Aris Badaruddin Thoha
Informatika/STMIK EL RAHMA YOGYAKARTA

Published : 7 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

PINJAMAN ONLINE DALAM TINJAUAN HUKUM ISLAM Aris Badaruddin Thoha
Jurnal Informatika Komputer, Bisnis dan Manajemen Vol 20 No 1 (2022): Januari 2022
Publisher : LPPM STMIK El Rahma Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61805/fahma.v20i1.46

Abstract

The development of information and communication technology has an impact on the emergence of new innovations in various fields of human life. One of these innovations is in the field of financial technology (fintech), one of which is electronic-based money lending transactions which became popular with the term online loans (Pinjol). Pinjol has become a business trend and has become the choice of many people because it is considered to promise convenience, is seen as more effective, fast and easy than having to meet in person at the location to carry out debt transactions. However, borrowing transactions in practice leave many problems in society such as loan interest that strangles borrowers, physical threats to borrowers who cannot pay debts or installments, digital terror and threats to spread private secrets to the public through social media and so on. This study will answer how the views of Islamic law are related to loan transactions. The type of research used is library research with a normative qualitative approach by collecting information and OJK data about online loans and DSN MUI fatwa documents. The analysis was carried out using a qualitative method, namely explaining and describing the data obtained from the research and grouped according to their quality and truth to answer the problem. The results of this study are that online loan transactions are legal and permissible as long as they are in accordance with sharia principles. The implementation of online loan services must not conflict with sharia principles, including avoiding usury, gharar, maysir, tadlis, dharar, zhulm, and haram.
PENGARUH PEMAHAMAN FATWA MUI TENTANG PERLINDUNGAN HKI TERHADAP PERILAKU PELANGGARAN HAK CIPTA DIKALANGAN MAHASISWA YOGYAKARTA Aris Badaruddin Thoha
Jurnal Informatika Komputer, Bisnis dan Manajemen Vol 17 No 1 (2019): Januari 2019
Publisher : LPPM STMIK El Rahma Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61805/fahma.v17i1.83

Abstract

Copyright infringement, especially the use of illegal computer (software) programs, is common in Indonesia. According to the BSA report in the 2011 Global Software Piracy Study which was released on May 15, 2012, found 59 percent of computer users in Indonesia claimed to do software piracy. The Indonesian Ulama Council as one of the Islamic religious institutions in the State of Indonesia has issued a fatwa number 1 / MUNAS VII / MUI / 15/2005 concerning the Protection of Intellectual Property Rights, which contains several considerations, the legal basis and the mafsadat caused. This study takes the scope of copyright violations of computer programs in the world of education that are loaded with the use of various computer programs. The education world should be free from this copyright infringement behavior. To find out the legal reality in the community in this case the academic community, this study uses a type of quantitative research or survey research with a quantitative data analysis approach. This study takes direct data with a questionnaire about the perspective of students in Yogyakarta about the behavior of using computer programs that violate copyright and how the governing law can affect the community. The results of this study are understanding of FATWA MUI No. 1/MUNASVII/ MUI/15/2005 concerning IPR Protection does not affect IPR violation behavior.
STATUS HUKUM TRANSAKSI GO-PAY PERSPEKTIF ISLAM Aris Badaruddin Thoha
Jurnal Informatika Komputer, Bisnis dan Manajemen Vol 17 No 2 (2019): Mei 2019
Publisher : LPPM STMIK El Rahma Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61805/fahma.v17i2.96

Abstract

E-money (electronic money) is present as an alternative non-cash payment instrument, especially for micro payments to retail. The emergence of e-money in Indonesia was motivated by the Bank Indonesia Regulation Number 11/12 / PBI / 2009 as one of the supporters of the Bank Indonesia agenda to create a less cash society in Indonesia. E-money itself aims to make it easier for humans to carry out all kinds of economic transactions in their lives, especially for micro payments. One electronic money that has obtained a license (permit) from Bank Indonesia is the Go-Pay owned by the company PT Dompet Karya Anak Bangsa. The Bank Indonesia permit was submitted on September 29, 2014. Go-Pay is the result of the development of payment technology, namely electronic money virtual where Go-Pay is not in the form of card pay but in the form of a Go-Jek account. Go-Pay is believed to be a form of payment that makes it easier for the customer to pay for various transactions in the Go-Jek application, because with this mechanism the customer does not need to provide cash and pay in cash. Even customers can easily refill balance or top-up balance to a Go-Pay account. One of the discussions in the community regarding transactions using Go-Pay is a discount. Some scholars say that the discount is an additional benefit called usury, while others say the added benefit of discounting is not a form of usury.Based on the background that has been stated, the formulation of the problem in this study is how the legal status of Go-Pay transactions in the Islamic perspective is associated with the existence of additional benefits? To answer this problem, library research with a normative qualitative approach is conducted and processing techniques and data analysis use qualitative methods. The results of this study are that the contract that occurs between the issuer and the Go-Pay user when the user performs top-up is the contract wadi'ah (deposit) or qardh contract (accounts payable). The discount in transactions using Go-Pay does not include usury, because the discount is not given by Go-Pay as a publisher but by Go-Jek as the owner of the application where Go-Pay and Go-Jek are two different entities.
Perancangan Enterprise Architecture Social Customer Relationship Management Sebagai Pendukung Pemasaran Perguruan Tinggi Sanuri, Rachmad; Thoha, Aris Badaruddin; Muzakkar, Momon
Jurnal Informatika Komputer, Bisnis dan Manajemen Vol 22 No 3 (2024): September 2024
Publisher : LPPM STMIK El Rahma Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61805/fahma.v22i3.140

