Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

PEMANFAATAN SUMBER DAYA AIR UNTUK KEBUTUHAN IRIGASI, ENERGI LISTRIK DAN SOSIALISASI K3 DI LAU SIMEME KECAMATAN SIBIRU-BIRU KABUPATEN DELISERDANG Rahelina Ginting; Adventus Gultom; Masriani Endayanti; Robinson Sijabat; Yusuf Aulia Lubis; Mahadianto Ong
PKM Maju UDA Vol 4 No 2 (2023): AGUSTUS
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat (LPPM) Universitas Darma Agung (UDA) Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46930/pkmmajuuda.v4i2.3628

Abstract

Pemanfaatan sumber daya air sebagai salah satu usaha dalam mengelola sumber daya air, dilaksanakan lewat aktifitas penatagunaan, ketersediaan, penggunaan, pengembangan, dan pengusahaan sumber daya air secara optimal agar berhasil guna dan berdaya guna. Potensi sumber daya air yang dimiliki Indonesia sangat besar, namun dalam hal pengelolaan agar dapat dimanfaatkan masih tergolong rendah, berkisar 20% dari sumber yang ada. Pemanfaatan sumber daya air bermaksud bagaimana mengelola air dan dapat dikelola secara berlanjut dengan memperhatikan kebutuhan pokok masyarakat secara seimbang dengan mempertimbangkan: a. Mengedepankan pemanfaatan air permukaan, yang terletak diluar Kawasan pelestarian alam. b. Menerapkan fungsi sosial sebagai jasa mengelola sumber daya air. c. Diadakan dengan mempertimbangkan kepentingan semua serta adanya kerjasama antar kelompok dan wilayah. d. Partisipasi masyarakat. Pengaruh negatif yang tampak ketika pemanfaatan air terlalu sedikit pada musim kemarau dan hujan akan mengakibatkan longsor, banjir. Tujuan dari penulisan ini adalah menyampaikan hasil kajian optimalisasi pemanfaatan sumber daya air: 1. untuk kebutuhan irigasi untuk meningkatkan produksi pertanian pada lahan sawah irigasi, lahan sawah tadah hujan dan lahan kering. 2. Untuk energi listrik, Fungsi air dalam pembangkit listrik tenaga air adalah menggerakkan pada PLTA. Sederhananya, pada PLTA terjadi perubahan energi gerak menjadi listrik. Supaya listrik bisa dihasilkan, butuh air untuk menggerakkan turbin. K3 adalah singkatan dari Kesehatan dan Keselamatan kerja, adalah kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah guna mengurangi resiko kerja terlebih kecelakaan kerja. Adapun pengusaha dan pemerintah telah melakukan kesepakatan bahwa K3 haruslah membudaya di lingkungan kerja dan wajib diterapkan dalam perusahaan atau kantor. Pelaksanaan K3 merupakan tanggung jawab Bersama semua yang terkait harus memberi perhatian agar terlaksana fungsi K3 tersebut dan menjadi budaya kerja guna mengurangi resiko kecelakaan kerja.
ANALISA DAYA DUKUNG PONDASI DANSTABILITAS TOWER (SEKSI-A) T/L 275 KV GALANG-SIMANGKUK 151 KMR, 2 CCT, TWIN ZEBRA, PROVINSI SUMATERA UTARA Eka Permata Sari Simarmata; Mudo Parulian Pardede; Masriani Endayanti; Nelson Hutahaean
JURNAL ILMIAH TEKNIK SIPIL Vol 9 No 1 (2020): FEBRUARI
Publisher : Prodi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Darma Agung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46930/tekniksipil.v9i1.1627

