif dan House of Risk. Hasil penelitian menunjukkan pemetaan risiko penggunaan rumpon dalam penangkapan ikan dapat ditinjau dari lima aspek yaitu abiotik, biotik, kelembagaan, pemangku kepentingan, dan bisnis penangkapan. Terdapat 19 kejadian risiko dan 18 agen risiko penggunaan rumpon oleh nelayan, serta 7 sumber risiko kritis berdasarkan nilai potensi risiko agregat terbesar. Pemerintah harus melakukan penataan ulang rumpon dengan memperhatikan kondisi karakteristik gelombang, pengawasan berupa pengawasan bersama dengan masyarakat maupun pemasangan alat GPS dan insentif kebijakan seperti akses terhadap keuangan formal. Penataan ulang rumpon sesuai penilaian risiko diharapkan akan meningkatkan produksi ikan dan keberlanjutan sumber daya ikan akan dapat dikendalikan dengan baik. Title: Risk Mitigation Strategies of The Utilization of Fish Aggregating Devices (FADs) to Support Sustainable Marine Spatial Layout Policy (Case study:  Tuna Fishing Business in Pacitan Regency, East Java) The government has now issued a marine space management policy and permits for FAD fishing gear for harmony in marine space. However, it is necessary first to understand some of the risks of using FAD fishing gear in fishing. Existing risks are caused by external factors, such as natural factors, and those influenced by various internal factors, such as human resources, institutions, policies, and technology, giving rise to high uncertainty. These uncertainty factors can affect the level of risk of using FADs for resource sustainability, the aquatic environment, and the sustainability of tuna fishing businesses. For this reason, this research aims to: identify the characteristics of tuna fishing businesses using FAD fishing gear, map and analyze the risks of using FADs in tuna fishing businesses, and formulate strategies to reduce the risk of using FADs in fishing businesses. Therefore, catching tuna using FADs can be an initial basis for regulating marine space regarding FAD fishing equipment. The research was conducted in Pacitan Regency, East Java, in July–December 2021. The data used in this research were primary data obtained through interviews and secondary data obtained through fisheries statistics and literature reviews. Data analysis uses descriptive analysis and the House of Risk. The research results show that risk mapping for using FADs in fishing can be viewed from five aspects: abiotic, biotic, institutional, stakeholder, and fishing business. There are 19 risk events and 18 risk agents for the use of FADs by fishermen, as well as seven critical risk sources based on the most significant aggregate potential risk value. The government must reorganize FADs by paying attention to wave characteristics, joint monitoring with the community, and installing GPS equipment and policy incentives such as access to formal finance. The rearrangement of FADs according to the risk assessment will increase fish production, and the sustainability of fish resources will be well controlled.
Analisis Usaha dan Kesejahteraan Nelayan Perikanan Tangkap Teri di TPI Krakahan, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah Nababan, Benny Osta; Sari, Yesi Dewita; Riadi, Septa
Jurnal Penyuluhan Perikanan dan Kelautan Vol 19, No 2 (2025)
Publisher : Program Studi Penyuluhan Perikanan Politeknik Ahli Usaha Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33378/jppik.v19i2.562

Abstract

Estimasi potensi ikan pelagis kecil tahun 2017 sebesar 364.633 ton menjadi 275.486 ton pada tahun 2022 atau potensi ikan pelagis kecil menurun sebesar 32,36%. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui kelayakan usaha perikanan tangkap teri di TPI Krakahan dan untuk mengetahui kesejahteraan nelayan perikanan tangkap teri di TPI Krakahan. Penelitian dilaksanakan di TPI Krakahan, Kabupaten Brebes, Provinsi Jawa Tengah. Waktu penelitian selama 3 bulan dari bulan Februari sampai April 2024. Hasil penelitian menunjukkan pendapatan nelayan setiap ABK perikanan tangkap ikan teri yang mendaratkan hasil tangkapan sebesar 19,01 juta rupiah/tahun atau 1,58 juta rupiah/bulan. Keuntungan 1 kapal sebesar 150,78 juta rupiah per tahun setelah dikurangi total biaya. Setelah keuntungan kapal dikurangi bagi hasil maka diperoleh pendapatan pemilik kapal sebesar 36,76 juta rupiah/tahun atau 3,06 juta rupiah/bulan. R/C Ratio sebesar 2,05 menunjukkan penerimaan 2,05 kali lebih besar dibandingkan total biaya. Payback period sebesar 3,51 tahun atau pengembalian investasi kurang dari 4 tahun. Hasil analisis usaha menunjukkan perikanan tangkap teri di TPI Krakahan masih menunjukkan layak secara ekonomi untuk dilanjutkan. Penelitian ini juga mengkaji kesejahteraan nelayan ABK maupun pemilik kapal dengan cara membandingkan pendapatan dengan UMK Brebes yang sebesar 2.103.100 rupiah pada tahun 2024. Pendapatan nelayan ABK hanya sebesar 75,30% dari UMK Brebes yang artinya kesejahteraan nelayan ABK perikanan tangkap teri di TPI Krakahan, Kabupaten Brebes masih rendah (miskin). Pendapatan pemilik kapal 45,65% lebih tinggi dibandingkan UMK Brebes yang menunjukkan pemilik kapal lebih sejahtera dibandingkan dengan ABK. 
STATUS DAN PERMASALAHAN PEMANFAATAN SUMBER DAYA RAJUNGAN DI INDONESIA Huda, Hakim Miftakhul; Wijaya, Rizki Aprilian; Triyanti, Riesti; Sari, Yesi Dewita; Zamroni, Achmad
Jurnal Kebijakan Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Vol 11, No 2 (2021): Desember 2021
Publisher : Balai Besar Riset Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/jksekp.v11i2.9536

