Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PROSES PENYUSUNAN PERATURAN DESA DI DESA TIYINGTALI, KECAMATAN ABANG, KABUPATEN KARANGASEM Putu Surya Wedra Lesmana; I Wayan Astawa; Cok Gde Agung Kusuma Putra
Widyanata Vol 20 No 01 (2023): Maret
Publisher : Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora Univeristas Ngurah Rai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pedoman Penyusunan Peraturan Desa dan Peraturan Kepala Desa diatur dalam Permendagri Nomor 111 Tahun 2014 tentang Pedoman Teknis Peraturan di Desa. Perumusan permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah Bagaimanakah proses penyusunan Peraturan Desa di Desa Tiyingtali, Kecamatan Abang, Kabupaten Karangasem dan upaya-upaya apakah yang dilakukan oleh Desa Tiyingtali dalam proses penyusunan Peraturan Desa. Metode penelitian dalam penulisan ini menggunakan metode kualitatif. Hasil temuan penelitian bahwa Pemerintah Desa Tiyingtali secara umum dalam rangka penyusunan peraturan desa belum menyusun tindakan sudah menetapkan serangkaian tindakan. Selanjutnya dalam penentapan aktor bahwa Pemerintah Desa Tiyingtali secara umum sudah menentukan aktor dalam proses penyusunan peraturan desa, akan tetapi aktor yang ditunjuk menolak untuk melaksanakan tugas tersebut. Sedangkan unsur orientasi nilai, Pemerintah Desa Tiyingtali dalam proses penyusunan peraturan desa sudah berorientasi terhadap nilai dari perdes tersebut namun orientasi nilai yang relevan dengan kepentingan masyarakat belum ada. Upaya-upaya yang dilakukan oleh Desa Tiyingtali dalam proses penyusunan Peraturan Desa adalah Tahap penyusunan, Tahap pembahasan, Tahap penetapan, Tahap pengundangan, Tahap penyebarluasan, Tahap evalausi, dan klarifikasi
Pelatihan Responden Sensori Pangan untuk Mahasiswa Program Studi Kehutanan Universitas Pendidikan Mandalika Menggunakan Variasi Skala Hedonik I Gde Adi Suryawan Wangiyana; Nova Kurnia; I Gusti Agung Ayu Hari Triandini; Putu Surya Wedra Lesmana
Sasambo: Jurnal Abdimas (Journal of Community Service) Vol. 5 No. 4 (2023): November
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pemberdayaan Masyarakat (LITPAM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36312/sasambo.v5i4.1567

Abstract

Responden sensori merupakan suatu profesi esensial yang berperan penting dalam pengembangan produk pangan di era industri modern saat ini. Tujuan kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah untuk memberikan pelatihan responden sensori kepada mahasiswa strata 1 Program Studi Kehutanan Universitas Pendidikan Mandalika dengan menggunakan variasi skala hedonik. Kegiatan ini menggunakan pendekatan assessing learning yang dibagi menjadi tiga tahap: teori, praktek, dan evaluasi. Sebanyak 30 orang partisipan dari mahasiswa Program Studi Kehutanan Universitas Pendidikan Mandalika dipilih dengan menggunakan purposive sampling. Pelatihan responden sensori menggunakan 2 skala hedonik yaitu: skala hedonik tingkat 5 dan skala hedonik tingkat 9. Sampel yang dijadikan bahan penilaian adalah teh herbal. Partisipan memberikan penilaian dalam parameter warna, aroma, dan rasa. Teh herbal dibuat dalam 4 konsentrasi berbeda untuk melatih sensitifitas partisipan dalam melakukan uji sensori. Hasil evaluasi menggunakan pre-test dan post-test menunjukkan bahwa partisipan memperoleh peningkatan skor rata – rata sebesar 50% berdasarkan aspek kompetensi: penilaian kuantitatif uji sensori, penilaian deskriptif uji sensori, tingkat skala hedonik uji sensori, dan sensitifitas penilaian uji sensori. Skala hedonik tingkat 9 memiliki tingkat kesulitan lebih tinggi dibandingkan skala hedonik tingkat 5 bagi partisipan. Hal ini terlihat dari nilai variabilitas data skala hedonik tingkat 9 (simpangan baku, standard error, dan varian) yang lebih tinggi dibandingkan skala hedonik tingkat 5. Dapat disimpulkan bahwa pelatihan responden sensori pada mahasiswa strata 1 Program Studi Kehutanan Universitas Pendidikan Mandalika mampu meningkatkan pemahaman partisipan terkait uji sensori sebesar rata – rata 50% dengan efektifitas lebih tinggi pada skala hedonik tingkat 5 dibandingkan skala hedonik tingkat 9. Direkomendasikan untuk menggunakan skala hedonik tingkat 5 dalam pelatihan hingga partisipan mahir dibandingkan memaksakan menggunakan skala hedonik tingkat 9. Food Sensory Respondent Training for Forestry Student of Universitas Pendidikan Mandalika Using Various Hedonic Scale  Sensory respondents are an essential profession that is vital in developing food products in today's modern industrial era. The purpose of this community service activity is to provide sensory respondent training to undergraduate students of the Mandalika Education University Forestry Study Program using a variety of hedonic scales. This activity uses an assessing learning approach divided into three stages: theory, practice, and evaluation. A total of 30 participants from Student of Forestry Study Program of Universitas Pendidikan Mandalika are chosen using purposive sampling. The training of sensory respondents used hedonic scale level 5 and hedonic scale level 9. The sample used as the assessment material was herbal tea. Participants rated the color, aroma, and taste parameters. Herbal tea was made in 4 different concentrations to train participants' sensitivity in conducting sensory tests. Evaluation results using pre-test and post-test showed that participants obtained an average score increase of 50% based on competency aspects: quantitative assessment, descriptive assessment, hedonic scale level, and sensitivity of sensory test assessment. Hedonic scale level 9 has a higher difficulty level than the hedonic scale level 5 for participants. This result can be seen from the value of the hedonic scale 9 data variability (standard deviation, standard error, and variance), which is higher than the hedonic scale level 5. It can be concluded that the training of sensory respondents increased participants' understanding of sensory testing by an average of 50% with higher effectiveness on the hedonic scale level 5 than the hedonic scale level 9. It is recommended that sensory training for participant should be focused on hedonic scale level 5 instead of hedonic scale level 9