Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PENERAPAN TEKNOLOGI LUBANG BIOPORI SEBAGAI SOLUSI PERMASALAHAN LINGKUNGAN DI KELURAHAN MELAYU BESAR KOTA Rachel Ditya Syaharani; Raisa Adella; Muhammad Rizky; Nurhalisa; Mutiara Zahira; Fatahul Jannah; Aisyah Putri; Ziffa Sabrina Rahman; Brian Alan Hutasoit
Kreativitas Pada Pengabdian Masyarakat (Krepa) Vol. 1 No. 4 (2023): Kreativitas Pada Pengabdian Masyarakat (Krepa)
Publisher : CV SWA Anugerah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.8765/kpa.v1i4.231

Abstract

Permasalahan banjir melanda sebagian wilayah di Desa Melayu Besar Kota ini, dimana banyak disebabkan oleh ulah manusia sendiri. Kurangnya kepedulian menjaga lingkungan menjadi hal utama penyebab banjir. Penyebab lain pembuangan sampah di aliran badan air, sehingga air tidak bisa mengalir dengan lancar pada akhirnya mengakibatkan luapan air. Oleh karena itu, muncullah ide pembuatan lubang resapan biopori dimana bahan utamanya adalah sampah organik. Lubang biopori berfungsi meresapkan air ke dalam tanah dan dapat digunakan untuk membuat kompos. Lubang biopori tidak membutuhkan area luas dan proses pembuatannya sangat mudah, hal ini tentu menjadi solusi yang tepat untuk wilayah dengan lahan terbuka yang sempit. Pelaksanaan kegiatan pengabdian masyarakat ini dilakukan di kantor lurah Kelurahan Desa Melayu Besar Kota Kecamatan Tanah Putih Tanjung Melawan dengan permasalahan lingkungan kekeringan sumber air yang dilanda saat musim kemarau dan kebanjiran dilingkungan sekitar. Untuk membuat lunbang biopori dibutuhkan Pipa PVC. Pipa PVC ini digunakan untuk sebagai lubang resapan. Pipa PVC ini biasanya harganya cukup mahal sehingga dapat diganti dengan botol air mineral bekas yang ukuran 1,5 L. Botol air mineral bekas ini sering kali terbuang dan tidak dimanfaatkan. Oleh sebab itu, secara tidak langsung kita dapat memanfaatkan limbah yang tak terpakai Dari permasalahan ini pemecahan masalahan dengan memperkenalkan akan penting nya biopori sebagai lubang resapan air dan penyubur bagi tanah
Indonesian Twitter Users Language Attitude Towards English-Indonesian Code-mixing Muhammad Rizky; Indah Tri Purwanti; Rumiri Aruan
IDEAS: Journal on English Language Teaching and Learning, Linguistics and Literature Vol. 12 No. 1 (2024): IDEAS: Journal on English Language Teaching and Learning, Linguistics and Lite
Publisher : Institut Agama Islam Negeri Palopo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24256/ideas.v12i1.2340

Abstract

Social media users need language as a tool to communicate, both in verbal and written form. Over time, the language used in social media also shows some significant growth. Talking about language in social media, there is an interesting phenomenon recently on social media that can be reached within the internet, namely the code-mixing of Indonesian and English (which in Indonesian are also popularly known as Jaksel language, Keminggris, Kemlondo, Indoglish, Englonesian, or Bahasa Gado-gado). This study is aimed to find out the attitudes of 500 Indonesian Twitter users towards English-Indonesian code-mixing with a questionnaire. This study uses a descriptive-quantitative approach. For the result of each aspect, it shows a quite positive indication: Cognitive aspect 2.92, Affective aspect 2.75, and Conative 2.79. If the three aspects being summed up, also indicated a quite positive attitude towards the code-mixing with point or score 2.82. The attitudes come from many reasons and factors, such as the need for understandability in communication, language prestige, prepossessing or attracting attention, confidence, and language aptitude.