Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

PENGARUH PENYIMPANAN PADA SUHU RENDAH TERHADAP KANDUNGAN PROTEIN DAN SIFAT ORGANOLEPTIK TAHU Muchtar, Febriana; Panga, La; hastian, hastian
Jurnal Sains dan Teknologi Pangan Vol 5, No 5 (2020): Jurnal Sains dan Teknologi Pangan
Publisher : JURUSAN ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN, UNIVERSITAS HALU OLEO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (551.981 KB) | DOI: 10.33772/jstp.v5i5.15088

Abstract

ABSTRACTTofu is one of the vegetable protein sources. Low-temperature is often the best place for food storage. In households, low-temperature storage can be done in the refrigerator. This study was aimed to find out the effect of low temperature storage on protein content and organoleptic properties of tofu and to determine how long tofu should be stored at low temperature to possibly be used as a reference, especially for tofu consumers. This research was conducted using an experimental method with non-factorial Completely Randomized Design (CRD). In this study, tofu was soaked in water and stored in a container then put in a refrigerator (5 – 10 °C) with varied storage period consisting of 4 treatment levels that were without storage (T0), 2-day storage (T1), 4-day storage (T2), and 6-day storage (T3). Protein content was analyzed by using indophenol-blue and organoleptic assessment was done with the hedonic test. Data analysis was conducted using the Analysis of Variance (ANOVA) method. The result of the research shows that low-temprature storage had a significant effect on protein content and the organoleptic properties of tofu. Tofu stored at low temperature can last for up to 2 days with a protein content of 7.55% and organoleptic properties of color, aroma, and appearance reached 4.3 (like), 4.3 (like), and 4.2 (like).Keywords:Low temperature storage, tofu, protein, and organoleptic.ABSTRAKTahu merupakan salah satu sumber protein nabati. Penyimpanan bahan pangan sering dilakukan pada suhu rendah. Pada rumah tangga penyimpanan suhu rendah dapat dilakukan di kulkas (refrigerator). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh suhu rendah terhadap perubahan kandungan protein dan sifat organoleptik tahu, serta untuk mengetahui berapa lama penyimpanan tahu pada suhu rendah sehingga dapat digunakan sebagaiacuan khususnya bagi konsumen tahu. Penelitian ini dilakukan dengan metode eksperimen dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) non faktorial. Perlakuan yang diterapkan adalah penyimpanan tahu yang direndam dalam air dan disimpan dalam wadah kemudian disimpan pada refrigerator atau kulkas (5°C–10°C) dengan variasi lama penyimpanan terdiri dari 4 tingkat perlakuan yaitu tanpa penyimpanan, penyimpanan 2 hari, penyimpanan 4 hari dan penyimpanan 6 hari. Kandungan protein dianalisis dengan metode indofenol biru dan organoleptik dengan pengujian hedonik. Analisis data dilakukan dengan metode Analisis of Varians (ANOVA). Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyimpanan pada suhu rendah (5°C–10° C) berpengaruh sangat nyata terhadap kandungan protein dan sifat organoleptik tahu. Penyimpanan tahu pada suhu rendah dapat dilakukan hingga 2 hari penyimpanan dengan kadar protein 7,55% dan sifat organoleptik warna 4,3 (suka), aroma 4,3 (suka) dan penampakan 4,2 (suka).Kata kunci: Penyimpanan Suhu Rendah, Tahu, Protein dan Organoleptik.
Implementasi Kebijakan Undang-Undang No.41 Tahun 2014 atas perubahan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2009 Tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan terhadap Pelaku Usaha Agribisnis Peternakan di Kabupaten Konawe Selatan AYU LESTARI DEWI; La Panga Mpalasi
Arus Jurnal Sosial dan Humaniora Vol 3 No 2: Agustus (2023)
Publisher : Arden Jaya Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57250/ajsh.v3i2.241

