Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Together with Farmers, Exploring Adaptive and Economically Valued VegetationPost-Eruption of Mount Semeru: Bersama Petani Menggali Vegetasi Adaptif dan Bernilai Ekonomi Pasca ErupsiGunungSemeru Kurniawan Sigit Wicaksono; Ustiatik, Reni; Sri Rahayu Utami; Zaenal Kusuma; Mochtar Lutfi Rayes; Istika Nita
Dinamisia : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 7 No. 6 (2023): Dinamisia: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Universitas Lancang Kuning

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31849/dinamisia.v7i6.14655

Abstract

Mount Semeru eruption in 2020 and 2021 damaged 851 ha of productive land. Restoration of the affected lands requires information such as wide area, distribution, and eruption material characteristics. This community service aimed to provide a database as an overview of pyroclastic materials characteristics and elucidate potential-and-adaptive plants and microbes on post-Mt. Semeru eruptions. The volcanic ash contains significant elements (Al, Si, K, Ca, Ti, and Fe) and minor elements (V, Cr, Mn, Cu, Zn, Sr, Ba, Eu, and Re). Some of the plants that have survived post-eruption are annual shrubs and herbaceous plants such as grasses, so these plants can be used to restore the affected lands fertility after the Mt Semeru eruption. Based on economic evaluation and conditions in the field, the recommended adaptive plants are Pennisetum puparium and Musa paradisiaca. Both plants provide economic benefits for animal feed and farmers' income during post-eruption land recovery.
Analysis of Technical Efficiency of Milkfish Pond Farming in Sedari Village, Cibuaya District, Karawang Regency Sri Rahayu Utami; Mohamad Sam’un; Yeni Sari Wulandari
Grouper Vol. 15 No. 2 (2024): Grouper : Jurnal Ilmiah Perikanan
Publisher : Universitas Islam Lamongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30736/grouper.v15i2.236

Abstract

Milkfish is one of the leading aquaculture commodities which has high consumption value in Indonesia. The implementation of milkfish pond cultivation in Sedari Village, Cibuaya District is still not optimal because it is constrained by limited fertilizer provided by agricultural kiosks. The aim of this research is to identify the influence of production factors on production and to analyze the level of technical efficiency. The data analysis method used is the Stochastic Frontier production function. The research results show that the production factors that have a real and significant influence are pond area, seeds and labor. Meanwhile, the variables fertilizer, feed, pesticide, water pump and technology dummy did not have a significant effect on milkfish production in Sedari Village. Milkfish farming in Sedari Village is technically efficient because the average technical efficiency value is 0.84 with the highest efficiency level being 0.95 and the lowest efficiency level being 0.10.
Development of Conservation Agriculture on Sloping Land for Potato Commodities in Wonokitri Village, Pasuruan, East Java: Pengembangan Pertanian Konservasi Pada Lahan Berlereng Untuk Komoditas Kentang di Desa Wonokitri, Pasuruan, Jawa Timur Istika Nita; Muhamad Taufiq Hidayat; Awang Satya Kusuma; Kurniawan Sigit Wicaksono; Lenny Sri Nopriani; Reni Ustiatik; Sativandi Riza; Sri Rahayu Utami; Syamsu Ridzal Indra Hadi; Anggraini Aurina Putri; Aksha Karunia Satria
Dinamisia : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 8 No. 3 (2024): Dinamisia: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Universitas Lancang Kuning

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31849/dinamisia.v8i3.19815

Abstract

Sistem pertanian pada dataran tinggi mempunyai keunikan dan tantangan tersendiri, termasuk kawasan pertanian di Desa Wonokitri, Pasuruan, Jawa Timur. Kesesuain lahan untuk budidaya komoditas hortikultura menyebabkan praktek pertanian yang digunakan termasuk intensif melalui pengolahan tanah, pola tanam, penggunaan pupuk hingga pengendalian hama penyakit. Komoditas utama pada lahan ini adalah kentang, selain syarat tumbuh terpenuhi juga dikarenakan nilai jual kentang yang tinggi. Namun, yang menjadi tantangan adalah praktek penanaman dilakukan pada lahan berlereng dan tidak disertai dengan penerapan tindakan konservasi. Kegiatan pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk mengembangkan pertanian koservasi yang berbasis kearifan lokal pada lahan berlereng di Desa Wonokitri, Pasuruan, Jawa Timur. Metode yang digunakan mencakup observasi lapangan, analisis tanah, dan Focus Group Discussion (FGD) dengan petani setempat. Sifat tanah di lahan pertanian wonokitri termasuk dalam tekstur lempung berdebu, berat isi tanah 0,62 g cm-3, porositas tinggi (> 50%), permeabilitas cepat (>12,7 cm jam-1) dan kemantapan agregat sangat stabil sekali (>2 mm), sehingga secara fisik sangat baik dalam menopang pertumbuhan tanaman kentang. Namun, sistem pertanian berlerang tanpa konservasi yang dilakukan sangat berpotensi menurunkan produktivitas lahan di masa mendatang. Oleh sebab itu, berdasarkan kondisi aktual lahan, kesesuaian tanaman dan sosial ekonomi dirumuskan tindakan konservasi yang dapat diterima yakni dengan penanaman pada bedengan searah lereng yang dilengkapi dengan saluran pengelak dan saluran pembuangan air (SPA) serta bak penampung untuk menangkap limpasan permukaan dan sedimen. Pada setiap petak lahan ditanami tanaman penguat guna meningkatkan kestabilan lereng dan perlindungan lahan. Program ini menunjukkan potensi besar dalam meningkatkan kesadaran dan penerapan konservasi tanah oleh petani setempat