Claim Missing Document
Check
Articles

Found 16 Documents
Search

STUDI PENGARUH KONDISI TANAH WILAYAH PESISIR PANTAI AMAL TERHADAP TAHANAN PEMBUMIAN ELEKTRODE PASAK 1,5 METER GEDUNG LABORATORIUM TEKNIK UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN Budiman, Achmad
Jurnal Harpodon Borneo Vol 10, No 2 (2017): Volume 10 No.2 Oktober 2017
Publisher : Jurnal Harpodon Borneo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (443.482 KB) | DOI: 10.35334/harpodon.v10i2.246

Abstract

Earthing systems are less well able to cause damage to electrical equipment. The risks are more current can not be optimally channeled back to earth. The smaller the resistance value, The better the earthing system. In certain soil conditions, grounding resistance value is also influenced by the depth of planting electrodes. The measurement results one ground rod resistance value with a length of 1.5 m, a diameter of 0.045 m, a depth of 3 m in Building Engineering Laboratory of the Borneo Tarakan University obtained value R (earth) = 12.76 Ω, while the calculation of R (earth) = 12.85 Ω with the average value of muddy clay resistivity (ρ) = 38.58 Ω-m. For the attainment of the grounding resistance value ≤ 5 Ω as required in the General Terms Electrical Installation (PUIL 2000) will require a minimum of three ground rod.
Analisa Perbandingan Tahanan Pembumian Peralatan Elektroda Pasak pada Gedung Laboratorium Teknik Universitas Borneo Tarakan Budiman, Achmad
JURNAL NASIONAL TEKNIK ELEKTRO Vol 6, No 3: November 2017
Publisher : Jurusan Teknik Elektro Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (647.314 KB) | DOI: 10.25077/jnte.v6n3.454.2017

Abstract

Earthing systems are less well able to cause damage to electrical equipment. The risks are more current can not be optimally channeled back to earth. The smaller the resistance value, The better the earthing system. In certain soil conditions, grounding resistance value is also influenced by the depth of planting electrodes. The measurement results one ground rod resistance value with each length of 1.5 m and 2 m, diameter 0.045 m, respectively depth of 3 m and 3.25 m in Building Engineering Laboratory of the University of Borneo Tarakan successively obtained values of R (earthing) amounted to 12.76 Ω and 12 Ω while the calculation, the value of R (earthing) of 12.85 and 12.10 Ω Ω with the average value of muddy clay resistivity (ρ) of 38.58 Ω-m and 38.84 Ω-m. The installation of a ground rod 1,5m  of minimum 3 pieces in parallel has an R (earthing) value of 4.28 Ω complied with General Term Electrical Installation (PUIL 2000) ≤ 5 Ω and minimum installation distance between electrodes of 2 (two) times in length.Keywords : single rod electrodes, resistivity, earthing resistance.Abstrak - Sistem pembumian yang kurang baik dapat menyebabkan kerusakan pada peralatan listrik. Resiko yang ditimbulkan adalah arus lebih tidak dapat disalurkan secara maksimal kembali ke bumi. Semakin kecil nilai tahanan pembumian maka semakin baik sistem pembumiannya. Pada kondisi tanah tertentu, nilai tahanan pembumian juga dipengaruhi oleh kedalaman penanaman elektroda.  Hasil pengukuran nilai tahanan pembumian elektroda pasak tunggal dengan panjang masing-masing 1,5 m dan 2 m, diameter 0,045 m, masing-masing kedalaman 3 m dan 3,25 m pada Gedung Laboratorium Teknik Universitas Borneo Tarakan berturut-turut diperoleh nilai R(pembumian) sebesar 12,76 Ω dan 12 Ω sedangkan hasil perhitungan diperoleh nilai R(pembumian) sebesar 12,85 Ω dan 12,10 Ω dengan nilai rata-rata tahanan jenis tanah liat berlumpur (
STUDI PENGARUH KONDISI TANAH WILAYAH PESISIR PANTAI AMAL TERHADAP TAHANAN PEMBUMIAN ELEKTRODE PASAK 1,5 METER GEDUNG LABORATORIUM TEKNIK UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN Achmad Budiman
Jurnal Harpodon Borneo Vol 10, No 2 (2017): Volume 10 No.2 Oktober 2017
Publisher : Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan Universitas Borneo Tarakan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35334/harpodon.v10i2.246

