Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Sosialisasi Paradigma Hidup Sehat Sebagai Konsep Promotif dan Preventif Penyakit Menular dalam Upaya Mendukung SDGs di SMA Negeri 2 Kendari Adryan Fristiohady; Nita Trinovitasari; Rifa'atul Mahmudah; Intan Permata Putri
Mosiraha: Jurnal Pengabdian Farmasi Vol. 1 No. 2 (2023): Edisi Agustus 2023
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/mosiraha.v1i2.25

Abstract

Penyakit menular yang masih tinggi di Sulawesi Tenggara adalah DBD (Demam Berdarah Dengue). Salah satu cara mencegah penyakit DBD adalah dengan melakukan 3M (Menguras, Mengubur, dan Menutup) yang merupakan program arbovirosis pemerintah. Tujuan kegiatan ini adalah memberikan pemahaman sejak dini kepada siswa SMA Negeri 2 Kendari tentang penyakit menular demam berdarah dan cara pencegahan penyakit DBD dengan gerakan 3M. Metode yang digunakan adalah ceramah dan tanya jawab dengan media leaflet. Hasil dari kegiatan ini adalah meningkatnya pemahaman peserta yang dapat dilihat dari perubahan nilai pretest dan posttest. Pada saat pretest peserta yang pemahamannya dikategorikan rendah sebanyak 30 siswa, sedang 20 siswa dan tinggi 10 siswa. Pada saat posttest jumlah peserta yang pemahamannya dikategorikan rendah dan sedang menurun menjadi 5 siswa dan 15 siswa, sedangkan yang dikategorikan tinggi meningkat menjadi 40 siswa. Kesimpulan dari kegiatan ini adalah penyelenggara berhasil memberikan edukasi dan sosialisasi terkait penyakit menular DBD dan cara pencegahannya dengan 3M.
Similarity Aspects of Cultural Values Between Indonesia and New Zealand in Early Childhood Education Stated in Curriculum Policies: Kesamaan Aspek Nilai-Nilai Budaya Indonesia dan Selandia Baru pada Pembelajaran PAUD dalam Kebijakan Kurikulum Kamil, Nurhusna; Intan Permata Putri; Kulsum Nur Hayati
Edulab : Majalah Ilmiah Laboratorium Pendidikan Vol. 8 No. 1 (2023)
Publisher : Laboratorium Pendidikan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Colaboration with Persatuan Pranata Laboratorium Pendidikan Indonesia Tingkat Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14421/edulab.2023.81.01

Abstract

This study will discuss the similarities between cultural values in early childhood learning in Indonesia and New Zealand which are outlined in the curricula of both countries. The countries primarily care for children's education which clearly highlights every aspect of their development, in that the cultural values have been explicitly incorporated into the curriculum. This study is library research because it explores written resources of documents and the curriculum. The result of the study indicated that both countries believe that values of the local culture are important to instill in children through curriculum. The Indonesian curriculum, which has committed to innovation now and then, strongly emphasizes the cultural values of Pancasila in every aspect of children's education. Meanwhile, New Zealand introduced “Te Whariki” values to children in the learning process in class. Abstrak Penelitian ini akan membahas kesamaan antara nilai-nilai budaya dalam pembelajaran anak usia dini (PAUD) di Indonesia dan Selandia Baru yang dituangkan dalam kurikulum kedua negara. Kedua negara ini sangat peduli terhadap pendidikan anak-anak yang dengan jelas menyoroti setiap aspek perkembangan mereka karena nilai-nilai budaya kedua negara ini telah secara eksplisit dimasukkan dalam kurikulum. Penelitian ini adalah penelitian kepustakaan karena mengeksplorasi sumber tertulis dokumen, kurikulum. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kedua negara percaya bahwa nilai-nilai budaya lokal penting untuk ditanamkan pada anak-anak melalui kurikulum. Kurikulum Indonesia yang saat ini berkomitmen terhadap inovasi yang sangat menekankan nilai-nilai budaya Pancasila dalam setiap aspek pendidikan anak. Sementara itu, Selandia Baru memperkenalkan nilai-nilai "Te Whariki" kepada anak-anak dalam proses pembelajaran di kelas.
Socialization Of Early Marriage Prevention As A Means Of Reducing Divorce Rates Intan Permata Putri; Umi Zahro; Novi Yuliati; Maulia Aryani Rofiqoh; Safeta Weyla Samti Ardhania; Faiza Izzata Aulia; Muhamad Agil Dalla Ramadani; Fadia Nur Amalia; Sandya Kliana Kurnia Dewi; Muhammad Khudori
PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN, BAHASA, SASTRA, SENI, DAN BUDAYA Vol. 3 No. 1 (2024): Mei : PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN, BAHASA, SASTRA, SENI, DAN BUDAYA
Publisher : Universitas Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55606/mateandrau.v3i1.2055

Abstract

Several countries face the problem of early marriage. Child marriage occurs in both urban and rural areas, with various backgrounds and economic classes. Economics, education, demographics and socio-culture influence early marriage in developing countries. Early marriage can also lead to divorce because they are not physically and mentally ready, so there are often disputes and so on. Adolescents who marry before the appropriate biological or psychological age are particularly vulnerable to adverse impacts. The community-based participatory research (CBPR) method was used in this study to address the need for a more people-centered and community-driven research approach to combat growing health disparities. The results of this study show that a movement such as socialization of early marriage prevention is needed in order to reduce the number of early marriages in Indonesia. After the number of early marriages in Indonesia is reduced, it will certainly correlate with the divorce rate in Indonesia because one of the factors of divorce is early marriage.