Abstract

Pembangunan Pertanian merupakan upaya sadar dalam melakukan perubahan kearah yang lebih baik guna meningkatkan kualitas lingkungan hidup dan dilaksanakan melalui pendekatan Agribisnis. Kualitas lingkungan hidup yang semakin menurun dan perubahan ekosistem lingkungan hidup disebabkan oleh semakin tingginya karagaman dalam implementasi kebijakan pembangunan pertanian, industri dan pelaku usaha lainnya. Perubahan kualitas lingkungan atas pemanfaatan suatu ekosistem tentunya dapat mengancam kehidupan manusia dan makhluk lainnya untuk kelangsungan hidup baik itu dalam sektor ekonomi dan social maupun budaya jika tidak dikelola dengan sepantasnya. Fenomena maraknya perdagangan hewan dan lalu lintas pelaku usaha sangat mempengaruhi Kesehatan hewan dimana kesehatan hewan merupakan urusan yang berkaitan dengan perlindungan sumber daya hewan, kesehatan masyarakat, dan lingkungan serta penjaminan keamanan produk hewan, kesejahteraan hewan, dan peningkatan akses pasar untuk mendukung kedaulatan, kemandirian, dan ketahanan pangan asal hewan. Penerapan kebijakan Hewan ternak merupakan salah satu pendorong aspek bisnis di Indonesia, dimana hewan juga sangat bermanfaat bagi tumbuhan (kotorannya dijadikan pupuk). Sapi merupakan hewan ternak yang memiliki potensi ekonomi yang cukup tinggi, baik sebagai ternak bibit maupun sebagai produk hewani yang dapat diambil daging, susu, dan lainnya.
Prototype Usahatani Terpadu Jambu Mete Dikembangkan Petani Berbasis Entrepreneurship di Sulawesi Tenggara La Panga Mpalasi; Rasidin Utha; I Wayan Puguh; La Oge; Ayu Lestari Dewi
Arus Jurnal Sosial dan Humaniora Vol 3 No 2: Agustus (2023)
Publisher : Arden Jaya Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57250/ajsh.v3i2.242

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Identifikasi karateristik faktor pembatas internal dan eksternal usahatani terpadu jambu mete, (2) Mendesain Prototype Diversifikasi Usahatani Terpadu yang dikembangkan petani jambu mete di Sulawesi Tenggara, (3) Merumuskan kebijakan prioritas strategi pengembangan diversifikasi usahatani terpadu yang ekonomis dan berkelanjutan. Penelitian ini dilaksanakan pada sentra produksi jambu mete di Sulawesi Tenggara dengan menggunakan metode survey. Penentuan sampling menggunakan Cluster sampling pada setiap pola usahatani terpadu.yang dikembangkan petani jambu mete di Sulawesi Tenggara. Hasil penelitian menunjukan bahwa: (1). Karateristik faktor pembatas internal dan eksternal Usahatani Terpadu jambu mete di Sultra adalah kondisi sosial ekonomi petani, pola usahatani, kelompok tani, dan penanganan pascapanen serta kebijakan pemerintah. (2). Desain Prototype diversifikasi Usahatani Terpadu yang dikembangkan petani jambu mete di Sultra ditinjau dari aspek adopsi teknologinya sebagai berikut; (a). Multiple Crops farms diversified Prototype pola Mixed Culture dengan metode horizontal dan vertikal kontrak: Jambu mete – Pisang/kelapa/ Rumput Makanan Ternak (HMT). (b). Multiple Integrated farms Diversified Prototype Pola Integrasi dengan metode vertikal koordinatif : Jambu mete - ternak Sapi/Kuda /Kambing /Unggas dan HMT. (c). Multiple Product bisnis diversified Prototype, pola Regional Farms bussines, metode Vertikal Kontrak seperti : Usaha Pengolahan Jambu mete, Usaha Sarana produksi, Usaha Pemasaran hasil Usahatani terpadu dan by produknya (3)Kebijakan . prioritas strategi pengembangan usahatani terpadu jambu mete yang ekonomis dan berkelanjutan melalui: a) Strategi PSI_KPJ (Pangkas – Sanitasi –Integrasi- Kelola- Panen – Jual), prototipe diversifikasi Multiple integrated farms, pola vertikal koordinatif. b) Rehabilitasi – Sanitasi- sambung pucuk- kelola - panen – jual (RSS-KPJ) adalah Prototipe diversifikasi Multiple crops farming system, pola horizontal dan c) PEG-PAP (Proteksi Eksport gelondong – Pabrikasi - Aneka produk - pemasaran), prototipe diversifikasi Multiple product farm bussines pola regional vertikal kontrak.