Abstract

Earthing systems are less well able to cause damage to electrical equipment. The risks are more current can not be optimally channeled back to earth. The smaller the resistance value, The better the earthing system. In certain soil conditions, grounding resistance value is also influenced by the depth of planting electrodes. The measurement results one ground rod resistance value with a length of 1.5 m, a diameter of 0.045 m, a depth of 3 m in Building Engineering Laboratory of the Borneo Tarakan University obtained value R (earth) = 12.76 Ω, while the calculation of R (earth) = 12.85 Ω with the average value of muddy clay resistivity (ρ) = 38.58 Ω-m. For the attainment of the grounding resistance value ≤ 5 Ω as required in the General Terms Electrical Installation (PUIL 2000) will require a minimum of three ground rod.
Analisa Tahanan Pembumian Peralatan Gedung Laboratorium Teknik Universitas Borneo Tarakan yang Menggunakan Elektrode Pasak Tunggal Panjang 2 Meter Achmad Budiman
Jurnal Penelitian Enjiniring Vol 21 No 1 (2017)
Publisher : Center of Techonolgy (COT), Fakultas Teknik, Universitas Hasanuddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (252.106 KB) | DOI: 10.25042/jpe.052017.11

Abstract

Sistem pembumian yang kurang baik dapat menyebabkan kerusakan pada peralatan listrik. Resiko yang ditimbulkan adalah arus lebih tidak dapat disalurkan secara maksimal kembali ke bumi. Semakin kecil nilai tahanan pembumian maka semakin baik sistem pembumiannya. Pada kondisi tanah tertentu, nilai tahanan pembumian juga dipengaruhi oleh kedalaman penanaman elektroda. Hasil pengukuran nilai tahanan pembumian elektroda pasak tunggal dengan panjang 2 m, diameter 0,045 m, kedalaman 3,25 m pada Gedung Laboratorium Teknik Universitas Borneo Tarakan diperoleh nilai R(pembumian) = 12 Ω sedangkan hasil perhitungan diperoleh nilai R(pembumian) = 12,10 Ω dengan nilai rata-rata tahanan jenis tanah liat berlumpur (
Analisa Perbandingan Tahanan Pembumian Peralatan Elektroda Pasak pada Gedung Laboratorium Teknik Universitas Borneo Tarakan Achmad Budiman
JURNAL NASIONAL TEKNIK ELEKTRO Vol 6, No 3: November 2017
Publisher : Jurusan Teknik Elektro Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (647.314 KB) | DOI: 10.25077/jnte.v6n3.454.2017

Abstract

Earthing systems are less well able to cause damage to electrical equipment. The risks are more current can not be optimally channeled back to earth. The smaller the resistance value, The better the earthing system. In certain soil conditions, grounding resistance value is also influenced by the depth of planting electrodes. The measurement results one ground rod resistance value with each length of 1.5 m and 2 m, diameter 0.045 m, respectively depth of 3 m and 3.25 m in Building Engineering Laboratory of the University of Borneo Tarakan successively obtained values of R (earthing) amounted to 12.76 Ω and 12 Ω while the calculation, the value of R (earthing) of 12.85 and 12.10 Ω Ω with the average value of muddy clay resistivity (ρ) of 38.58 Ω-m and 38.84 Ω-m. The installation of a ground rod 1,5m  of minimum 3 pieces in parallel has an R (earthing) value of 4.28 Ω complied with General Term Electrical Installation (PUIL 2000) ≤ 5 Ω and minimum installation distance between electrodes of 2 (two) times in length.Keywords : single rod electrodes, resistivity, earthing resistance.Abstrak - Sistem pembumian yang kurang baik dapat menyebabkan kerusakan pada peralatan listrik. Resiko yang ditimbulkan adalah arus lebih tidak dapat disalurkan secara maksimal kembali ke bumi. Semakin kecil nilai tahanan pembumian maka semakin baik sistem pembumiannya. Pada kondisi tanah tertentu, nilai tahanan pembumian juga dipengaruhi oleh kedalaman penanaman elektroda.  Hasil pengukuran nilai tahanan pembumian elektroda pasak tunggal dengan panjang masing-masing 1,5 m dan 2 m, diameter 0,045 m, masing-masing kedalaman 3 m dan 3,25 m pada Gedung Laboratorium Teknik Universitas Borneo Tarakan berturut-turut diperoleh nilai R(pembumian) sebesar 12,76 Ω dan 12 Ω sedangkan hasil perhitungan diperoleh nilai R(pembumian) sebesar 12,85 Ω dan 12,10 Ω dengan nilai rata-rata tahanan jenis tanah liat berlumpur (
Optimasi Penempatan Elektroda Batang Pada Jalan Ringroad Kota Tarakan Reza Rizki Setiawan; Achmad Budiman
INOVTEK - Seri Elektro Vol 3, No 1 (2021): INOVTEK Seri Elektro
Publisher : Politeknik Negeri Bengkalis

