Claim Missing Document
Check
Articles

Found 17 Documents
Search

ESTETIKA SENDRATARI ADOK DI KANAGARIAN PANINGGAHAN KABUPATEN SOLOK SUMATERA BARAT Doni Febri Hendra
JPKS (Jurnal Pendidikan dan Kajian Seni) Vol 2, No 1 (2017)
Publisher : Pendidikan Seni Drama Tari dan Musik, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (269.805 KB) | DOI: 10.30870/jpks.v2i1.2612

Abstract

Sendratari Adok adalah tari tradisional yang terdapat di Kanagarian Paninggahan. Tari ini diiringi dengan alat musik gendang Adok. Isi cerita disampaikan melalui gerak yang didukung oleh dendang yang memberikan pesan-pesan tertentu. Sendratari Adok terdiri dari lima babak. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana bentuk dan estetika tari Adok sebagai sendratari tradisional Minangkabau di Kanagarian Paninggahan Kabupaten Solok. Hasil temuan penelitian ini, tari Adok yang bercerita  memberikan pesan-pesan tertentu merupakan dramatari tanpa dialog verbal yang memiliki penokohan dan alur yang jelas, maka tari Adok adalah tari tradisional Minangkabau yang berbentuk sendratari. Dengan demikian penelitian ini diberi judul Estetika Sendratari Adok Sebagai Tari Tradisional di Kanagarian Paninggahan Kabupaten Solok Sumatera Barat. 
Tari Inla Membangkitkan Nilai Spiritualitas Manusia dengan Pendekatan Etnokoreologi Doni Febri Hendra
JPKS (Jurnal Pendidikan dan Kajian Seni) Vol 3, No 2 (2018)
Publisher : Pendidikan Seni Drama Tari dan Musik, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30870/jpks.v3i2.4578

Abstract

The International Nature Loving Association (INLA) adalah organisasi sosial yang bertujuan menyebarkan pesan-pesan moral, nilai-nilai kehidupan dan budaya semesta melalui aktivitas seni budaya dan pendidikan sebagai langkah untuk mewujudkan dunia satu keluarga, dunia yang damai dan bahagia. Budaya kasih semesta adalah budaya menjunjung langit, menghormati bumi, mengasihi umat manusia semua bangsa mengembangkan semangat kasih, hormat, syukur dan bakti sebagai upaya mengubah kebiasaan buruk yang telah mengakar di masyarakat. Tari INLA diciptakan secara konvensional berdasarkan pengalaman dengan elemen-elemen pendukungnya dan melahirkan sebuah garapan tari dari bentuk yang di ekspresikan memiliki simbol dan makna yang menyerupai sebuah abstraksi logis. Dengan menggunakan disiplin ilmu etnokoreologi dapat mengungkapkan dan menganalisa gerak-gerak tari yang memiliki simbol yang maknanya dimana menambah nilai spiritualitas bagi pelaku dan penikmat seni tari INLA itu sendiri 
BOOM TARI TRADISI MENJADI KEARIFAN LOKAL KOMUNITAS SENI TURONGGO YAKSO KRIDHO BUDHOYO KOTA BATAM Doni Febri Hendra; Yongki Pernando
JPKS (Jurnal Pendidikan dan Kajian Seni) Vol 5, No 2 (2020)
Publisher : Pendidikan Seni Drama Tari dan Musik, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30870/jpks.v5i2.9110

Abstract

Penelitian ini memaparkan eksistensi komunitas seni Turonggo Yakso Kridho Budhoyo melanjutkan kearifan lokal dalam pengembangan seni budaya Jawa Timur di Kota Batam Kepulauan Riau. Merupakan penelitian deskriptif kualitatif, data diperoleh dengan tehnik pengumpulan data secara observasi lansung ke lapangan dan bersentuhan lansung dengan objek penelitian, wawancara dan dokumentasi. Data di analisis dengan tehnik deskriptif kualitatif guna memperoleh keabsahan data dari sumber. Hasil penelitian ini akan menuliskan tentang: bentuk penyajian komunitas seni Turonggo Yakso Kridho Budhoyo, serta eksistensinya membawa kearifan lokal di kota Batam. Yang membedakan komunitas seni ini dengan komunitas seni Jawa lainnya yang ada di kota Batam adalah pada garapan tari diciptakan lansung oleh komunitas ini tanpa menghilangkan bentuk asli dari kebudayaan aslinya dan bentuk kepala kuda lumping mereka adalah kepala raksasa. Mengembangkan potensi dan sumber lokal baik berupa material dan nonmaterial yang dijadikan sebagai kekuatan didalam mewujudkan perubahan kearah yang lebih baik.Kata kunci: boom tari tradisi, Turonggo Yakso Kridho Budhoyo 
Silat Pengantin: Seni Pertunjukan Tradisi Melayu di Bentan Penao, Kepulauan Riau Widyanarto Widyanarto; Doni Febri Hendra; Siguti Aprinnostein
PANGGUNG Vol 29, No 2 (2019): Konstruksi Identitas Budaya dalam Seni dan Sastra
Publisher : LP2M ISBI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (313.37 KB) | DOI: 10.26742/panggung.v29i2.910

