Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

HOTEL RESORT. Intelligent Building Juard R. Tangkilisan; Jefrey I. Kindangen; . Surjono
Jurnal Arsitektur DASENG Vol. 7 No. 2 (2018): DASENG Volume 7, Nomor 2, November 2018
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35793/daseng.v7i2.20844

Abstract

Daerah wisata saat ini menjadi sasaran bagi masyarakat yang menginginkan jeda pada padatnya rutinitas sehari-hari. Kegiatan pariwisata memiliki peranan penting terhadap peningkatan perekonomian daerah, selain itu dapat memperluas lapangan pekerjaan dan kesempatan berusaha bagi masyarakat setempat, mendorong pembangunan daerah serta memperkenalkan nilai budaya atau ciri khas daerah tersebut. Kebutuhan ini berimbas kepada maraknya usaha-usaha sarana hunian wisata yang menawarkan fasilitas rekreasi dan relaksasi sebagai daya jual. Objek wisata dapat berupa wisata alam seperti gunung, danau, sungai, pantai, laut atau berupa objek penginapan dengan berbagai fasilitas untuk mendukung objek wisata. Resort adalah jasa pariwisata yang memenuhi 5 jenis pelayanan yang bisa disebut dengan kriteria resort. Kriteria resort tersebut adalah akomodasi, fasilitas rekreasi,outlet penjualan, hiburan, pelayanan makanan dan minuman (O Shannessy, 2011). Lokasi dibangunnya hotel resort di pantai Tangonggor desa Kamenti Kec. Lembean Timur. Penerapan tema Intellegent Building sebagai suatu respon terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi yakni dengan menghadirkan suatu desain bangunan dengan pemikiran masa mendatang yang dapat menjaga stabilitas keberlangsungan pengguna, bangunan, maupun alam sekitar dengan memberikan kenyamanan, keselamtan, keamanan dan penghematan energi.Kata kunci      : Resort, Intelligent Building
PURA KAJA SEGARA NIRMALA. Analogi Semiotik Trini N. A. Tumimbang; . Surjono; Johannes Van Rate
Jurnal Arsitektur DASENG Vol. 7 No. 2 (2018): DASENG Volume 7, Nomor 2, November 2018
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35793/daseng.v7i2.21248

Abstract

Buildings are inanimate objects, but that doesn’t mean that these inanimate objects have no soul within. The soul of an object reflects through its image. An image designates a certain kind of view, a trace of appreciation that capture a meaning for someone. As a prospective architect, it’s our job to create and deliver an impression; beauty (an image) against a building. It should be natural that we design culturally; with consciousness and responsibility over a good usage of architectural language 3. Architecture that grows from religious appreciation is highly visible; how architecture in its true sense was inspired from the depths of human’s soul that susceptible with cosmological dimension 4. Those architectural practices can be seen in religious buildings such as Pura, a holy place and worship temple of Hindu Dharma in Indonesia. Being the oldest religion in the world, doesn’t mean that Hinduism is a rigid belief. But on the contrary, Hinduism is dynamic and flexible. Like the whelm of water, Hinduism is capable to adapt with environmental changes. In the Province of North Celebes, its Capital City, Manado, has 2.309 Hindustan and 3 praying temples, they are Pura Jagaditha that located in Taas (Tikala District), the Malalayang Hospital’s (at the hospital’s worship area) and the one that located in Karombasan, Wanea District. There are many kinds of Pura in Indonesia, however, the kind of Pura that will be discussed in this project is the one that closely related to water, Pura Segara. Semiotics analogy construe that a building is a sign of communication (to convey an information) about what it really is and what does it do. Architecture is not a meaningless expression, and also it isn’t just one meaning. An expression of architectural language can be found in form, space and order of the design’s particularity. This analogical method is suitable for this object where every aspects of the design such as location, orientation, shape, room and even structure, they all must follow the rules so that everything becomes meaningful.Keywords : Semiotics, Analogy, Pura, Segara, Hindu Dharma
GELANGGANG OLAHRAGA RENANG DI MANADO. Hi-Tech dalam Arsitektur Ayu Kurniawati; . Surjono; Mohammad M. Anasiru
Jurnal Arsitektur DASENG Vol. 7 No. 2 (2018): DASENG Volume 7, Nomor 2, November 2018
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35793/daseng.v7i2.21267

Abstract

Olahraga renang adalah suatu kegiatan yang dilakukan didalam air, yang erat hubungannya dengan kehidupan manusia. Pada dasarnya olahraga renang dilalukan dengan tujuan untuk meningkatan kesehatan. Disisi lain, dianggap sebagai bentuk kegiatan dengan tujuan rekreasi. Olahraga renang telah terdapat dalam satu betuk, di dalam semua kebudayaan, bahkan didalam kebudayaan tertua sekalipun. “Transformasi konsep high-tech dalam arsitektur” digunakan sebagai konteks tematika dalam proses perancangan. Tema ini dipilih karena di percaya merupakan tema yang memberikan kesan yang kuat pada hasil akhir objek ini. Dengan harapan, melalui tema ini bisa menghasilkan karya arsitektur yang menunjukan kemegahan suatu bangunan yang menunjukan kecangihan teknologi. Juga sekaligus dapat menunjukan program pemerintah dalam upaya mepromosikan daerah Sulawesi Utara ini khususnya Kota Manado baik local, maupun internasional.Kata Kunci  :  Olahraga renang, high-tech