Abstract

Setiap perguruan tinggi akan berusaha memberikan keunggulan layanan pendidikan sebagai salah satu strategi pemasaran. Mahasiswa, dosen, karyawan, masyarakat, pengguna lulusan, asosiasi profesi dan pemerintah adalah sebagai stakeholders bagi penyelenggaraan perguruan tinggi. Ketatnya persaingan menuntut penyelenggara pendidikan tinggi  untuk meningkatkan layanannya kepada para stakeholder sebagai usaha untuk meningkatkan dan mempertahankan jumlah mahasiswanya. Perbaikan kualitas layanan  dan pengelolaan hubungan dengan stakeholder  diharapkan mampu memberikan keunggulan yang kompetitif.  Social Media Customer Relationship Management (CRM) atau Social CRM adalah integrasi media sosial ke dalam CRM institusi dan berfokus pada bagaimana membangun hubungan yang efektif dengan pihak-pihak yang terlibat dalam penyelenggaraan pendidikan tinggi, agar mereka tetap setia pada produk dan layanan yang diberikan oleh institusi pendidikan dalam jangka panjang. Implementasi Social CRM untuk institusi  perguruan tinggi membutuhkan sebuah desain Enterprise Architecture (EA) yang dapat membantu institusi menyesuaikan strategi yang kompetitif dan selaras dengan visi institusi dengan memanfaatkan  teknologi informasi. Hasil dari penelitian ini adalah merancang EA menggunakan framework TOGAF 10 ADM dalam lingkungan cloud computing untuk menghasilkan target model bisnis dan artefact pada setiap tahapannya. Dengan.memanfaatkan EA dalam pengembagan sistem informasi dapat membantu institusi menerapkan teknologi informasi untuk strategi yang kompetitif.
Perspektif Syariah terhadap Praktik Monopoli di E-Commerce : Studi Kasus Shopee Thoha, Aris Badaruddin; Nurudin, Irfan; Badaruddin Thoha, Aris
Fahma : Jurnal Informatika Komputer, Bisnis dan Manajemen Vol 23 No 1 (2025): Januari 2025
Publisher : LPPM STMIK El Rahma Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61805/fahma.v23i1.160

Abstract

Shopee, yang merupakan salah satu platform e-commerce teratas, telah berhasil menarik perhatian konsumen melalui strategi pemasaran yang agresif. Meskipun Shopee memiliki pangsa pasar yang dominan, praktik monopoli menjadi isu yang perlu diperhatikan karena dapat merugikan konsumen dan pelaku usaha lain. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif analisis untuk memahami praktik monopoli di Shopee dari perspektif syariah. Metode yang diterapkan dalam penelitian adalah kualitatif deskriptif. Pengumpulan data, digunakan sumber data sekunder, yang diperoleh dari berbagai literatur serta karya ilmiah yang berhubungan dengan topik monopoli. Dominasi pangsa pasar Shopee menimbulkan kekhawatiran mengenai keberlanjutan bagi penjual kecil yang tertekan untuk menurunkan harga demi bersaing. Strategi pemasaran Shopee yang agresif, termasuk iklan masif dan promosi besar-besaran, meningkatkan kesadaran merek dan menarik lebih banyak pengguna. Namun, strategi ini dapat menciptakan ketergantungan pada diskon dan merugikan penjual kecil. Dalam hal pengiriman, Shopee mengutamakan perusahaan afiliasi, yang dapat merugikan kompetitor dan menciptakan ketidakadilan. Praktik monopoli di Shopee bertentangan dengan prinsip keadilan dalam transaksi. Perlindungan konsumen juga menjadi perhatian utama, dimana monopoli dapat mengurangi daya tawar konsumen. Dalam hal etika bisnis, dominasi pasar Shopee tetap menimbulkan pertanyaan mengenai konsistensi praktik bisnis yang sesuai syariah. Penelitian ini menunjukkan bahwa praktik monopoli Shopee dapat merugikan kompetitor dan konsumen, meskipun menawarkan kemudahan.
Transformasi Digital Pengelolaan Arsip dan Peningkatan Literasi Teknologi di Pondok Pesantren Miftahunnajah Suparyanto, Suparyanto; Thoha, Aris Badaruddin; Syafrianto, Andri; Arifin, Muhammad Zainal; Ismail, Afif; Putra, Muhammad Habib Dwi
JMM - Jurnal Masyarakat Merdeka Vol 7, No 2 (2024): NOVEMBER
Publisher : Universitas Merdeka Pasuruan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51213/jmm.v7i2.169