Abstract

ABSTRACTThe wedding martial in Riau Islands Province is a traditional Pencak Silat that is part of Malay cultures. The University of Kiambang Putih in Bentan Penao, Bintan regency, martial arts performance presented at traditional Malay wedding is also called Silat flag. The form of presentation is divided into two parts, namely silat flag and silat performance. Silat flag is displayed by two fighters, using the red flag and white color properties. The red and white flag are symbolized to unite two human beings into the family ark. The red flag is interpreted as red blood, which is from the bride. The symbol of the white flag is interpreted as white blood, which is from the groom. The Silat flag performance ends with the unification of both flags. It will be continued with silat performance. The Silat performance is displayed by one fighter who performed in turn. The bridal Silat show is accompanied by musical accompaniment consisting of instruments of two martial arts and gongs. The pattern of playing his musical instruments is played repeatedly, monotonically, and his apparent sanctity.Keywords: Bride Silat, Traditional Art Performances, Malay CustomsABSTRAKSilat pengantin di Provinsi kepulauan Riau merupakan seni pencak silat tradisional yang menjadi bagian budaya Melayu.Perguruan Kiambang Putih di Bentan Penao, kabupaten Bintan, pertunjukan seni silat yang disajikan di acara pernikahan adat melayu ini disebut juga dengan istilah silat bendera.Bentuk penyajiannya terbagi menjadi dua bagian, yaitu silat bendera dan silat persembahan.Silat bendera ditampilkan oleh dua orang pesilat, dengan menggunakan properti bendera warna merah dan warna putih.Simbol bendera berwarna merah dan putih memiliki makna untuk mempersatukan dua insan manusia ke dalam bahtera keluarga.Bendera merah dimaknai sebagai darah merah, dalam hal ini dari mempelai wanita.Simbol bendera putih dimaknai sebagai darah putih, dalam hal ini dari mempelai pria.Persembahan Silat bendera diakhiri dengan menyatunya kedua bendera.Dilanjutkan dengan silat persembahan.Silat persembahan ditampilkan oleh satu orang pesilat yang dilakukan secara bergantian.Pertunjukan silat pengantin diiringi oleh musik pengiring yang terdiri dari instrumen dua buah gendang silat dan gong.Pola memainkan instrumen musiknya dimainkan secara berulang-ulang, monoton, dan tampak kesakralannya.Kata Kunci: Silat Pengantin, Pertunjukan Seni tradisi, Adat Melayu ?
Tepuk Tepung Tawar Sebagai Simbol Ritual Budaya Melayu Kabupaten Karimun Doni Febri Hendra
Dance and Theatre Review: Jurnal Tari, Teater, dan Wayang Vol 5, No 1: May 2022
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (969.31 KB) | DOI: 10.24821/dtr.v5i1.7657

Abstract

Penelitian ini menjelaskan tentang prosesi tepung tawar yang merupakan prosesi adat yang hampir dijumpai pada setiap upacara yang dilakukan oleh Masyarakat Melayu dimana terdapat makna dan simbol Islam di dalamnya. Data yang diperoleh dengan teknik pengumpulan data secara langsung melalui observasi kelapangan merupakan penelitian deskriptif kualitatif dalam penelitian ini guna memperoleh keabsahan dari sumber. Hasil penelitian ini adalah ritual Tepung Tawar dalam Upacara pernikahan masyarakat Melayu Karimun. Tujuan penelitian ini antara lain; menjelaskan keberadaan tradisi tepung tawar dalam pernikahan Melayu Karimun; mengetahui fungsi tepung tawar dalam pernikahan melayu; proses dan tata cara tepung tawar dalam pernikahan melayu. Memiliki fungsi sebagai doa dan juga tolak bala. Pelaksanaan tepung tawar dalam perkawinan Melayu Karimun sangat penting dan juga digunakan dalam upacara tradisi melayu lainnya.Kata kunci : Ritual ,Tepung Tawar, tolak bala, Pernikahan Melayu AbstractThis study describes the procession of plain flour which is a traditional procession that is almost found in every ceremony carried out by the Malay community where there are Islamic meanings and symbols in it. The data obtained by data collection techniques directly through field observation is a qualitative descriptive study in this study in order to obtain the validity of the source. The result of this research is the Tepung Tawar ritual in the marriage ceremony of the Karimun Malay community. The objectives of this research include; explaining the existence of the tradition of white flour in Karimun's Malay marriage; knowing the function of plain flour in Malay marriage; process and procedures for plain flour in Malay marriage. Has a function as a prayer and also rejects reinforcements. The implementation of plain flour in the Malay Karimun marriage is very important and is also used in other Malay traditional ceremonies.Keywords: Ritual, Plain Flour, Reject reinforcements, Malay Wedding
Membangkitkan Kembali Tari “Melemang” yang Tenggelam Masa Doni Febri Hendra; Nur Sekreningsih Marsan
Dance and Theatre Review: Jurnal Tari, Teater, dan Wayang Vol 3, No 1 (2020): May 2020
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1900.071 KB) | DOI: 10.24821/dtr.v3i1.4413