Abstract

Pemasangan tower Galang-Simangkuk bertujuan untuk meningkatan kualitas pelayanan terhadap pelangganPT.PLN. Tower Galang-Simangkuk berada pada kontur geografis daerah perbukitan, pegunungan, lembah dan jarak yang sangat berjauhan antar subsistem di wilayah Sumatra, maka sistem interkoneksi Sumatra perlu dikembangkan pada tegangan sistem ekstra tinggi atau disebut dengan sistem transmisi 275 KV Sumatra. Terdapat kendala dilapangan yaitu tanah yang berawa, berair, lembah, bukit dan pegunungan. Sehingga dilakukan Perubahan desain dari pondasi dangkal ke pondasi bored pile dibeberapa titik lokasi pekerjaan. Karena terbatasnya cara pengujian dilapangan maka penyelidikan tanah yang digunakan uji sondir/DCPT. Penyelidikan tanah bertujuan mengetahui perlawanan penetrasi konus dan hambatan lekat tanah yang merupakan indikasi dari kekuatan dukung lapisan tanah dengan menggunakan rumus empiris. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui daya dukung pondasi bored pile dan stabilitas tower. Dari hasil perhitungan dan pembahasan didapat sebagai berikut: 1). Hasil perhitungan efisiensi kelompok tiang diperoleh sebesar 0,714 yang berarti bahwa kemampuan daya dukung tanah pondasi sebesar 71,4% dari perhitungan Qg, 2). Hasil perhitungan daya dukung tiang group berdasarkan efisiensi pada tower diperoleh sebesar Qg = 484,456 ton, 3). Beban yang dipikul pondasi sebesar 110,13 ton(Diperoleh dari pabrikan), 4). Sehingga beban yang dipikul pondasi bore pile sebesar 484,456 ton dimana nilai lebih besar dari gaya yang bekerja yaitu 110,13 ton. 484,456 ton > 110,13 ton.Maka daya dukung pondasi sanggup menahan beban diatasnya dan aman.
ANALISIS PERKUATAN LERENG DENGAN MENGGUNAKAN DINDING PENAHAN TANAH DI SKYLAND JAYAPURA SELATAN Masriani Endayanti; Krisman Marpaung
JURNAL ILMIAH TEKNIK SIPIL Vol 9 No 2 (2020): AGUSTUS
Publisher : Prodi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Darma Agung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46930/tekniksipil.v9i2.241

Abstract

Kelongsoran tanah merupakan salah satu yang paling sering terjadi pada lereng, akibatmeningkatnya tegangan geser suatu massa tanah atau menurunnya kekuatan geser suatumassa tanah. Dengan kata lain, kekuatan geser dari suatu massa tanah tidak mampumemikul beban kerja yang terjadi. Gangguan terhadap stabilitas lereng dapatdisebabkan oleh berbagai kegiatan manusia maupun kondisi alam. Lereng yang tidakstabil sangatlah berbahaya terhadap lingkungan sekitarnya, oleh sebab itu sistemperkuatan lereng sangat diperlukan. Pada kasus ini, Lereng Skyland Jayapura Selatanmengalami kelongsoran. Alternatif desain yang dilakukan adalah dengan menggunakanperkuatan dinding penahan tanah. Dinding penahan tanah adalah suatu bangunan yangdibangun untuk mencegah material agar tidak longsor menurut kemiringan alamnyadimana kestabilannya dipengaruhi oleh kondisi topografinya.Selain itu dinding penahantanah juga digunakan untuk menahan timbunan tanah serta tekanan-tekanan akibatbeban-beban lain seperti beban merata, beban garis, tekanan air dan beban gempa.Alternatif penanggulangan longsor pada kasus lereng Skyland Jayapura Selatan,dilakukan dengan menggunakan dinding penahan tanah model gravity wall yaitukonstruksi dinding penahan tanah dari pasangan batu, dimana berat struktur menjadikomponen kestabilan struktur terhadap gaya-gaya lateral tanah. Hasil perhitunganperencanaan perkuatan lereng Skyland Jayapura Selatan dengan menggunakan dindingpenahan tanah model gravity wall terhadap gaya guling, geser, dan daya dukungmenghasilkan nilai SF > 1,5 yang dapat dipresentasikan sebagai berikut : (overturing) SF =6,829 ; (sliding) SF = 4,270 ; (bearingcapacity) SF = 4,550. Nilai SF yang didapat menunjukkanbahwa dinding penahan tanah aman terhadap gaya guling, geser, dan daya dukung.
ANALISIS LIKUIFAKSI AKIBAT GEMPA PADA PEMBANGUNAN TOWER TRANSMISI 150 kV PLTU. LABUHAN ANGIN SIBOLGA Masriani Endayanti; Semangat M.Tua Debataraja; Junihar Bintang
JURNAL ILMIAH TEKNIK SIPIL Vol 9 No 1 (2020): FEBRUARI
Publisher : Prodi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Darma Agung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

