p-Index From 2020 - 2025
0.444
P-Index
This Author published in this journals
All Journal Buletin Utama Teknik
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

EFISIENSI ALAT BERAT PADA BORROW MATERIAL PADA JALAN TOL MEDAN-BINJAI SEKSI 1 Darlina Tanjung; Hamidun Batubara; Jupriah Sarifah; Angga Pratama Pasaribu
Buletin Utama Teknik Vol 17, No 2 (2022): Edisi Januari
Publisher : Universitas Islam Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Jalan Tol merupakan suatu jalan alternatif untuk mengatasi kemacetan lalu lintas ataupun untuk mempersingkat jarak dari suatu tempat ke tempat lain. PT. Hutama Karya merupakan perusahaan yang dipilih untuk melaksanakan pekerjaan Jalan Tol Medan-Binjai. Jalan Tol ini terbagi atas 3 seksi, yaitu: seksi I akses Tanjung Mulia-Helvetia sepanjang 6,270 km, seksi II akses Helvetia-Semayang sepanjang 6,175 km dan seksi III Semayang-Binjai sepanjang 4,275. Total panjang Jalan Tol Medan-Binjai adalah 16.80 km. Borrow Material merupakan  pekerjaan timbunan tanah yang bahan timbunannya berasal dari luar atau galian di tempat lain. Pada pekerjaan Borrow Material diperlukan Alat Berat sesuai pekerjaan yang dibutuhkan yaitu: alat pemuat material (Excavator), alat pengangkut material (Dump Truck), alat penghampar material (Buldozer), alat perata material (Motor Grader), alat pemadat material (Vibratory Roller). Alat-alat tersebut sangat berpengaruh dengan pelaksanaan, sehingga diperlukan analisis perhitungan Alat Berat untuk menyesuaikan waktu pekerjaan dilapangan dengan waktu yang disediakan oleh pemilik proyek yaitu 16 minggu. Topik bahasan ini dititik beratkan pada perhitungan produktivitas Alat Berat pada pekerjaan Borrow Material. Dimana produktivitas Alat Berat yang didapat yaitu: Excavator 107,07 m3/jam, Dump Truck 9,47 m3/jam, Buldozer148,00 m3/jam, Motor Grader 315,06 m3/jam dan Vibratory Roller96,25 m3/jam. Kombinasi ideal yaitu: 1 unit Excavator dikombinasikan dengan 11 unit Dump Truck dengan waktu pekerjaan selama 14 minggu. Laporan Skripsi ini diharapkan bermanfaat bagi mahasiswa yang membahas hal yang sama, pihak yang akan melaksanakan proyek yang sama terutama bagi penulis.
ANALISA KEBUTUHAN AIR IRIGASI PADA BENDUNG SEI WAMPU DI KECAMATAN STABAT KABUPATEN LANGKAT M. A. Tamin Siregar; Anisah Lukman; Darlina Tanjung
Buletin Utama Teknik Vol 15, No 3 (2020): Edisi Mei
Publisher : Universitas Islam Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Irigasi Sei Wampu yang berada di Kecamatan Stabat yang direncanakan dengan debit kebutuhan normal yang akan disadap sebesar 18,040 m3/dt dengan luas areal persawahan 10.991 hektar.Poros bendung yang direncanakan melintang sungai, tinggi bendung 9,234 meter,dengan jari-jari hidrolis 5,00 meter dari dasar sungai yang berada di elevasi + 24,22 m dan elevasi lantai depan + 19,22 m dengan bendung sebagai bangunan utamanya. Dasar perencanaan hidrolis bendung meliputi Debit Maksimum dan Minimum, Curah hujan dan debit banjir terhadap luas area yang dialiri. Kebutuhan air irigasi secara keseluruhan perlu diketahui karena merupakan salah satu tahap penting yang diperlukan dalam perencanaan dan pengelolaan sistem irigasi. Kebutuhan air irigasi adalah jumlah volume air yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan evaporasi, kehilangan air, kebutuhan air untuk tanaman dengan memperhatikan jumlah air yang diberikan oleh alam melalui hujan dan konstribusi air tanah. Sumber air irigasinya berasal dari Sungai Sei Wampu. Faktor-faktor untuk menentukan kebutuhan ai ririgasi antara lain penyiapan lahan, penggunaan konsumtif, perkolasi dan rembesan, pergantian lapisan air dan curah hujan efektif. Dari hasil analisis dengan menggunakan metode Pennam dengan menggunakan sistem pola tanam Padi-Padi-Palawija dan menggunakan kebutuhan pengambilan 3 golongan dalam jangka waktu penyiapan lahan satu bulan, maka didapat besarnya nilai debit kebutuhan air irigasi maksimal masing-masing pada alternatif I 15,541 m3/dt, alternatif II 15,960 m3/dt, alternatif III 17,547 m3/dt di dapatkan nilai kebutuhan air irigasi maksimal yang terkecil yaitu 15,541 m3/dt.