Abstract

Reviving the Drowning Period of Melemang Dance. Melemang dance is a traditional art form. In ancient times, this dance was functioned for ceremonies in the kingdom and as a means of legalizing and celebrating the king’s existence. The performance may only be done within the palace. This dance has not been performed for a long time due to the lack of guidance from the supporting community. This research uses descriptive and analytical methods to present data objectively based on facts or phenomena as they are. Furthermore, the facts and phenomena are analyzed according to the context of the discussion. Therefore, the research objective, namely the revitalization of the Melemang dance, can be achieved.Keywords: melemang dance; drowning period; revitalization
TARI ZAPIN SAYANG SERAWAK: BENTUK DAN PERKEMBANGAN Doni Febri Hendra
SEIKAT: Jurnal Ilmu Sosial, Politik dan Hukum Vol. 2 No. 1 (2023): SEIKAT: Jurnal Ilmu Sosial, Politik dan Hukum, Februari 2023
Publisher : LPPM Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi 45 Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55681/seikat.v2i1.365

Abstract

Tari Zapin Sayang Serawak adalah salah satu bentuk kesenian tradisional yang hidup dan berkembang dalam masyarakat Siak. Pertunjukan tari Zapin Sayang Serawak ini merupakan suatu bentuk pertunjukan yang saling terkait antara tari dan musik. Teori bentuk digunakan untuk mengungkapkan berbagai elemen-elemen pendukung yang menjadi satu kesatuan wujud penyajian tari Zapin Sayang Serawak dimana Secara bentuk penyajian tari ini disajikan untuk tari hiburan semata. Bentuk dan perkembangan tari Zapin Sayang Serawak dalam penelitian ini dimana penulis telaah tentang bentuk tari Zapin Sayang Serawak sehingga dapat dikatakan pemaknaan dari . akan mengungkapkan elemen-elemen pendukung tari yang menjadi kesatuan sebagai bentuk penyajian tari zapin sayang serawak. Dalam perkembangannya sekarang tari zapin sayang serawak ditampilkan pada setiap perhelatan yang dilansungkan dimasyarakat sekitar dan berkembang ke wilayah-wilayah lainnya sampai ke Kepulauan Riau. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan pendekatan performance studies. Pengumpulan data dilakukan dengan tehnik observasi,  studi dokumentasi dan analisis isi. Hasil penelitian tari Zapin Sayang Serawak yang memiliki bentuk serta karakteristik yang dipengaruhi oleh akar budaya dan kultur kehidupan masyarakat Kabupaten Siak beragama Islam. Kata kunci: zapin sayang serawak, bentuk, perkembangan.                            
PERAN MAK ANDAM DALAM PROSESI ADAT PERNIKAHAN MELAYU DI KEPULAUAN RIAU Doni Febri Hendra
SEIKAT: Jurnal Ilmu Sosial, Politik dan Hukum Vol. 2 No. 3 (2023): SEIKAT: Jurnal Ilmu Sosial, Politik dan Hukum, Juni 2023
Publisher : LPPM Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi 45 Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55681/seikat.v2i3.562