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35314/ise.v3i1.1453

Abstract

Sistem pentanahan (Earthing System) yang kurang baik dapat menyebabkan penurunan kualitas tenaga listrik. Dengan demikian fasilitas-fasilitas pendukung pada Jalan RingRoad Kota Tarakan seperti tiang listrik, lampu PJU, transformator stepdown maupun bangunan memiliki resiko besar mengalami kerusakan. Untuk melindungi dan mengurangi dampak kerusakan akibat gangguan secara mekanik maupun gangguan alam seperti sambaran petir maka dipasang sistem pengaman. Sistem pengaman itu salah satunya adalah sistem pentanahan.Penelitian ini bertujuan untuk menentukan dan menganalisa penempatan elektroda batang pada Jalan RingRoad Kota Tarakan. Dengan melalukan pengukuran di 5 titik, masing-masing titik berjarak kurang lebih 100 meter. Langkah pertama mengukur resistansi pentanahan menggunakan alat Digital Earth Tester dengan simulasi kedalaman tanah 1, 2, dan 3 meter. Dan mengetahui kadar air tanah, dengan melaukakan penelitian di Laboratorium. Kemudian langkah berikutnya adalah menghitung nilai tahanan jenis tanah berdasarkan hasil pengukuran nilai resistansi pentanahan.Hasil penelitian optimasi penempatan elektroda batang pada Jalan Ringroad Kota Tarakan  di 5 titik pengujian dengan menggunakan batang elektroda sepanjang 4 meter dengan diamater 0,015 meter (1,5 cm) semuanya memiliki nilai Resistansi pentanahan dibawah 5 Ω, sesuai dengan Persyaratan Umum Instalasi Listirk (PUIL 2000:68).
PERENCANAAN PENYEDIAAN DAYA LISTRIK BERBASIS TENAGA SURYA UNTUK PENERANGAN JALAN UMUM DI KAMPUS UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN Ashariansyah Ashariansyah; Achmad Budiman
Elektrika Borneo Vol 4, No 2 (2018): Elektrika Borneo Edisi Oktober
Publisher : Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Borneo Tarakan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (950.15 KB) | DOI: 10.35334/jeb.v4i2.1289

Abstract

Lampu penerangan jalan tenaga matahari berbasis LED jenis hi- power yang sangat terang, hemat energi dan tahan lama menggunakan panel surya/solar cell sebagai sumber yang berfungsi menerima sinar matahari yang kemudian diubah menjadi listrik melalui proses photovoltaic. Tulisan ini membahas tentang perencanaan penerangan jalan umum berbasis tenaga surya yang akan di tempatkan di kampus UBT. Untuk perencanaannya memerlukan komponen panel surya yang di antaranya adalah Panel Surya, Modul Surya, Baterai, Baterai Charger, Controller, Inverter, Lampu LED Dan UV LIGHT METER. Penelitian ini mengenai kajian pembangunan PLTS sebagai cadangan daya listrik di daerah Kampus universitas Borneo Tarakan. Hasil yang di peroleh dalam perencanaan Penerangan jalan umum yaitu pengukuran cahaya matahari selama satu minggu. nilai rata-rata pengukuran terbesar sekitar 722 W/m2 dan pengukuran terkecil adalah 678 W/m2. dan menggunakan komponen perangkat pendukung yaitu Modul 200 Wp sebanyak 75 panel surya , beban lampu led sebesar 40 Watt dengan total 103 lampu memiliki total beban led 4.120 Watt , Baterai 100 Ah sebanyak 108 unit dan Regulator baterai sebesar 223,17 A serta inverter yang di gunakan yaitu 7.000 W. 
ANALISA BEBAN TRANSFORMATOR DISTRIBUSI 3 FASA PADA PENYULANG 1 PT. PLN (PERSERO) ULK TARAKAN Achmad Budiman; Andi Munair
Elektrika Borneo Vol 4, No 2 (2018): Elektrika Borneo Edisi Oktober
Publisher : Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Borneo Tarakan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1055.88 KB) | DOI: 10.35334/jeb.v4i2.1292