Abstract

Permintaan pasar yang terus meningkat dikhawatirkan memberikan tekanan besar pada sumber daya rajungan di Indonesia. Penelitian ini bertujuan menganalisis status pemanfaatan sumber daya tersebut dan permasalahannya serta merumuskan rekomendasi kebijakan yang relevan. Pengumpulan data dilakukan melalui metode survei di 4 (empat) lokasi, yaitu Lampung Timur, Cirebon, Demak, dan Rembang. Analisis data dilakukan menggunakan pendekatan deskriptif, yang mencakup penyajian temuan lapang, penjelasan fenomena yang terjadi, dan pembandingan dengan hasil riset terkait. Hasil analisis menunjukkan bahwa peningkatan upaya penangkapan rajungan terjadi dengan cara yang membahayakan keberlanjutan sumber daya. Hal tersebut terkait dengan temuan dari riset ini yang menunjukkan adanya penggunaan alat tangkap tidak ramah lingkungan, ketergantungan yang tinggi pada pasar ekspor, dan potensi konflik di antara nelayan. Kebijakan yang kemudian disarankan adalah pengendalikan upaya penangkapan melalui pemberlakuan sistem buka tutup musim penangkapan. Kebijakan tersebut diharapkan dapat memberikan ruang yang cukup bagi rajungan untuk bereproduksi sehingga memungkinkan kelangsungan stok dan pemanfaatan rajungan di Indonesia. Title Utilization Status and Problems of Crab Resources in IndonesiaThere is a considerable fear that increasing market demand will give a massive pressure on Indonesia crab resources. This research aims to analyze the status and problems of resource utilization as well as to formulate relevant policy recommendations. Data were collected through survey in 4 (four) locations, namely East Lampung, Cirebon, Demak, and Rembang. The data obtained in this study were analyzed using descriptive approach, including description of field findings, phenomena, and comparison with related studies. The analysis results showed that the increased capture of crab endangered the sustainability of resources. This is related to the findings of this research which showed the use of environmentally damaging fishing gear, high dependence on export markets, and potential conflicts among fishers. The study suggests control over the crab capture with open-closed season to allow the crabs to reproduce for its stock availability and utilization in Indonesia.
Optimizing restricted feeding strategies to improve tilapia (Oreochromis niloticus) growth and feed utilization Aries, Gusti; Khairat, Miftahul; Rahardjo, Sinung; Sari, Yesi Dewita
Depik Jurnal Ilmu Ilmu Perairan, Pesisir, dan Perikanan Vol 14, No 4 (2025): December 2025
Publisher : Faculty of Marine and Fisheries, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.13170/depik.14.4.48557

Abstract

Excessive feeding not only increases production costs, but also it can pollute the environment due to unconsumed feed residue. One of the strategies that can be used to increase aquaculture efficiency is by implementing restricted feeding techniques. This study aimed to evaluate the impact of different restricted feeding intervals on tilapia growth performance, feed conversion ratio (FCR), survival rate (SR), and feed cost efficiency. This study used a Completely Randomized Design (CRD). The study consisted of three treatments and four replications using one container separated using net partition in a pond with a rearing period of 50 days. Periodic restricted feeding affected the growth of tilapia length and weight, but did not affect Survival Rate (SR) and Feed Conversion Ratio (FCR). The highest rate of growth was shown by P2 (restricted feeding period of 1 day) with a length of 8.79 3.18 cm and a weight of 9.46 3.18 g, and the lowest rate of growth was in treatment P3 (restricted fasting period of 2 days) with a length of 8.2 1.82 cm and a weight of 7.47 2.45 g. Although FCR and SR did not differ significantly across treatments, P2 had the lowest FCR (0.76) and highest SR (83%), with a 23% reduction in feed cost compared to P1. In conclusion, restricted feeding with one fasting day per week improved tilapia growth and feed utilization efficiency, offering a cost-effective and sustainable feeding strategy for aquaculture.Keywords:TilapiaGrowthFeed conversion ratioSurvival rateCompletely randomized design
Optimizing restricted feeding strategies to improve tilapia (Oreochromis niloticus) growth and feed utilization Aries, Gusti; Khairat, Miftahul; Rahardjo, Sinung; Sari, Yesi Dewita
Depik Jurnal Ilmu Ilmu Perairan, Pesisir, dan Perikanan Vol 14, No 4 (2025): December 2025
Publisher : Faculty of Marine and Fisheries, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.13170/depik.14.4.48557

Abstract

Excessive feeding not only increases production costs, but also it can pollute the environment due to unconsumed feed residue. One of the strategies that can be used to increase aquaculture efficiency is by implementing restricted feeding techniques. This study aimed to evaluate the impact of different restricted feeding intervals on tilapia growth performance, feed conversion ratio (FCR), survival rate (SR), and feed cost efficiency. This study used a Completely Randomized Design (CRD). The study consisted of three treatments and four replications using one container separated using net partition in a pond with a rearing period of 50 days. Periodic restricted feeding affected the growth of tilapia length and weight, but did not affect Survival Rate (SR) and Feed Conversion Ratio (FCR). The highest rate of growth was shown by P2 (restricted feeding period of 1 day) with a length of 8.79 3.18 cm and a weight of 9.46 3.18 g, and the lowest rate of growth was in treatment P3 (restricted fasting period of 2 days) with a length of 8.2 1.82 cm and a weight of 7.47 2.45 g. Although FCR and SR did not differ significantly across treatments, P2 had the lowest FCR (0.76) and highest SR (83%), with a 23% reduction in feed cost compared to P1. In conclusion, restricted feeding with one fasting day per week improved tilapia growth and feed utilization efficiency, offering a cost-effective and sustainable feeding strategy for aquaculture.Keywords:TilapiaGrowthFeed conversion ratioSurvival rateCompletely randomized design