Abstract

Penelitian ini untuk mengetahui bagaimana peran mak andam dalam pernikahan adat melayu khususnya adat pernikahan melayu di pulau karimun. Tulisan ini merupakan penelitian kualitatif, dimana data diperoleh dengan pengumpulan data secara langsung di lapangan, wawancara dengan narasumber dan dokumentasi. kemudian dianalisis guna memperoleh keabsahan dengan metode etnografi, maka ditemukan sebuah penelitian tentang adat istiadat pernikahan bagi masyarakat karimun sebagian tradisi budaya melayu. Ada beberapa tahapan persiapan yang harus dilakukan oleh calon pengantin melayu dimana prosesi tersebut dikomandani oleh mak andam Didalam pernikahan adat selalu akan memberikan kesan yang sangat luar biasa dan tak bisa dilupakan. mak andam mempunyai peran penting dalam sebuah profesi pernikahan adat Melayu yang dijuluki sebagai pemersatu dua keluarga. prosesi yang akan dilakukan mulai dari sebelum perkawinan (tahap pra-nikah), prosesi persiapan perkawinan (tahap pernikahan), sampai dengan prosesi setelah perkawinan (tahap sebelum menikah).
Kajian Dasar Bentuk Gerak Tari Dan Musik Iringan Tari Zapin Penyengat Doni Febri Hendra
JPKS (Jurnal Pendidikan dan Kajian Seni) Vol 8, No 2 (2023)
Publisher : Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30870/jpks.v8i2.19537

Abstract

masyarakat Kepulauan Riau khususnya pulau penyengat dikenal sebagai pusat warisan budaya melayu, salah satu kebudayaan dari peradaban melayu itu sendiri salah satu bentuknya ada pada tari zapin Penyengat, zapin berasal dari Bahasa arab yaitu zafin, yang artinya pergerakan kaki yang mengikuti musik iringan tari, tarian ini ditarikan secara berpasangan dan kelompok dimana tari zapin penyengat diiringi oleh alat musik yaitu gambus, marwas dan vokal. Tari ini berkembang di Pulau Penyengat tahun 1919 dibawac oleh Encik Muhammad Riffin dan raja Ahmad Bin Daud, yang menjadi simbol dan makna yang digunakan sebagai hiburan oleh raja-raja Penyengat, dimana dahulunya tari ini hanya ditarikan oleh laki-laki saja. Setelah Encik Muhammad Riffin wafat tari zapin Penyengat ini dikembangkan lagi oleh Raja Mahmud secara turun temurun hinga saat ini tari zapin Penyengat masih memiliki penggemar ditengah masyarakat Kepulauan Riau sehingga tetap terwarisi hingga saat ini. Tari zapin Penyengat sekarang menyebar keluar dari Kawasan pulau Penyengat dan mengalami pembauran dengan budaya setempat dan melahirkan ragam variasi namun pola-pola dasar geraknya dan iringan tarinya tetap sama. Dalam penelitian ini penulis mengunakan metode kualitatif, dimana metode ini digunakan untuk mendeskripsikan, suatu peristiwa, keadaan dan perilaku masyarakat dengan rinci dalam bentuk narasi sehingga melalui gambaran holistik penulis dan memperbanyak pemahaman secara mendalam. Selanjutnya dalam dilakukan analisis data agar hasilnya sesuai logika dan objektif data akan dianalis secara deskriptif yang berasal dari wawancara serta catatan penulis.
TARI ZAPIN SAYANG SERAWAK: BENTUK DAN PERKEMBANGAN Doni Febri Hendra
SEIKAT: Jurnal Ilmu Sosial, Politik dan Hukum Vol. 2 No. 1 (2023): SEIKAT: Jurnal Ilmu Sosial, Politik dan Hukum, Februari 2023
Publisher : LPPM Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi 45 Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55681/seikat.v2i1.365

Abstract

Tari Zapin Sayang Serawak adalah salah satu bentuk kesenian tradisional yang hidup dan berkembang dalam masyarakat Siak. Pertunjukan tari Zapin Sayang Serawak ini merupakan suatu bentuk pertunjukan yang saling terkait antara tari dan musik. Teori bentuk digunakan untuk mengungkapkan berbagai elemen-elemen pendukung yang menjadi satu kesatuan wujud penyajian tari Zapin Sayang Serawak dimana Secara bentuk penyajian tari ini disajikan untuk tari hiburan semata. Bentuk dan perkembangan tari Zapin Sayang Serawak dalam penelitian ini dimana penulis telaah tentang bentuk tari Zapin Sayang Serawak sehingga dapat dikatakan pemaknaan dari . akan mengungkapkan elemen-elemen pendukung tari yang menjadi kesatuan sebagai bentuk penyajian tari zapin sayang serawak. Dalam perkembangannya sekarang tari zapin sayang serawak ditampilkan pada setiap perhelatan yang dilansungkan dimasyarakat sekitar dan berkembang ke wilayah-wilayah lainnya sampai ke Kepulauan Riau. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan pendekatan performance studies. Pengumpulan data dilakukan dengan tehnik observasi,  studi dokumentasi dan analisis isi. Hasil penelitian tari Zapin Sayang Serawak yang memiliki bentuk serta karakteristik yang dipengaruhi oleh akar budaya dan kultur kehidupan masyarakat Kabupaten Siak beragama Islam. Kata kunci: zapin sayang serawak, bentuk, perkembangan.