Abstract

Transformator merupakan salah satu perangkat listrik yang berperan penting dalam pendistribusian energi listrik ke pelanggan. Dalam pendistribusian energi listrik ke pelanggan, terkadang tidak semua energi yang dibangkitkan sampai ke pelanggan karena adanya rugi-rugi yang terjadi pada transformator. Pada penelitian ini penulis melakukan analisa yang terfokus di transformator distribusi 3 fasa pada penyulang 1 yang terdapat di PT. PLN (Persero) ULK Tarakan untuk mengetahui pengaruh ketidakseimbangan beban transfomator distribusi 3 fasa terhadap arus, rugi-rugi daya dan efisiensi transformator. Dari hasil perhitungan analisa data bahwa dari ke-38 transformator yang dapat dikatakan seimbang yang masih memenuhi syarat standar IEEE ada 19 transformator untuk pagi harinya dan 12 transformator untuk malam harinya. Sedangkan yang dapat dikatakan tidak seimbang yang sudah tidak memenuhi standar IEEE ada 19 transformator untuk pagi harinya dan ada 26 transformator untuk malam harinya. Efisiensi akan semakin besar apabila daya masuk dan daya keluar tidak mempunyai selisih yang besar atau efisiensi akan besar apabila rugi-rugi (losses) daya semakin kecil namun sebaliknya. Rugi-rugi (losses) daya akibat arus netral yang mengalir pada penghantar netral dapat dikurangi bila luas penampang di perbesar, namun diperlukan biaya yang besar
Studi Kapasitas Hubung Singkat Satu Fasa Ke Tanah Pada Penyulang 5 PT PLN (Persero) UP3 Tarakan Ardi Setyo Purnomo; Achmad Budiman
Elektrika Borneo Vol 7, No 1 (2021): Elektrika Borneo Edisi April
Publisher : Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Borneo Tarakan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35334/jeb.v7i1.2110

Abstract

This study uses the etap 12.6.0 application to simulate the power flow using the Newton Rapshon method and uses the impedance method to determine the single-phase short circuit current to the ground in the 5 feeder. 1820 A, on the out going village 4 side, the largest disturbance current value is obtained on bus 112 of 2008 A, and on the out going charity side, the largest disturbance current value on bus 10 is 1734 A. out going results in feeders 5 of 0.330 MVA, out going for charity is 0.322 MVA and out going in village 4 is 0.347 MVA, at capacity of circuit breakers, results in feeders 5 are 0.24 MVA and out going charity is 0.213 The MVA and in out going village 4 were 0.213 MVA, the results exceeded the capacity of the existing circuit breakers, so what? if there is a single phase fault to ground in feeder 5 it will result in damage to the circuit breaker installed.
P Pelatihan Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Microsoft Visio Drawing Sebagai Upaya Meningkatkan Kreatifitas Dan Ketrampilan Peserta Didik Di Kota Tarakan: - Ismit Mado; Asep Mahmudin; Bahar Mahmud; Ruslim Ruslim; Achmad Budiman
J-Dinamika : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 6 No 2 (2021): December
Publisher : Politeknik Negeri Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25047/j-dinamika.v6i2.2553

Abstract

Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan kreatifitas dan ketrampilan pelbagai jenis diagram, mulai dari diagram sederhana hingga diagram jaringan dan tampilan teks biasa, sampai ke bentuk flowchart. Sasaran pengabdian adalah peserta didik SMA IT Ulul Albab Boarding School Kota Tarakan dan mahasiswa Teknik Elektro Universitas Borneo Tarakan. Kegiatan pengabdian dilaksanakan dengan metode ceramah dan tutorial cara menggunakan program Microsoft Visio disertai contoh. Setelah mengikuti kegiatan ini, peserta memperoleh tambahan wawasan pengetahuan tentang media pembelajaran, khususnya dalam pembuatan diagram dan flowchart dalam menunjang tugas dan laporan. Teknik analisa data yang digunakan untuk mengukur keberhasilan pelatihan ini adalah analisis deskriptif kuantitatif yaitu dengan menganalisis angket yang disebarkan ke peserta setelah dilaksanakan pelatihan. Hasil kegiatan pengabdian menunjukkan keberhasilan dengan indikator kelayakan. Pada aspek kemanfaatan diperoleh pencapaian kegiatan sebesar 79,17 persen, aspek kemanfaatan materi sebesar 81,25 persen, dan aspek keberhasilan pemaparan materi yang diberikan instruktur agar mudah dipahami sebesar 79,17 persen. Hasil uji data secara keseluruhan diperoleh sebesar 79,86 persen yang berarti kegiatan ini layak dilaksanakan dengan rutin untuk materi yang berbeda baik bagi pelajar.