Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

ANALISIS PENGARUH SISTEM PENAHAN BEBAN LATERAL TERHADAP KINERJA STRUKTUR RANGKA BAJA GEDUNG BERATURAN I Ketut Sudarsana; Ida Bagus Dharma Giri; Putu Didik Sulistiana
Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Jurnal Ilmiah Teknik Sipil, Vol. 19, No. 1, Januari 2015
Publisher : Department of Civil Engineering, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1659.678 KB)

Abstract

Kinerja suatu struktur terhadap beban gempa tergantung dari system struktur penahan beban lateral yang dipergunakan. Penelitian ini dilakukan untuk membandingkan kinerja sistem struktur penahan beban lateral pada struktur rangka baja gedung beraturan tingkat rendah dan sedang. Analisis dilakukan terhadap gedung beraturan dengan empat (4) dan sepuluh (10) tingkat. Masing-masing tingkat ditinjau 3 buah model struktur deangan variasi system struktur pemikul beban lateral yaitu Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus (SRPMK), Sistem Rangka Bresing Eksentris (SRBE), dan Sistem Rangka-Dinding Geser (shear wall). Semua Model dibebani dan dirancang mengacu pada Standar Nasional Indonesia SNI 2847:2013, SNI 1729:2002 dan SNI 1726:2012. Analisis kinerja struktur dilakukan dengan Analisis static nonlinear pushover. Struktur akan dianalisa menggunakan beban gravitasi, hujan, angin serta beban gempa yang mengacu pada ketentuan SNI 03-1726-2012 (Gempa). Dari hasil analisis dan pembahasan dapat diambil kesimpulan, bahwa perbandingan kinerja dengan sistem penahan beban lateral pada struktur rangka baja gedung beraturan adalah sistem dinding geser memiliki gaya geser dasar batas yang paling besar dari model lain. Dengan nilai gaya geser dasar untuk model 4 LT sistem dinding geser 11647,63 KN; SRBE 8402,88 KN; SRPMK 4576,70 KN dan untuk model 10 LT sistem dinding geser 16793,63 KN; SRBE 11122,53 KN; SRPMK 5157,38 KN. Sistem dinding geser memiliki kinerja perpindahan yang paling baik, karena nilai perpindahan dari sistem dinding geser paling kecil dari model lain. Dengan nilai perpindahan untuk model 4 LT sistem dinding geser 3,46 mm; SRBE 6,47 mm; dan SRPMK 19,11 mm. Model 10 LT sistem dinding geser 25,54 mm; SRBE 44,64 mm; dan SRPMK 89,49 mm. Untuk beban gempa yang sama mengacu pada model SRPMK. Dengan nilai perpindahan untuk model 4 LT SRPMK 458,90 mm; SRBE 91,17 mm; sistem dinding geser 28,76 mm dan untuk model 10 LT SRPMK 851,42 mm; SRBE 235,54 mm; sistem dinding geser 187,56 mm. SRPMK memiliki nilai daktilitas lebih besar dari model lain. Dimana nilai daktilitas untuk model 4 LT SRPMK 4,65; SRBE 3,06; sistem dinding geser 2,67 dan untuk model 10 LT SRPMK 4,77; SRBE 3,25; sistem dinding geser 2,84.
KEEFEKTIFAN SISTEM STRUKTURAL PADA MERU DALAM MENGHADAPI GEMPA BUMI I Gede Dhana Putra Sanjaya; I Putu Ellsa Sarassantika; Putu Didik Sulistiana; Kadek Yonas Prameira Suwandi; I Gusti Ngurah Agung Eka Arya Tejadinata; I Made Nova Hartawan
Jurnal Rekayasa Teknik Sipil dan Lingkungan - CENTECH Vol. 4 No. 2 (2023): Jurnal Rekayasa Teknik Sipil dan Lingkungan, Oktober 2023 ISSN 2722-0230 (Onlin
Publisher : UKI Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33541/cen.v4i2.5317

Abstract

Studi ini menganalisis sifat tahan gempa Meru, pagoda bertingkat di Bali, yang selama ini tetap utuh meskipun lapisan atasnya berbahan kayu dan lapisan dasarnya dilapisi dinding bata. Penelitian ini meliputi bentuk arsitektur, sistem struktur, bahan bangunan, respons dinamis, dan dampak beban angin terhadap Meru dalam menghadapi aktivitas seismik. Dengan menggunakan model Elemen Hingga 2-D dan analisis dinamika sejarah waktu non linier, Meru tingkat sebelas di Kawasan Pura Ulun Danu Batur Kintamani, Bali, dipelajari dalam konteks ketahanan gempa dan pengaruh beban angin. Studi ini mengungkap bahwa Meru mampu menghadapi gempa maksimum dengan tingkat kepercayaan untuk periode ulang 2500 tahun, sambil mengidentifikasi periode alami dan mode getar struktur. Dengan mempertimbangkan pula pengaruh beban angin, penelitian ini memberikan wawasan awal mengenai perilaku Meru dalam situasi gempa dan kondisi lingkungan yang lebih luas. Penelitian selanjutnya dapat melibatkan eksperimen untuk mengonfirmasi temuan ini, termasuk analisis komponen individu dan struktur secara keseluruhan.
EVALUASI KINERJA STRUKTUR SAMBUNGAN BALOK-KOLOM PIPIH BETON BERTULANG DENGAN EKSENTRISITAS GEOMETRI: STUDI PEMODELAN NUMERIK Sulistiana, Putu Didik; Sudarsana, I Ketut; Budiwati, Ida Ayu Made
JURNAL SPEKTRAN Vol 12 No 2 (2024)
Publisher : Master of Civil Engineering Program Study, Faculty of Engineering, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/SPEKTRAN.2024.v12.i02.p04

Abstract

Struktur beton bertulang menggunakan kolom dengan penampang pipih (rasio sisi panjang dengan sisi pendek lebih dari 2) umum digunakan di Bali untuk villa bertingkat rendah. Penggunaan ini didasarkan pada pertimbangan arsitektur agar kolom rata dengan tembok (tebal sekitar 150 mm). Kondisi ini menjadi kompleks pada pertemuan balok-kolom tepi dimana eksentrisitas balok terhadap kolom mempengaruhi respon sambungan. Penelitian ini menggunakan program elemen hingga (ABAQUS) untuk meneliti respon pertemuan balok-kolom penampang pipih eksentris akibat beban gempa. Tiga model pertemuan balok kolom tepi beton bertulang dengan eksentrisitas 0, 25, dan 50 mm dibebani beban lateral paralel dengan balok tepi. Model dirancang memenuhi SNI 2847:2013 untuk Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus, kecuali lebar kolom yang lebih kecil dari persyaratan. Kemampuan program divalidasi menggunakan hasil eksperimen dari literatur. Sambungan yang ditinjau memiliki panjang balok dan kolom setengah bentangan. Hasil menunjukkan eksentrisitas balok terhadap kolom signifikan mempengaruhi kekuatan geser sambungan. Defleksi besar terjadi pada kolom ke arah samping akibat kekakuan rendah dan eksentrisitas, menghambat pembentukan sendi plastis pada ujung balok. Leleh tulangan dan kerusakan beton pada sambungan cenderung terjadi lebih awal pada sisi sambungan searah pergeseran titik berat balok. Temuan ini mengindikasikan penggunaan kolom penampang pipih dengan eksentrisitas dapat mengurangi kinerja seismik struktur.