Abstract

Transformasi digital dalam pengelolaan arsip dan pelatihan literasi teknologi menjadi kebutuhan penting di lingkungan pendidikan, khususnya di pesantren. Kegiatan pengabdian masyarakat yang dilaksanakan oleh mahasiswa jurusan informatika STMIK El Rahma Yogyakarta ini bertujuan untuk mengimplementasikan e-arsip ARTERI sebagai solusi digital dalam pengelolaan arsip di Pondok Pesantren Miftahunnajah Sleman serta mengintegrasikannya dengan pelatihan software digital seperti Canva, Figma dan Construct. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah model iterasi, yang memungkinkan evaluasi dan perbaikan sistem secara bertahap berdasarkan umpan balik pengguna. Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi e-arsip ARTERI berhasil meningkatkan efisiensi pencarian dokumen dan mengurangi ketergantungan pada dokumen fisik, serta meningkatkan ketepatan dalam manajemen arsip Sementara itu, pelatihan software digital meningkatkan keterampilan teknologi santri, khususnya dalam desain grafis, pembuatan media pelajaran serta pemanfaatan teknologi dalam aktivitas akademik mereka. Kendala yang dihadapi mencakup keterbatasan infrastruktur yang berhasil diatasi dengan strategi peningkatan infrastruktur dan pelatihan berkelanjutan. Rekomendasi dari penelitian ini adalah optimalisasi lanjutan dalam pemanfaatan teknologi digital untuk mendukung efisiensi administrasi serta peningkatan keterampilan digital di lingkungan pesantren agar lebih siap menghadapi tantangan era digital.
Perspektif Syariah terhadap Praktik Monopoli di E-Commerce : Studi Kasus Shopee Thoha, Aris Badaruddin; Nurudin, Irfan; Badaruddin Thoha, Aris
Fahma : Jurnal Informatika Komputer, Bisnis dan Manajemen Vol 23 No 1 (2025): Januari 2025
Publisher : LPPM STMIK El Rahma Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61805/fahma.v23i1.160

Abstract

Shopee, yang merupakan salah satu platform e-commerce teratas, telah berhasil menarik perhatian konsumen melalui strategi pemasaran yang agresif. Meskipun Shopee memiliki pangsa pasar yang dominan, praktik monopoli menjadi isu yang perlu diperhatikan karena dapat merugikan konsumen dan pelaku usaha lain. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif analisis untuk memahami praktik monopoli di Shopee dari perspektif syariah. Metode yang diterapkan dalam penelitian adalah kualitatif deskriptif. Pengumpulan data, digunakan sumber data sekunder, yang diperoleh dari berbagai literatur serta karya ilmiah yang berhubungan dengan topik monopoli. Dominasi pangsa pasar Shopee menimbulkan kekhawatiran mengenai keberlanjutan bagi penjual kecil yang tertekan untuk menurunkan harga demi bersaing. Strategi pemasaran Shopee yang agresif, termasuk iklan masif dan promosi besar-besaran, meningkatkan kesadaran merek dan menarik lebih banyak pengguna. Namun, strategi ini dapat menciptakan ketergantungan pada diskon dan merugikan penjual kecil. Dalam hal pengiriman, Shopee mengutamakan perusahaan afiliasi, yang dapat merugikan kompetitor dan menciptakan ketidakadilan. Praktik monopoli di Shopee bertentangan dengan prinsip keadilan dalam transaksi. Perlindungan konsumen juga menjadi perhatian utama, dimana monopoli dapat mengurangi daya tawar konsumen. Dalam hal etika bisnis, dominasi pasar Shopee tetap menimbulkan pertanyaan mengenai konsistensi praktik bisnis yang sesuai syariah. Penelitian ini menunjukkan bahwa praktik monopoli Shopee dapat merugikan kompetitor dan konsumen, meskipun menawarkan kemudahan.