Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Pengaruh Pemberian Antipsikotik Terhadap Kejadian Gangguan Tidur pada Pasien dengan Skizofrenia Aditya, Martanty; Fibe Yulinda Cesa; Fina Noor Maghfira
Media Farmasi Indonesia Vol. 18 No. 2 (2023): Media Farmasi Indonesia
Publisher : SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI YAYASAN PHARMASI SEMARANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53359/mfi.v18i2.226

Abstract

Skizofrenia merupakan gangguan kesehatan komplek yang bersifat kronik, dimana untuk mempertahankan remisi perlu penggunaan senyawa antipsikotik. Studi ini bertujuan untuk mengetahui kejadian efek samping penggunaan obat antipsikotik tunggal maupun kombinasi pada pasien skizofrenia. Rancangan dengan cross sectional study dan pengambilan data retrospektif mulai dari Januari-Desember 2022 di RSUD A.M Parikesit Tenggarong Kabupaten Kutai Kertanegara. Diperoleh 92 data rekam medis yang memenuhi kriteria inklusi. Data dianalisis secara deskriptif dan analitis dengan uji chi square. Didapatkan hasil tidak terdapat pengaruh pemberian antipsikotik kombinasi maupun tunggal terhadap kejadian efek samping (p-value = 0,125). Gejala yang paling umum dialami adalah gangguan tidur. Gambaran deskriptif yang mendapatkan antipsikotik didominasi oleh pria dengan usia 36-66 tahun, jenis skizofrenia paranoid. Simpulan dari penelitian ini adalah baik penggunaan antipsikotik tunggal maupun kombinasi memiliki risiko yang sama mengalami kejadian efek samping dengan gejala yang paling umum adalah gangguan tidur.
REVIEW ARTIKEL: GEN SITOKROM YANG MEMPENGARUHI EFEKTIVITAS OBAT KONTRASEPSI DAN BERHUBUNGAN DENGAN VENOUS THROMBOEMBOLISM (VTE) Tamara, Aulia; Fibe Yulinda Cesa; Christina Agustin
JURNAL ILMIAH KESEHATAN MASYARAKAT DAN SOSIAL Vol. 3 No. 1 (2025): Februari
Publisher : CV. ALIM'SPUBLISHING

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59024/jikas.v3i1.1118

Abstract

One cardiovascular condition known as venous thromboembolism (VTE) is believed to be brought on by hormonal medications like oral contraceptives. Women taking oral contraceptives are more likely to develop VTE over the age of 40 due to a genetic predisposition that can trigger the risk from the cytochrome gene. One of the genes associated with VTE and contraception is the CYP2C19, CYP3A4, CYP1A2, and CYP345 genes. Methods: A quality assessment of the method and risk was conducted using The Joanna Briggs Institute (JBI) Instrument after a number of articles collected from Scopus, Crossref, Ebsco, Pubmed, Science Direct, and Google Scholar were selected by the inclusion criteria. Results:Articles or journals on the JBI instrument showed good quality in the number of 10 research particles. From the results of the journal analysis, several cytochrome genes were obtained, namely the CYP2C19, CYP3A4, CYP1A2, and CYP345 genes. Conclusion: Several types of cytochrome genes that affect oral use as well as VTE. The cytochrome CYP2C19 gene may decrease the effects of clopidogrel. The use of CYP3A4 gene-inducing drugs should be considered at the same time as contraception and it is advisable to use other drug alternatives. Concomitant use of CYP1A2 gene-inducing drugs with contraception should be avoided because they may decrease the contraceptive effect. The use of cyclosporine drugs needs to be monitored because cyclosporine can increase estrogen levels in the liver.
Inovasi Nanokolagen Sisik Ikan Gurami (Oshpronemus gouramy) yang Dikombinasikan dengan Ekstrak Buah Delima (Punica granatum L.) sebagai Serum Anti-Aging Puan Vindi Hayati Fallah; Rizal Bing Garumal Indianta; Sevita Regina Reniawati; Yinartha Tirtasari; Fibe Yulinda Cesa
Jurnal Farmasi Ma Chung: Sains, Teknologi, dan Klinis Komunitas Vol. 1 No. (2) (2023): Jurnal Farmasi Ma Chung: Sains, Teknologi, dan Klinis Komunitas
Publisher : Program Studi Farmasi, Universitas Ma Chung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33479/jfmc.v1i(2).17

Abstract

Pada kulit manusia yang terpapar sinar UV setiap hari akan meningkatkan pembengkakan jaringan sehingga dapat menimbulkan kerutan pada kulit. Sisik Ikan diketahui memiliki beberapa komponen salah satunya kolagen yang dapat bermanfaat untuk meningkatkan elasitas dan membantu pembentukan sel kulit. Buah delima merah (Punica granatum) dikenal luas kaya akan zat bioaktif antioksidan seperti flavonoid, asam galat, dan asam askorbat yang memiliki dapat melindungi komponen seluler dari kerusakan akibat radikal bebas. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi dan membandingkan aktivitas antioksidan pada sediaan serum. Pengekstrakan sisik ikan gurami untuk mendapatkan kolagen, kemudian kolagen yang telah didapatkan diubah partikelnya menjadi nanokolagen. Pada buah delima akan dilakukan ekstraksi dengan metode maserasi menggunakan alkohol 75% kemudian maserat dievaporasi hingga menjadi ekstrak kental. pembuatan serum dilakukan dengan menggunakan magnetic stirer dengan kecepatan 120 rpm. Serum yang sudah jadi akan di uji evaluasi fisik. Hasil yang didapatkan pada pengujian evalusi sediaan serum memenuhi persyaratan untuk sediaan serum. Tetapi pada pengujian DPPH yang memiliki aktivitas antioksidan paling tinggi terdapat pada serum F3 dengan nilai IC50 sebesar 15.3643 ppm. Dan jika dibandingkan dengan serum pasaran dengan nilai IC50 sebesar 182.3051 ppm. Serum anti aging dengan kandungan ekstrak buah delima dan sisik ikan gurami memiliki kadar aktivitas antioksidan lebih tinggi. Pada hasil evaluasi fisik sediaan serum anti-aging dengan kandungan ekstrak buah delima dan nanokolagen sisik ikan gurami memenuhi persyaratan dengan baik.