I Putu Ariyasa Darmawan
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

KAJIAN FILOSOFI TRADISI NAWUR PENEMPUH PADA UPACARA PERKAWINAN DI DESA ADAT SELAT PANDAN BANTEN KECAMATAN SUKASADA, KABUPATEN BULELENG Ni Putu Ayu Dian Puspa Wijayantini; I Putu Ariyasa Darmawan; Ketut Agus Nova
Vidya Darsan: Jurnal Mahasiswa Filsafat Hindu Vol 5, No 1 (2023)
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Hindu Negeri Mpu Kuturan Singaraja

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55115/darsan.v5i1.3724

Abstract

Nawur penempuh is a continuation ceremony at the wedding ceremony, Based on this background, the following problems are formulated: 1) What is the basis for the existence of the Nawur Penempuh Tradition at the wedding ceremony in the Selat Pandan Traditional Village, Banten, 2) What is the function of the Nawur Penempuh Tradition at the wedding ceremony in the Selat Pandan Traditional Village, Banten, 3) What is the meaning of philosophy contained in the Nawur Penempuh Tradition at the wedding ceremony in the Selat Pandan Traditional Village, Banten. The basis for the Nawur Penempuh tradition is as follows: 1) History of the Nawur Penempuh tradition, 2) Religious foundation, 3)Place of implementation of the Nawur Penempuh, 4) Time of implementation of the Nawur Penempuh, 5) Stages of the implementation of the Nawur Penempuh, 6) Means of Nawur Penempuh ceremonies, 7) Prayers and spells of Nawur Penempuh performers. The functions of the nawur traveler tradition are: 1) The function of offering theology and devotional service to prostrate gratitude for the gifts that have been given, 2) The function of togetherness in the nawur traveler tradition can be seen in the togetherness that is created between the outside and local communities mutually forming a sense of togetherness between society, and 3) The symbolic function of paying the Nawur Penempuh is found in the male suckling pig which is an important requirement in the Nawur Penempuh tradition because it is the content of the bhisama and if not the male suckling pig is offered then the offering given is abstractly not accepted and is called kepindon Meaning The philosophy contained in the nawur penempuh tradition: The meaning of cultural preservation is to preserve cultural customs. The second meaning is ethics regarding controlling the minds possessed by the community during the implementation of the nawur penempuh ceremony so that the sanctity and sacredness of the event is maintained from beginning to end which is carried out in a solemn manner. Keywords : Philosophy, Nawur Penempuh Tradition
Teknik Hatha Yoga Dalam Tari Taruna Jaya Di Sanggar Tari Teja Manik Desa Tejakula Kecamatan Tejakula Kabupaten Buleleng Putu Bratria Dama Dayanu; Ayu Veronika Somawati; I Putu Ariyasa Darmawan
Jurnal Yoga dan Kesehatan Vol 7 No 2 (2024)
Publisher : UHN IGB Sugriwa Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25078/jyk.v7i2.3710

Abstract

Artikel ini bertujuan mengetahui dan memahami lebih dalam terkait aspek-aspek teknik hatha yoga yang terkandung dalam Tari Taruna Jaya di Sanggar Tari Teja Manik Desa Tejakula. Metode yang digunakan untuk mengetahui aspek-aspek teknik hatha yoga yang terkandung dalam Tari Taruna Jaya di Sanggar Tari Teja Manik Desa Tejakula pada artikel ini adalah menggunakan metode penelitian kualitatif. Praktik Tari Taruna Jaya memiliki banyak korelasi dengan teknik hatha yoga, seperti contohnya agem merupakan implementasi asana, ngunda bayu merupakan implementasi dari pranayama dan tetuek tetekes merupakan implementasi bandha. Pembahasan mengenai aspek teknik hatha yoga yang terkandung dalam Tari Taruna Jaya menunjukan bahwa : 1) Bentuk teknik hatha yoga pada Tari Taruna Jaya terlihat pada bentuk asana yang terdiri atas pose level bawah dan gerak yang bersumber dari alam, bentuk pranayama yang terdiri atas pola pernapasan arah vertikal dan pola pernapasan gerak perpindahan, bentuk bandha terdiri atas mahabandha dan kuncian khusus; 2) Fungsi teknik hatha yoga pada Tari Taruna Jaya meliputi fungsi kesehatan fisik, fungsi pengendalian diri, fungsi etika sosial, fungsi pembangkitan energi spiritual, fungsi konsep penyatuan dan fungsi konsep keseimbangan; 3) Implementasi teknik hatha yoga pada Tari Taruna Jaya berkaitan dengan tempo musik, karakter dan kondisi fisik sehingga menjadikan pembabakan tari sebagai acuan praktiknya. Papeson, pangawak, pangecet dan pakaad merupakan bagian dari pembabakan Tari Taruna Jaya yang terdapat teknik dalam penerapannya.