One of the impacts caused by an earthquake is the loss of strength of the soil layer due to vibrations called liquefaction. Liquidity generally occurs in poorly graded sand soils. This land was found in the construction of the Electric Steam Power Plant Labuhan Angin Sibolga 150 kV Transmission Tower. Therefore an analysis of the potential liquefaction is important in the design of the transmission tower foundation. Geological threats, especially liquefaction events when large earthquakes in earthquake-prone paths are something that can occur, and can cause extensive damage to buildings and infrastructure. Electric Steam Power Plant Labuhan Angin Sibolga is an earthquake prone area, where a 150 kV Transmission Tower is built with loose sand graded ground texture. To hold the heavy weight of the building on the ground, a solid foundation is needed. If the condition of the soil on the surface is not able to hold the building, then the burden of the building must be forwarded to the hard soil layer below. For this reason, a deep foundation construction is used for the construction of the 150 kV Transmission Tower at the Electric Steam Power Plant Labuhan Angin Sibolga power plant. Planners for the bore pile foundation must be able to bear the vertical force, horizontal force and the moment caused by lateral deformation caused by liquefaction. This load can be obtained from larger and more rigid pile dimensions, so that the pile diameter is 60 cm. Total skin friction ΣTf = 721.80 kg / cm (sondir data), diameter 60 cm.
ANALISIS LIKUIFAKSI AKIBAT GEMPA PADA PEMBANGUNAN TOWER TRANSMISI 150 kV PLTU. LABUHAN ANGIN SIBOLGA Masriani Endayanti; Junihar Bintang
JURNAL ILMIAH TEKNIK SIPIL Vol 10 No 2 (2021): AGUSTUS
Publisher : Prodi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Darma Agung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46930/tekniksipil.v8i1.1201

Abstract

One of the impacts of earthquakes is the loss of strength of the soil layer due to vibrations called liquefaction. Liquefaction generally occurs in poorly graded sandy soils. This kind of soil is found in the construction of the 150 kV Transmission Tower of the Labuhan Angin Sibolga PLTU. Therefore, the analysis of the potential for liquefaction is an important thing to do in the design of the transmission tower foundation. Geological threats, especially liquefaction events during large earthquakes on earthquake-prone routes, are something that can occur, and can cause extensive damage to buildings and infrastructure. Labuhan Angin Sibolga is an earthquake-prone area, where a 150 kV Transmission Tower was built with a loose sand-graded soil texture. To withstand the weight of a heavy building on the ground, a solid foundation is needed. If the soil conditions on the surface are not able to withstand the building, then the building load must be transferred to the hard soil layer below it. For this reason, deep foundation construction is used for the construction of the 150 kV Transmission Tower at PLTU Labuhan Angin Sibolga. The bore pile foundation planner must be able to bear vertical forces, horizontal forces and moments that occur due to lateral deformation caused by liquefaction. Sufficient resistance to carry this load can be obtained from the larger and stiffer pile dimensions, so the pile diameter is 60 cm. Based on the results of soil inspection (sondir test), for this transmission tower, bore pile foundation type (4 pile configuration) is obtained at a depth of 10 m with total skin friction Tf = 721.80 kg/cm (sondir data), diameter 60 cm.